Anodontia adalah suatu kelainan yang ditandai dengan tidak tumbuhnya sebagian atau seluruh gigi sejak lahir.[1][2][3] Anodontia terdiri atas anodontia total dan anodontia parsial.[1][3] Lebih lanjut, anodontia terbagi menjadi anodontia asli, pseudoanodontia, dan anodontia palsu.[1][3]

Gigi geraham, gigi yang pertumbuhannya paling terpengaruh oleh anodontia

Sebab sunting

Anodontia disebabkan oleh kelainan secara genetik yang umumnya diturunkan dari orang tua lewat gen dominan.[1][2][3] Selain itu, mutasi genetik juga dapat terjadi bila seseorang menderita displasia ektodermal, sindrom Down, sindrom Rieger, sindrom Book, sindrom Robinson, dan sindrom lainnya.[2][3] Faktor lain yang jarang terjadi namun dapat menyebabkan anodontia adalah radiasi x-ray pada bagian wajah anak-anak.[1] Radiasi sinar x-ray berpotensi merusak calon gigi atau menghentikan pertumbuhan gigi yang baru terjadi.[1]

Ciri-ciri sunting

Penderita anodontia total dapat ditandai dengan gigi-gigi yang tidak tumbuh sama sekali sejak lahir.[1][2][3] Jika ada gigi yang berhasil tumbuh, maka termasuk anodontia parsial dan biasanya memiliki banyak ruang antar gigi serta lokasi pertumbuhan gigi yang abnormal.[2] Pada anodontia parsial, gigi yang tidak tumbuh adalah gigi geraham atau gigi seri.[1][2][3]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h Rajendran, R.; Sivapathasundharam, B. . 2009 . Shafer’s Textbook of Oral Pathology, 6th Edition. Noida: Reed Elsevier India Private Limited . ISBN 978-81-312-1570-8
  2. ^ a b c d e f Laskaris, George . 2000 . Color Atlas of Oral Diseases in Children and Adolescents . New York: Georg Thieme Verlag . ISBN 0-86577-789-6
  3. ^ a b c d e f g Purkait, Swapan Kumar . 2011 . Essentials of Oral Pathology . New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers . ISBN 978-93-5025-214-7