Arvid Carlsson

dokter asal Swedia

Arvid Carlsson (25 Januari 1923 – 29 Juni 2018) ialah seorang ilmuwan Swedia yang terkenal akan karyanya berupa neurotransmiter dopamin dan efeknya pada penyakit Parkinson. Carlsson memenangkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2000 bersama dengan Eric Kandel dan Paul Greengard.

Arvid Carlsson
Carlsson pada tahun 2011
Lahir(1923-01-25)25 Januari 1923
Uppsala, Swedia
Meninggal29 Juni 2018(2018-06-29) (umur 95)
Göteborg, Swedia
KebangsaanSwedia
AlmamaterUniversitas Lund
Dikenal atasDopamin
PenghargaanPenghargaan Wolf dalam bidang kedokteran (1979)
Penghargaan Jepang (1994)[1]
Penghargaan Internasional Feltrinelli (1999)
Nobel Fisiologi atau Kedokteran (2000)
Karier ilmiah
InstitusiUniversitas Gothenburg

Carlsson lahir di Uppsala, Swedia, anak Gottfrid Carlsson, sejarawan yang kemudian menjadi profesor di Universitas Lund, di mana Arvid Carlsson memulai pendidikan kedokterannya pada tahun 1941. Pada tahun 1944 ia memulai tugas memeriksa tahanan di kamp konsentrasi Nazi, yang telah diatur oleh Folke Bernadotte, anggota keluarga kerajaan Swedia, untuk dibawa ke Swedia. Meskipun Swedia netral selama Perang Dunia II, pendidikan Carlsson terputus oleh beberapa tahun dinas di Angkatan Darat Swedia. Pada tahun 1951, ia menerima gelar M.L. (setara M.D.) dan M.D. (sama dengan Ph.D.). Kemudian ia menjadi profesor di Lunds universitet. Pada tahun 1959 ia menjadi guru besar di Universitas Göteborg.

Pada tahun 1957, Carlsson menunjukkan bahwa dopamin ialah neurotransmiter di otak dan tak hanya prekursor norepinefrin, seperti yang dipercaya sebelumnya.[2][3] Ia mengembangkan pengukuran jumlah dopamin di jaringan otak dan menemukan bahwa kadar dopamin di ganglia basalis, daerah otak yang penting untuk gerakan, amat tinggi. Kemudian Carlsson menunjukkan bahwa pemberian obat reserpin pada hewan menyebabkan penurunan kadar dopamin dan hilangnya kendali gearakan. Efek tersebut mirip dengan gejala penyakit Parkinson. Dengan pemberian L-Dopa pada hewan tersebut, yang merupakan prekursor dopamin, ia bisa mengurangi gejala itu. Penemuan itu mendorong dokter lain mencoba menggunakan L-Dopa pada pasien penyakit Parkinson, dan menemukannya mengurangi beberapa gejala di awal penyakit. L-Dopa masih menjadi dasar bagi penanganan penyakit Parkinson.

Rujukan

sunting
  1. ^ Laureates of the Japan Prize. Japan Prize
  2. ^ Arvid Carlsson, Margit Lindqvist, Tor Magnusson (1957). "3,4-Dihydroxyphenylalanine and 5-hydroxytryptophan as reserpine antagonists". Nature. 180 (4596): 1200. doi:10.1038/1801200a0. PMID 13483658. 
  3. ^ Abbott A (2007). "Neuroscience: the molecular wake-up call". Nature. 447 (7143): 368–70. doi:10.1038/447368a. PMID 17522649. free full text
  • Les Prix Nobel. 2001. The Nobel Prizes 2000, Editor Tore Frängsmyr, Nobel Foundation: Stockholm.

Pranala luar

sunting