Akses universal terhadap pendidikan

Akses universal terhadap pendidikan[1] adalah kemampuan semua orang untuk memiliki kesempatan yang sama dalam pendidikan, tanpa memandang kelas sosial, ras, jenis kelamin, seksualitas, latar belakang etnis, atau disabilitas fisik dan mental.[2] Istilah ini digunakan baik dalam penerimaan perguruan tinggi untuk kelas menengah dan bawah, dan dalam teknologi bantu[3] untuk penyandang disabilitas. Beberapa kritikus merasa bahwa praktik yang dilakukan di pendidikan tinggi ini, yang berbeda dengan sistem meritokrasi yang ketat, telah menyebabkan penurunan standar akademik.[4] Untuk memfasilitasi akses pendidikan bagi semua, negara-negara di dunia telah mengadopsi hak atas pendidikan.[5]

Siswa dan guru di Ghana dalam sebuah pawai untuk pendidikan inklusif.
Cienfuegos, sebuah kelompok nirlaba yang mengajarkan seni kepada penyandang disabilitas di Kuba.

Akses universal terhadap pendidikan mendorong berbagai pendekatan pedagogis untuk mencapai penyebaran pengetahuan di seluruh ragam latar belakang sosial, budaya, ekonomi, nasional dan biologis. Konsep ini awalnya dikembangkan dengan tema akses kesempatan yang sama dan penyertaan siswa dengan disabilitas fisik dan mental. Kini, tema yang mengatur akses universal terhadap pendidikan ini telah berkembang dalam semua bentuk kemampuan dan keragaman. Namun, karena definisi keragaman itu sendiri merupakan sebuah peleburan konsep yang luas, guru yang menjalankan akses universal akan terus menghadapi tantangan dan perlu memasukkan penyesuaian dalam rencana pelajaran mereka untuk mendorong kesempatan pendidikan yang sama.[6]

Referensi sunting

  1. ^ "Universal Access to Primary Education - World Affairs Council". www.wacphila.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-01. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  2. ^ "Universal Access to Learning Improves all Countries | Global Campaign For Education United States Chapter". Global Campaign For Education United States Chapter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-01. 
  3. ^ "Definition of Assistive Technology". www.gpat.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-17. Diakses tanggal 2018-07-01. 
  4. ^ MacDonald, Heather (Spring 2018). "How Identity Politics Is Harming the Sciences". City Journal. Manhattan Institute. Diakses tanggal 12 June 2018. Lowering standards and diverting scientists’ energy into combating phantom sexism and racism is reckless in a highly competitive, ruthless, and unforgiving global marketplace. 
  5. ^ "Understanding education as a right". Right to Education Initiative (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-01. 
  6. ^ "Equal Right, Equal Opportunity – Inclusive Education for All | Education". www.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-01.