Ambivalensi merupakan keadaan perasaan yang terjadi secara bersamaan yakni, antara perasaan yang bertentangan terhadap seseorang.[1] Ambivalensi dialami dan dirasakan secara psikologis oleh seseorang dengan perasaan yang tidak menyenangkan ketika aspek-aspek positif dan negatif hadir di dalam pikiran seseorang di waktu yang sama.[1] Kondisi ini dapat mengakibatkan penundaan atau untuk membicarakan upaya untuk mengatasi ambivalensi yang dialami.[1] Ambivalensi dalam psikologi ini, lebih memperlihatkan ciri dari tingkat mental seseorang, andaikan seseorang memiliki ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu barang, maka akan mudah sekali menjadi cemas dan menjadi panik terhadap barang itu.[1] Atau seseorang yang memiliki harapan yang terlalu tinggi, tetapi tidak menyadari kenyataan hidup, bisa menimbulkan ambisi yang berlebihan ataupun bisa menjadi orang yang berhayal tinggi.[1] Di dalam ambivalensi kejiwaan manusia, terdapat rasa takut disalahsatu sisi jiwanya.[2] Dan di sisi yang lainnya terdapat rasa harap.[2] Ketakutan dan harapan adalah dua garis jiwa yang berlawanan dan berada pada sudut yang saling berhadapan.[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e (Indonesia)"Ambivalensi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-25. Diakses tanggal 2014-05-25. 
  2. ^ a b c "Ambivalensi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-25. Diakses tanggal 2014-06-25.