Pengikatan Ishak

Cerita dari Alkitab ibrani( Israil )
(Dialihkan dari Akeda)

Pengikatan Ishak (bahasa Ibrani: עֲקֵידַת יִצְחַק‎), yang juga dikenal sebagai "Pengurbanan" (הָ)עֲקֵידָה)) dan Akedah atau Aqedah,[1][2] adalah sebuah kisah dari Alkitab Ibrani dimana Allah menyuruh Abraham untuk mengurbankan putranya, Ishak, di Moriah. Catatan tersebut menyatakan bahwa Abraham "mengikat Ishak, putranya"[3] sebelum menempatkannya di atas altar.

Pengurbanan Ishak karya Caravaggio

Penjelasan Alkitab

sunting
 
Allah memerintahkan Abraham untuk menjadikan putranya Ishak sebagian kurban, Domenichino

Menurut Alkitab Ibrani, Allah memerintahkan Abraham untuk menjadikan putranya Ishak sebagai kurban (Kejadian 22:2–8). Setelah Ishak diikat di sebuah altar, malaikat Allah menghentikan Abraham pada menit terakhir dan berkata "sekarang Aku tahu kamu takut Allah." Pada saat itu, Abraham melihat seekor domba jantan yang terjerat semak dan mengurbankan domba jantan tersebut menggantikan Ishak.

 
Abraham dan Ishak (minyak di atas kanvas), Rembrandt, 1634

Kitab Kejadian tidak menyebutkan usia Ishak pada waktu itu. Catatan Talmud mengajarkan bahwa Ishak berusia tiga puluh tujuh tahun, berdasarkan pada cerita Alkitab berikutnya, dimana Sarah meninggal pada usia 127 tahun (Kejadian 23:1), yang berusia 90 tahun ketika Ishak lahir (Kejadian 17:17, Kejadian 17:21).

Kejadian 22:14 menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di "gunung Allah". 2 Tawarikh 3:1; Mazmur 24:3; Yesaya 2:3 & Yesaya 30:29; dan Zakharia 8:3, menyatakan bahwa lokasi peristiwa tersebut berada di bukit dimana Salomo kemudian membangun Bait Allah, yang sekarang dipercaya menjadi Kompleks al-Haram di Yerusalem.

Pandangan Muslim

sunting
 
Abraham dan Ismail, abad ke-19. Museum Brooklyn.

Versi dalam Al-Qur'an berbeda dari yang tercantum dalam Taurat. Dalam sumber-sumber Islam, ketika Ibrahim (Abraham dalam Alkitab) menceritakan putranya tentang penglihatan, putranya memutuskan untuk mengurbankan diri untuk memenuhi perintah Allah, namun tidak diikat di altar.

Para ulama Muslim memegang kepercayaan bahwa anak yang dikurbankan tersebut merupakan putra pertama Ibrahim, bukan Ishak, yang dikatakan akan dimuliakan dalam penglihatannya, dan bahwa putra keduanya Ishak lahir setelahnya sebagai salah satu pemenuhan penglihatan Ibrahim.

Namun, beberapa ulama Muslim awal, mempersengketakan identitas putra tersebut.[4] Beberapa ulama awal lebih percaya bahwa putra tersebut adalah Ishak ketimbang Ismail (terutama ibnu Qutaybah dan al-Tabari)

Dalam Islam, situs al-Marwah dekat Kabah dinyatakan sebagai Moriah yang disebutkan dalam Kejadian 22:2.

Catatan

sunting

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting