Akkorontigi merupakan salah satu tradisi menjelang pernikahan dalam masyarakat suku Makassar yakni malam pacar sebagai prosesi yang dilakukan di rumah calon mempelai laki laki dan perempuan pada malam sebelum hari akad nikah.

Prosesi Akkorontigi dilaksanakan pada malam hari, calon mempelai duduk dengan tangan bersimpuh menghadap ke atas. Saat pembaca barzanji (pabarazanji) sampai pada bacaan Badrun Alaina, yang dalam bahasa Makasssar dikenal sebagai istilah Niallemi Saraka, acara Akkorontigi dimulai dengan cara seorang ibu mengambil sedikit daun kemudian dibubuhi pada telapak tangan calon pengantin. Setelah semua tamu yang ditetapkan melakukan korontigi, seluruh hadirin sama-sama mendoakan semoga calon mempelai mendapat restu dari Allah dan menjadi suri tauladan karena martabat dan harga dirinya yang tinggi. Acara ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi hal yang sakral dan nyaris menjadi suatu hal yang wajib dilakukan dalam setiap pernikahan terutama bagi mempelai perempuan dengan sentuhan nuansa Islami, sarat dengan pemberian doa restu oleh segenap keluarga dan handai taulan.[1]

Referensi sunting

  • "Akkorontigi". Akkorontigi. Warisan Budaya Takbenda Indonesia. 16 Maret 2019. Diakses tanggal 2010. 
  1. ^ Salam, Nur; Lapele, Fitria (2020-12-30). "The Cultural Symbol of Akkorongtigi in the Wedding Tradition of Makassar Society". Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya. 5 (2): 179–190. doi:10.15575/jw.v5i2.8317. ISSN 2502-3489.