Angin bintang adalah aliran gas, netral maupun bermuatan, dari bagian atas atmosfer bintang. Angin bintang memiliki perbedaan karakteristik dengan aliran bipolar yang lebih terkolimasi, meskipun angin bintang tidak selalu simetris sferis.

Bintang dengan kelas yang berbeda memiliki type angin yang berbeda pula. Bintang-bintang pasca-deret utama, yang sedang berada di penghujung hidupnya, sering kali melontarkan angin dengan kecepatan rendah (), tetapi dalam jumlah yang besar ( massa Matahari per tahun). Termasuk dalam jenis ini adalah bintang raksasa merah, maharaksasa merah, dan yang berada dalam cabang raksasa asimptotik. Angin bintang type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada debu-debu yang terkondensasi di atmosfer bagian atas bintang.

Bintang-bintang kelas G, seperti Matahari, memiliki angin yang di”tiup”kan oleh korona mereka yang termagnetisasi dan panas. Angin Matahari kebanyakan terdiri dari elektron dan proton berenergi tinggi (sekitar 1 keV) yang dapat lepas dari pengaruh gravitasi Matahari karena mendapatkan cukup energi kinetik dari tingginya temperatur korona.

Bintang-bintang masif berkelas O dan B, memiliki angin dengan laju kehilangan massa yang lebih rendah ( massa Matahari per tahun), tetapi memiliki kecepatan sangat tinggi (). Angin type ini di”tiup”kan oleh tekanan radiasi pada garis-garis serapan resonansi unsur-unsur berat seperti karbon dan nitrogen.[1] Angin berenergi tinggi seperti ini menghembuskan gelembung angin bintang.

Meskipun selama masa deret utama angin bintang tidak begitu memengaruhi evolusi bintang, namun pada masa pasca-deret utama, kehilangan massa melalui mekanisme angin bintang dapat menentukan nasib akhir sebuah bintang. Banyak bintang dengan massa menengah menempuh akhir hidup sebagai katai putih daripada meledak sebagai supernova hanya karena mereka kehilangan begitu banyak massa melalui mekanisme angin bintang.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Castor, J. (1975). "Radiation-driven winds in Of stars". Astrophys. J. 195: 157–174. doi:10.1086/153315.