Antony van Leeuwenhoek

ahli biologi asal Kerajaan Belanda
(Dialihkan dari Antonie van Leeuwenhoek)

Antonie Philips van Leeuwenhoek (24 Oktober 1632 – 26 Agustus 1723) adalah ilmuwan Belanda yang berasal dari Delft. Ia terlahir sebagai putra dari keluarga pembuat keranjang dan pembuat bir pada masa Republik Belanda. Selain sebagai ilmuwan, van Leeuwenhoek juga berkarier sebagai pegawai sipil di kota Delft dengan pekerjaan yang beragam. Ia pensiun sebagai pegawai negeri sipil pada 1699 dan mengabdikan sisa waktunya untuk ilmu pengetahuan. Ia juga tercatat sebagai anggota asing pertama dari Masyarakat Kerajaan London.

Antonie van Leeuwenhoek
Potret Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) karya Jan Verkolje
Lahir(1632-10-24)24 Oktober 1632
Delft, Belanda
Meninggal26 Agustus 1723(1723-08-26) (umur 90)
Delft, Belanda
Tempat tinggalBelanda
KebangsaanBelanda
KewarganegaraanBelanda
Dikenal atasMenemukan protozoa
Deskripsi sel darah merah pertama
Karier ilmiah
Bidangahli mikroskop dan biolog
Tanda tangan

Meski tak memiliki latar belakang pendidikan tinggi dalam bidang sains, Van Leeuwenhoek mengembangkan metode, eksperimen, dan peralatan untuk meneliti berbagai hal yang menarik minatnya. Ia sering kali dikenal sebagai penemu mikroskop, meski ia sebenarnya bukan orang pertama yang menggunakan mikroskop. Ia mengembangkan mikroskop buatan sendiri, yang sederhana tetapi punya kemampuan magnifikasi yang kuat, dan menemukan banyak mikroorganisme baru, termasuk sel, protista, jaringan hewan dan tumbuhan, bakteri, dan spermatozoa. Ia disebut sebagai "Bapak Mikrobiologi", dan dianggap sebagai mikrobiolog pertama atas kontribusinya terhadap bidang mikrobiologi. Ia adalah orang pertama yang mengamati dan mendeskripsikan protozoa, sehingga dikenal sebagai "Bapak Protozoologi". Ia juga dikenal sebagai "Bapak Protistologi", "Bapak Fikologi", "Bapak Bekteriologi", "Bapak Anatomi Mikroskopik Tanaman", dan "Bapak Ekologi Mikrobial". Ia juga mendapat gelar "Bapak Hematologi dan Serologi" berkait penelitiannya tentang sel darah merah yang mengembangkan observasi Harvey pada 1618 tentang sirkulasi kapiler dalam jaringan. Penelitian dan penemuannya membuka jalan bagi para ilmuwan untuk mengamati dan meneliti dunia mikroskopis.[1][2][3][4]

Kehidupan awal dan pendidikan

sunting

Antonie van Leeuwenhoek lahir di Delft, Republik Belanda pada 24 Oktober 1632, pada era keemasan Frederik Hendrik dari Belanda. Ayahnya, Philips Thonis Leeuwenhoek, berasal dari keluarga pembuat keranjang. Pada masa itu, keranjang anyaman adalah wadah penyimpanan utama untuk keramik dan barang-barang lainnya yang dijual ke seluruh dunia, sehingga permintaan untuk keranjang anyaman cukup konstan. Sementara ibunya, Margrietke Jacobs van den Berch, berasal dari keluarga kaya yang bekerja di bidang publik selama beberapa generasi.[1] Keluarga ibunya juga memiliki bisnis pembuatan bir, pembuatan kain, dan jual beli barang. Ayahnya meninggal dunia ketika ia berusia 5 tahun. Beberapa tahun kemudian, ibunya menikah lagi dengan Jacob Molyn, seorang seniman dan pelukis kota.[2][5]

Van Leeuwenhoek dikirim bersekolah di kota Warmond, di mana kemungkinan ia bersekolah di Sekolah Latin yang dijalankan oleh Cornelis Loverigh. Di sekolah ini van Leeuwenhoek mendapat pengetahuan membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Ia lalu tinggal bersama paman dari pihak ibunya, Cornelis Jacobz van den Berch, di Benthuizen. Di sinilah ia belajar kemampuan hukum dan bisnis seperti pencatatan dan akuntansi. Pada usia 16 tahun, van Leeuwenhoek tinggal bersama pamannya yang lain, Pieter Mauritz, suami bibi dari pihak ibunya.[2][5]

Beberapa penulis seperti John Corliss dan Clifford Dobbell menganggap van Leeuwenhoek berpendidikan rendah dan tidak bisa bahasa asing selain bahasa Belanda.[5] Ia belajar otodidak, sebagian besar pengetahuannya ia peroleh dari diskusi bersama teman-temannya.[6] Meski demikian, Lesley Robertson dan Douglas Anderson berargumen bahwa van Leeuwenhoek memiliki pendidikan yang sesuai dengan kelas menengah pada saat itu yang bukan berasal dari keluarga akademisi. Ia juga mampu membaca dalam bahasa Inggris dan bahasa Latin, meski tidak diketahui bagaimana kemampuannya berbicara asing.[1][2]

Kehidupan pribadi

sunting

Antonie van Leuweenhoek menikah dua kali. Pernikahan pertama dengan Barbara de Mey (1629-1666), anak dari pedagang kain keturunan Flandria. Lima orang anak mereka tercatat di gereja, tetapi hanya satu anak, Maria (1656-1745) yang bertahan hidup hingga dewasa. Barbara meninggal dunia 3 minggu setelah anak terakhir mereka lahir mati. Van Leeuwenhoek menikah kedua kalinya dengan Cornelia Swalmius (1635-1694) dan memiliki satu orang anak yang juga meninggal di usia muda. Anak satu-satunya yang hidup hingga dewasa, Maria, menjadi pengurus rumah tangga van Leeuwenhoek setelah kematian Cornelia.[2][6]

Karier

sunting

Karier di Dewan Kota

sunting

Pada 1648, Leeuwenhoek bekerja sebagai akuntan di toko kain di Amsterdam. Sekitar 1654, pada usia 22 tahun, ia kembali ke Delft, menikah dan tinggal di kampung halamannya sampai akhir hayatnya. Ia merintis bisnis toko kain di Delft yang kemungkinan dibantu istri pertamanya, Barbara, yang memiliki latar belakang pedagang kain. Pada 1660, ia memulai kariernya sebagai pegawai negeri sipil di kota Delft. Awalnya, ia bekerja sebagai bendahara dan pegawai di pengadilan kota. Sejak 1666 hingga 1711 ia bekerja sebagai supervisor distrik di Delft. Ia juga bekerja sebagai penguji anggur, menguji semua anggur dan minuman beralkohol yang masuk ke Delft.[1][2][4] Sejak 1669 ia juga bertugas sebagai surveyor, salah satu tugasnya adalah mengukur tinggi menara Gereja Baru. Ia juga bekerja sebagai kurator di Dewan Kota, di mana salah satu tugasnya adalah menjadi wali untuk mengurus warisan pelukis Belanda terkenal, Jan Vermeer, yang meninggal dunia dalam keadaan bangkrut.[2][4][6]

Vermeer lahir di tahun yang sama dengan Leeuwenhoek dan diduga mereka punya hubungan pertemanan karena keluarga mereka diduga memiliki hubungan bisnis. Van Leeuwenhoek juga diduga berpose untuk dua lukisan karya Vermeer berjudul The Geographer dan The Astronomer. Hal ini telah menjadi topik perdebatan di kalangan sejarawan seni. Di satu sisi, sejarawan Arthur Wheelock Jr. berspekulasi Vermeer dan van Leeuwenhoek memiliki banyak persamaan dan kemungkinan mereka berdua mengenal satu sama lain cukup besar di kota kecil seperti Delft. Di sisi lain, sejarawan seni John Michael Montias, mengatakan tidak ada kemiripan di antara kedua lukisan Vermeer dengan lukisan potret van Leeuwenhoek yang dibuat Verkolje dan tidak ada bukti yang menunjukkan kedua orang tersebut memiliki hubungan dekat.[7]

Pada 1699, van Leeuwenhoek praktis pensiun dari pegawai negeri sipil. Namun, ia tetap menerima pensiun hingga akhir hayatnya. Kariernya cukup bervariasi sehingga ia dikenal luas oleh berbagai kalangan di kota Delft. Meski demikian, hanya sedikit catatan dan arsip dokumen yang menunjukkan karier profesional van Leeuwenhoek di kota Delft.[1]

Karier sebagai ilmuwan

sunting

Setidaknya sebelum tahun 1668, ia belajar banyak hal, termasuk bagaimana mengasah dan memasang lensa, membuat mikroskop sederhana, dan menggunakannya untuk meneliti organisme mikroskopis.[5][6] Leeuwenhoek tidak mendapat ketenaran hingga usia 40-an. Pada 1673, Dr Reinier de Graaf memperkenalkannya ke Masyarakat Kerajaan di London, Inggris. Sejak saat itu, ia menjadi koresponden yang rajin dan terhormat hingga meninggal dunia. Ia terpilih sebagai fellow Masyarakat Kerajaan pada 1690 yang mendorongnya untuk terus melakukan penelitian.[4]

Antony van Leeuwenhoek tidak memiliki pendidikan formal di bidang sains. Meski demikian, ia seringkali menjadi orang pertama yang menemukan, mengukur, dan mendeskripsikan mikroorganisme. Ia mempublikasikan penemuannya melalui surat-suratnya yang ia kirimkan ke Masyarakat Kerajaan maupun ia terbitkan sendiri. Kemampuan matematisnya membantunya dalam mengukur ukuran mikroorganisme yang ia lihat melalui mikroskopnya dengan cukup akurat. Pada masa keemasannya, Carolus Linnaeus, penemu sistem taksonomi, masih anak-anak, sehingga pada saat itu belum ada terminologi atau taksonomi bagi sebagian besar temuannya.[1] Ia bahkan tak menamai penemuannya dengan konsisten dan hanya menyebut mereka sebagai "teman kecil".[4]

Pengembangan mikroskop

sunting

Beberapa orang salah melabelinya sebagai penemu mikroskop. Ia tidak menemukan mikroskop karena pada dasarnya kaca pembesar yang menjadi cikal bakal mikroskop telah digunakan sejak 700 SM di Kekaisaran Asiria yang kemudian menyebar ke Mesir, Yunani, dan Babilonia.[2] Ketertarikan orang Eropa pada mikroskop mulai meningkat pada abad ke-16 dan ke-17 Masehi. Pada abad ke—17, terdapat dua jenis mikroskop, mikroskop "sederhana" atau "tunggal" yang hanya punya satu lensa dan mikroskop majemuk yang terdiri atas dua lensa atau lebih. Van Leeuwenhoek umumnya menggunakan mikroskop tunggal sepanjang hidupnya. Mikroskop tunggal lebih sulit dioperasikan, tetapi kualitas gambarnya lebih baik. Ia mendesain dan mengembangkan sendiri mikroskop yang ia gunakan untuk meneliti beragam organisme mikroskopik. Ia mengembangkan antara 350 hingga 500 lensa, tetapi hanya kurang dari 10 mikroskop yang bertahan hingga hari ini. Setelah kematian Van Leuweenhoek, sebagian besar mikroskopnya dijual atau dilelang.[1][5] Sebagian mikroskop yang masih bertahan disimpan di Royal Society London dan Museum Delft.

Mikroskop "standar" yang dikembangkan van Leeuwenhoek adalah mikroskop tunggal dengan lensa kecil yang dipasang di lubang antara dua pasang pelat logam datar, dengan pin terpasang untuk memasang sampel. Cahaya melewati sampel dan lensa menuju mata peneliti di sisi satunya. Van Leeuwenhoek terus memodifikasi lensa dan mikroskopnya untuk mengobservasi dengan lebih baik. Misalnya, ia memodifikasi mikroskop dengan memasang tabung kecil untuk mengamati sel darah merah yang melewati pembuluh kapiler di ekor ikan atau belut hidup. Untuk menggantikan pin sampel, ia memasang tabung berisi air tempat ikan atau belut dimasukkan menghadap ke bawah. Lensa dipasang pada pelat mikroskop yang diperkecil untuk bisa melihat sampel dari sisi pengamat. Ia juga membuat versi kedua dari mikroskop ini untuk memudahkan orang lain mengamatinya di mana ikan dibungkus dengan kain basah kemudian ditempelkan pada lempengan kaca. Lalu, pelat lensa mikroskop dipasang di sisi lain kaca. Mikroskop ini diberi nama aalkijker dalam bahasa Belanda yang berarti mikroskop belut.[1][2]

Selama hidupnya, van Leeuwenhoek tidak menjual atau memberikan mikroskopnya ke orang lain, sehingga orang-orang yang tertarik harus mendatanginya. Diperkirakan ratusan orang berkunjung ke rumah van Leeuwenhoek untuk melihat mikroskop ciptaannya dan mengamati langsung objek pengamatan dari mikroskopnya. Di antara orang-orang tersebut terdapat bangsawan kerajaan, antara lain Ratu Mary II dan Tsar Peter yang Agung. Selain itu, Richard Bradley, botanis dan salah satu orang yang meneliti teori kuman penyakit, dan Zacharias Conrad von Uffenbach, orang Jerman yang menghabiskan hidupnya untuk berkeliling melihat koleksi saintifik dan perpustakaan Eropa. Catatan perjalanan von Uffenbach yang diterbitkan setelah kematiannya mencakup gambar pertama mikroskop van Leeuwenhoek yang dipublikasikan. Meski demikian, van Leeuwenhoek juga mengungkapkan kekesalannya melalui surat-suratnya karena begitu banyak orang yang datang mengunjunginya sehingga ia tak punya cukup waktu untuk bekerja.[1][2]

Penemuan protozoa

sunting

Sekitar tahun 1673, Van Leeuwenhoek pertama kali melihat protozoa hidup. Di tahun berikutnya, ia mengobservasi dan meneliti berbagai spesies protozoa di air hujan, air sumur, air kanal, dalam cairan merica, jahe, pala, dan lain-lain. Banyak organisme yang ia deskripsikan (Vorticella, Stylonychia, Bodo) masih bisa dikenali dengan mudah oleh siapapun yang mengetahui protozoa hidup. Ia melihat, meski belum mengetahui, protozoa entozoik pertama. Pada 1681, ia menemukan protozoa parasitik pertama (Giardia) yang ditemukan di manusia.[4][6]

Penemuan bakteri

Pada 1675, ia menemukan dan mendeskripsikan beragam bakteria yang hidup di air, terutama yang berasal dari danau di Delft. Ia juga mendeskripsikan flagellata di bakteri.[4]

Penemuan spermatozoa

Ia menjadi orang pertama yang menemukan dan mendeskripsikan spermatozoa pada manusia dan hewan.[8] Ia mulai meneliti spermatozoa pada 1677 ketika mahasiswa Universitas Leiden, Johan Ham, datang membawa sampel mikroorganisme dari salah satu pasiennya yang telah berhubungan dengan "wanita jalang". Penelitiannya menunjukkan bahwa semua spesies jantan (termasuk dirinya) punya sel spermatozoa dan tidak ada hubungannya dengan penyakit.[2]

Peninggalan

sunting
  • Antony van Leeuwenhoek merupakan penulis yang produktif dan peneliti yang rajin mempublikasikan penemuaannya. Ada sekitar 200 surat yang ia kirimkan ke Masyarakat Kerajaan London. Surat-suratnya ditulis dalam ragam bahasa yang informal, kebanyakan berupa catatan penelitian di laboratorium dan penelitian lapangan, dan sebagian besar disertai ilustrasi.[1]
  • Observasi yang ia lakukan dapat diverifikasi dan divalidasi oleh orang lain, sebagai contoh Robert Hooke yang mereplikasi observasi mikroba pertama yang sistematik dan terkontrol yang disebutkan di surat tertanggal 9 Oktober 1676.[1] Hal ini menunjukkan ciri khas observasi ilmiah yang dapat diujicoba dan direplikasi oleh orang lain.
  • Ia merupakan salah satu ilmuwan pertama yang mengukur dan mengkuantifikasi temuannya, meski menggunakan alat ukur sederhana. Ia sering membandingkan ukuran mikroorganisme dengan benda-benda di sekitar, misalnya satu butir pasir atau sehelai rambut. Ian Davis telah meninjau ulang perhitungan van Leeuwenhoek dan angka-angkanya masih relevan hingga hari ini.[2]
  • Meski mikroskop peninggalannya hanya tersisa sedikit, tetapi mikroskop ini masih bisa digunakan seperti yang telah dibuktikan oleh Robertson.[2]

Budaya populer

sunting

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k Anderson, Douglas (2014-07). "Still going strong: Leeuwenhoek at eighty". Antonie van Leeuwenhoek (dalam bahasa Inggris). 106 (1): 3–26. doi:10.1007/s10482-014-0152-1. ISSN 0003-6072. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m Robertson, Lesley A. (2023-10-01). "Antoni van Leeuwenhoek 1723–2023: a review to commemorate Van Leeuwenhoek's death, 300 years ago". Antonie van Leeuwenhoek (dalam bahasa Inggris). 116 (10): 919–935. doi:10.1007/s10482-023-01859-4. ISSN 1572-9699. 
  3. ^ Corliss, John O. (2002-06-01). "A Salute to Antony van Leeuwenhoek of Delft, Most Versatile 17th Century Founding Father of Protistology". Protist. 153 (2): 177–190. doi:10.1078/1434-4610-00096. ISSN 1434-4610. 
  4. ^ a b c d e f g Corliss†, John O. (1975-02). "Three Centuries of Protozoology: A Brief Tribute to its Founding Father, A. van Leeuwenhoek of Delft*". The Journal of Protozoology (dalam bahasa Inggris). 22 (1): 3–7. doi:10.1111/j.1550-7408.1975.tb00934.x. 
  5. ^ a b c d e "Antony van Leeuwenhoek". ucmp.berkeley.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-10-16. Diakses tanggal 2023-10-07. 
  6. ^ a b c d e Dobell, Clifford (1923-09). "A Protozoological Bicentenary: Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) and Louis Joblot (1645–1723)". Parasitology (dalam bahasa Inggris). 15 (3): 308–319. doi:10.1017/S0031182000014797. ISSN 0031-1820. 
  7. ^ "Anthony van Leeuwenhoek and Johannes Vermeer". www.essentialvermeer.com. Diakses tanggal 2023-10-07. 
  8. ^ Hart, Michael H. (2016-01-14). 100 Tokoh Paling Berpengaruh: Dalam Sejarah. Banana Books. hlm. 241–. 

Pranala luar

sunting