Aoi Matsuri

Matsuri tahunan di Kyoto, Jepang

Aoi Matsuri (葵祭) adalah matsuri yang dilangsungkan setahun sekali pada bulan Mei di Kyoto, Jepang. Puncak perayaan adalah prosesi Rotō no gi (upacara di jalan) yang berlangsung 15 Mei di dalam kota Kyoto. Aoi Matsuri adalah salah satu dari tiga perayaan terbesar di Kyoto bersama-sama dengan Gion Matsuri dan Jidai Matsuri.

Saiō-dai sedang diusung dalam prosesi Rotō no gi

Prosesi Rotō no gi merupakan rekonstruksi dari iring-iringan pejabat istana yang menuju Kuil Shimogamo dan Kuil Kamigamo untuk membawa pesan dan persembahan dari kaisar. Pria dan wanita peserta prosesi mengenakan pakaian berwarna-warni seperti dikenakan kalangan bangsawan Jepang di zaman Heian. Wanita dan anak-anak peserta iring-iringan memakai rias wajah yang tebal seperti tata rias panggung.

Perayaan ini disebut Aoi Matsuri karena daun tanaman Asarum caulescens (bahasa Jepang: Futaba Aoi) dijadikan hiasan selama perayaan, termasuk hiasan pada tutup kepala dan atap tandu. Aoi Matsuri sudah dicatat dalam literatur Jepang sebelum abad pertengahan. Dalam cerita Hikayat Genji dikisahkan tentang istri Hikaru Genji, Aoi no Ue yang datang terlambat lalu berebut tempat dengan Rokujō no Miyasundokoro (kekasih suaminya) untuk dapat melihat prosesi.

Sejarah

sunting

Pada masa pemerintahan Kaisar Kimmei (540-571) terjadi kegagalan panen akibat cuaca buruk berkepanjangan. Rakyat dilanda wabah penyakit dan kelaparan, sehingga kaisar mengirim utusan ke Kuil Kamo untuk menyampaikan pesan dan persembahan. Musibah berakhir dan pejabat istana secara tetap mengunjungi Kuil Kamo. Upacara diadakan di dua kuil Kamo sehingga disebut Kamo Matsuri.

Di pertengahan zaman Heian, bila hanya disebut "matsuri" maka yang dimaksudkan adalah Kamo Matsuri. Di zaman Kamakura dan Muromachi, prosesi tidak dilangsungkan akibat perang berkepanjangan. Perayaan dihidupkan kembali di Edo sekitar zaman Genroku. Ketika ibu kota dipindahkan ke Tokyo pada tahun 1869, prosesi Aoi Matsuri juga tidak dilangsungkan.[1]

Aoi Matsuri kembali dilangsungkan di Kyoto pada tahun 1884 dengan maksud untuk menghidupkan kembali kota Kyoto. Selama Perang Dunia II, upacara Shatō no Gi tetap dilangsungkan, tapi tidak diadakan prosesi. Prosesi Aoi Matsuri kembali diadakan tahun 1953, dan diselenggarakan setiap tahun hingga sekarang.

Jadwal matsuri

sunting

Aoi Matsuri dilangsungkan dari awal Mei hingga puncak upacara berupa prosesi 15 Mei.

Awal upacara

sunting
  • Yabusame Shinji
Upacara di Kuil Shimogamo untuk mendoakan keselamatan selama perayaan berlangsung. Penunggang kuda dengan kostum prajurit zaman Heian mempertontonkan keterampilan memanah dari atas punggung kuda yang sedang berlari.
  • Saiō-dai Misogi Shinji
Wanita yang berperan sebagai Saiō-dai (bintang utama dalam prosesi) dan pengikutnya disucikan dalam upacara yang dilakukan secara bergantian setiap tahunnya di Kuil Kamigamo dan Kuil Shimogamo.
  • Busha Shinji
Upacara melepaskan anak panah untuk menghalau arwah jahat yang dilangsungkan di Kuil Shimogamo.
  • Kamo Kurabe Uma
Upacara memacu kuda sekencang-kencangnya di dalam lingkungan Kuil Kamigamo untuk memeriksa kondisi dan kesehatan kuda.
  • Mikage Matsuri
Upacara penyambutan kedatangan arwah suci di Kuil Shimogamo dari Kuil Mikage di Gunung Hiei . Tari dan musik tradisional dipersembahkan di hutan bernama Tadasu no Mori, Kuil Shimogamo.
  • Miare Shinji
Upacara tertutup yang dilangsungkan malam hari di Kuil Kamigamo. Tidak terbuka untuk umum.

Puncak upacara (15 Mei)

sunting
  • Prosesi Rotō no Gi
Prosesi dimulai dari Istana Kyoto (Kyoto Gosho) menuju Kuil Kamigamo dengan melewati Kuil Shimogamo. Puncak prosesi adalah barisan wanita pengiring bintang prosesi yang disebut Saiō-dai.
  • Shatō no Gi
Upacara pembacaan pesan dan penyerahan persembahan di Kuil Shimogamo dan Kuil Kamigamo.

Saiō-dai dan barisan wanita

sunting

Pada zaman Heian, bintang utama dalam prosesi adalah seorang wanita yang disebut Saiō (斎王). Peran Saiō dipercayakan kepada salah seorang putri Kaisar Saga yang diutus sebagai miko di Kuil Kamo. Di zaman sekarang, wanita yang memerankan Saiō disebut Saiō-dai (斎王代, wakil Saiō) karena dipilih dari rakyat biasa. Wanita yang dipilih sebagai Saiō-dai harus belum menikah dan berasal dari kota Kyoto.

Saiō-dai memakai rias wajah tebal dan gigi yang dihitamkan (Ohaguro). Jenis kimono yang dikenakan Saiō disebut Jūnihitoe (Karaginu Moshōzoku). Barisan wanita yang mengelilingi Saiō-dai selama iring-iringan terdiri dari anak perempuan yang disebut Menowarawa, dan wanita yang berperan sebagai penunggang kuda, pelayan wanita (Uneme), dan pegawai istana.

Referensi

sunting
  1. ^ "Aoi Matsuri Are Kore (葵祭あれこれ)". Diakses tanggal 15 Mei. 

Pranala luar

sunting
Tiga festival terbesar di Kyoto
Gion Matsuri (Juli) | Jidai Matsuri (Oktober)