Anekdot

sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya

Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya.[1] Anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan terhadap fenomena sosial. Sebuah anekdot merupakan sarana penyampaian pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial melalui kemasan cerita lucu namun sarat makna.[2] Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata namun, seiring berjalannya waktu modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tetapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya (Anekdot bersifat alami dan satir).

Etimologi

sunting

Kata anekdot dalam (Yunani: ἀνέκδοτον "tidak diterbitkan", secara harfiah "tidak dikeluarkan") berasal dari Procopius of Caesarea, penulis biografi dari Justinian I, yang membuat sebuah karya berjudul Ἀνέκδοτα (Aul nekdota, secara beragam diterjemahkan dengan Memoar yang tak diterbitkan atau Kisah Rahasia), yaitu sebuah koleksi kejadian-kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana Bizantin. Secara bertahap, makna anekdot dipakai[3] untuk setiap kisah singkat yang digunakan untuk menekankan atau mengilustrasikan apapun poin yang si penulis inginkan.[4]

Struktur

sunting

Struktur pada teks anekdot yaitu:[5]

  • Abstraksi, bagian awal paragraf yang memberi gambaran tentang cerita. Fungsinya adalah memberikan gambaran tentang isi teks. Secara umum, bagian ini menunjukkan hal unik, kejadian yang tidak lumrah, tidak biasa, aneh, atau berupa rangkuman atas apa yang akan diceritakan atau dipaparkan dalam teks.
  • Orientasi, bertujuan untuk menunjukkan latar belakang isi teks. Pada bagian ini, penulis bercerita secara detail, berupa pengenalan tokoh, waktu, dan tempat.
  • Krisis, mengandung kejadian, peristiwa, atau bagian terjadinya hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan.
  • Reaksi, bagian ini menunjukkan cara penulis menyelesaikan masalah atau langkah yang diambil untuk merespons masalah yang timbul pada bagian krisis.
  • Koda, memberi simpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Biasanya perubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita.[6][7]

Kualifikasi sebagai bukti

sunting

Bukti secara anekdot yaitu sebuah catatan tidak resmi dari bukti dalam bentuk sebuah anekdot. Istilah ini sering digunakan berlawanan dengan bukti ilmiah, sebagai bukti yang tidak dapat diinvestigasi menggunakan metode ilmiah. Permasalahan dalam berargumen berdasarkan bukti secara anekdot adalah bukti anekdot tidak lah harus khusus; hanya bukti secara statistik yang dapat menentukan kekhususan sesuatu. Penyalahgunaan bukti secara anekdot adalah sebuah kesalahan logika.

Bila digunakan dalam iklan atau promosi suatu produk, jasa, atau ide, bukti secara anekdot sering disebut dengan testimoni dan dilarang dalam beberapa yurisdiksi. [butuh rujukan] Istilah ini terkadang digunakan dalam konteks legal untuk menjelaskan beberapa bentuk kesaksian. Ahli Psikologi telah menemukan bahwa orang lebih memungkinkan mengingat contoh-contoh yang penting daripada contoh yang khusus.

Kaidah Kebahasaan

sunting

Teks anekdot memiliki ciri kebahasaan antara lain, pertama konjungsi temporal, menyatakan hubungan waktu. majas atau gaya bahasa. Kedua, Retoris yakni kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Ketiga, kata seru yaitu kata yang menyatakan perasaan seseorang. dan yang terakhir kalimat perintah, yaitu kalimat yang yang bermaksud menyuruh.[8]

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Cuddon, J. A. (1992). Penguin Dictionary of Literary Terms and Literary Theory, Third Ed. London: Penguin Books. hlm. 42. 
  2. ^ Endah Dyah Wardani, Rustono, Agus Nuryatin. "Analisis Teks Anekdot Bermuatan Karakter dan Kearifan Lokal sebagai Pengayaan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA". Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 6 (2): 69. ISSN 2252-6722. 
  3. ^ Kemunculan pertamanya dalam Inggris yaitu tahun 1676 (OED).
  4. ^ Ingat bahwa dalam konteks Estonian, Lithuanian, Bulgaria dan Humor Rusia anekdot mengacu kepada semua kisah lelucon singkat tanpa memerlukan asal mula kenyataan atau keadaan biografinya.
  5. ^ Team, TeknoBae com. "Pengertian Teks Anekdot, Struktur, Kaidah Kebahasaan dan Contoh Teks Anekdot". TeknoBae.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05. 
  6. ^ Rochanda Wiradinata, Neneng Titin, Ahmad Zuhri. "Struktur Teks Dan Unsur Konteks Anekdot Gus Dur Sebagai Alternatif Pemilihan Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMA". Tutur. 3 (2): 555. ISSN 2089-2616. 
  7. ^ Angelina Grin (2021). "How to Write an Anecdote and Win the Attention". Studybay.com. 
  8. ^ Mafrukhi, Mafrukhi (2021). Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas X. jakarta: Erlangga. hlm. 40. ISBN 978623266593 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).