Ambung adalah tempat untuk menyimpan berbagai jenis barang,peralatan makan,bahan makanan,buah buahan yang sering digunakan oleh orang Rimbo sejak zaman Belanda. Ambung terbuat dari anyaman rotan yang dibuat oleh orang Rimbo sendiri. Biasanya orang Rimbo memakai Ambung dengan cara meletakan tali ikatan ambung diatas kepala untuk memudahkan membawa hasil hutan, seharusnya ambung disandang dan diletakkan di punggung.Bahan dasar ambung adalah tumbuhan rotan sejenis keluarga Arecaceae dengan nama ilmiah Daemonorops sp. atau bahasa lokalnya disebut rotan jernang yang digunakan mewarnai Ambung.Daemonorops sp2 atau dalam bahasa lokal rotan sego putih,Korthalsia sp atau dalam bahasa lokal rotan siuh.Cara membuat Ambung diawali dengan dengan mendapatkan rotan dari hutan,selanjutnya rotan dibersihkan dan diambil dan dibelah dan dijemur sesuai ukuran. Selanjutnya rotan tersebut dibuat menyilang seperti huruf x sebagai bahan penguat dasar ambung yang berada di sisi bawah ambung,selanjutnya rotan mulai dijalin dan dianyam sampai pada tahap bentuk yang diinginkan. Rotan yang digunakan untuk menyambung Ambung menggunakan rotan yang halus biasanya disebut dengan rotan soni,sedangkan untuk ambung menggunakan rotan gelang,rotan putih dan rotan penyiang.[1]

Referensi sunting

  1. ^ "Ambung". Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Kemdikbud. Diakses tanggal 16 Maret 2019.