Aqualung

Aqualung (disebut juga botol udara)[1] adalah alat yang berbentuk tabung terbuat dari baja atau alumunium bertekanan tinggi untuk menampung oksigen yang digunakan untuk menyuplai oksigen pada penyelam.
(Dialihkan dari Aqua-lung)

Aqualung (disebut juga botol udara,[1] tangki oksigen[2]) adalah alat yang berbentuk tabung terbuat dari baja atau aluminium bertekanan tinggi untuk menampung oksigen yang digunakan untuk membantu pernafasan pada saat menyelam,[3] biasanya dikenakan di punggung penyelam dengan sebuah selang yang menyalurkan udara dari tabung ke mulut.[4] Aqualung merupakan salah satu dari anggota peralatan selam (dalam bahasa Inggris disebut "SCUBA", kepanjangan dari Self-Contained Underwater Breathing Apparatus dapat diartikan seperangkat alat bernafas di bawah air).[2]

Sejarah sunting

Menyelam sunting

Tidak dapat diketahui secara pasti manusia pertama yang melakukan penyelaman, namun terdapat sumber yang mengatakan pada 415 SM para penyelam Yunani menghancurkan Dermaga bekas di Sirakusa.[1] Tahun 1837 Augustus Siebes menciptakan pakaian selam dengan sistem saluran udara di permukaan yang dikenal sebagai ASK (Alat Selam Klasik).[1] Tahun 1959 Jacques Cousteau melaksanakan petualangan bawah air dengan kapal Calypso.[1]

Penemu sunting

 
Jacques-Yves Cousteau adalah tokoh pembuat aqualung.

Aqualung ditemukan pada tahun 1943 oleh Cousteau (nama lengkap: Jacques-Yves Cousteau) dan insinyur mesin bernama Emile Gagnan.[3] Alat ini telah melalui percobaan di laut Mediterania pada kedalaman 210 kaki oleh Cousteau, Philippe Tailliez, dan Frederik Dumas.[3] Cousteau merupakan tokoh yang paling berperan dalam pembuatan aqualung.[3] Ia lahir di St. Andre de Cubzac, Prancis, 11 Juni 1910.[5] Sejak kecil ia telah memiliki minat pada dunia laut dan mesin, kedua minatnya itu mengantarkannya pada berbagai karya, di antaranya aqualung dan beberapa film dokumenter mengenai dunia bawah laut.[5] Pada tahun 1974, Cousteau mendirikan organisasi The Cousteau Society.[5] Organisasi ini bergerak di bidang pemeliharaan dan perlindungan dunia bawah laut.[5] Berkat usahanya itu, pada tahun 1985 ia mendapatkan penghargaan Medali Perdamaian dari Presiden AS, Ronald Reagan.[5] Di sela-sela waktunya, Cousteau juga aktif menulis berbagai buku, di antara buku-buku hasil karyanya adalah "The Living Sea" (1963), "Dolphins" (1975), dan "Jacques Cousteau: The Ocean World" (1985).[5] Cousteau meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 1997.[5] Dunia mengenangnya sebagai pelopor pembuat aqualung dan pembuatan film dokumenter pemandangan bawah laut.[5]

Bahan dan Pembuatan sunting

Aqualung dirancang khusus dari baja ukuran: 38;50;71,2 cuft atau alluminium alloys ukuran 38;50;71,2;80 dan 100 cuft, sehingga mampu menampung udara bertekanan tinggi.[2] Kemudian diisi oksigen yang telah melalui penyaringan (bukan oksigen murni).[2] Ukuran tabung beragam, disesuaikan dengan panjang tubuh penyelam.[2] Tabung yang terbuat dari baja biasanya di-galvanisasi untuk menghindarkan karat, kemudian diberi lapisan vinyl atau diwarnai dengan cat.[2] Sedangkan tabung yang terbuat dari aluminium tidak memerlukan proses galvanisasi, karena aluminium adalah bahan anti-karat (dilindungi oksida aluminium itu sendiri).[2]

Cara Kerja sunting

Aqualung biasanya diisi oksigen 20% dan 79% nitrogen sama halnya dengan komposisi udara di Bumi.[2] Komposisi ini dibuat agar penyelam (divers) tidak keracunan oksigen, mengingat kelarutan oksigen yang terlalu banyak akan meningkat seiring kedalaman air.[2] Sedangkan oksigen yang terlalu banyak dihirup dapat merusak sistem saraf manusia.[2] Adapun nitrogen berfungsi sebagai udara yang dihirup oleh penyelam, namun tidak untuk ditampung dalam tubuh, melainkan dikeluarkan kembali.[2] Ketika menyelam, tekanan pada tubuh semakin besar sesuai kedalaman.[2] Pada kedalaman lebih dari 30 meter, nitrogen dalam regulator akan mudah larut dalam darah, sebagaimana hukum Dalton, "Jumlah tekanan pada zat gas sama dengan tekanan pada zat cair".[2] Seiring bertambahnya kedalaman, semakin banyak tekanan nitrogen pada darah.[2] Nitrogen yang berfungsi sebagai udara sementara tersebut dapat meracuni darah apabila dibiarkan semakin lama, sehingga harus dikeluarkan kembali dari aliran darah dengan cara berhenti sejenak pada kedalaman tertentu (teknik ini disebut safety stop).[2] Ketika safety stop, tubuh diapungkan dengan jaket apung selam (jaket ini disebut dengan Buoyancy Control Device atau BCD), maka tekanan akan berubah seiring kedalaman yang berkurang.[2] Pada tekanan yang rendah, nitrogen perlahan akan dikeluarkan dalam darah hingga kembali normal saat mencapai permukaan air.[2] Oleh karena itu, perlu mengetahui cara mengatur kecepatan renang menuju permukaan air.[2]

Rujukan sunting

  1. ^ a b c d Organisasi Coremap. "Menyelam" Diarsipkan 2013-12-28 di Wayback Machine.. Hlm 10.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Situs The-Blues. "Mengenal Tangki Oksigen Scuba Diving" Diarsipkan 2014-04-18 di Wayback Machine.. Diakses 17 April 2014.
  3. ^ a b c d Ayu Rini. "Ensiklopedi: Sejarah Tokoh-tokoh dan Penemu Dunia". Yogyakarta: Pinus Book Publisher. 2007. Hlm 11.
  4. ^ Margarette Lincoln dan Kandi Sekarwulan. "Penjelajah". Jakarta: PT Penerbit Erlangga. 2005. Hlm 29.
  5. ^ a b c d e f g h Badiatul Muchlisin Asti dan Junaidi Abdul Munif. "105 Tokoh Penemu dan Perintis Dunia". Yogyakarta: Penerbit Narasi. 2009. Hlm 147-149