A.S. Dharta
Adi Sidharta atau A.S. Dharta (7 Maret 1924 – 7 Februari 2007) adalah sastrawan Indonesia. Ia memiliki banyak nama pena, antara lain Klara Akustia, Kelana Asmara, Jogaswara, Rodji, Barmara Poetra, dan masih banyak lagi.
Perjuangan
suntingJiwanya bergejolak sejak menjadi anak angkat Okayaman, salah seorang tokoh pergerakan yang dibuang ke Boven Digul, dan semakin dimatangkan di sekolah Nationaal Handele Lallegiun (NHL) di bawah didikan Douwes Dekker. Pada masa revolusi, dia bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang bermarkas di Menteng 31, keluar-masuk hutan, bergerak dari satu medan pertempuran ke medan pertempuran lain. Di Menteng 31 inilah dia mulai mengenal Soekarno, sejumlah tokoh politik, dan juga seniman-seniman.
Dia pernah menjadi wartawan Harian Boeroeh di Yogyakarta. Dia memimpin serikat buruh: Serikat Buruh Kendaraan Bermotor, Serikat Buruh Batik, Serikat Buruh Pelabuhan, termasuk di lembaga induknya, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Lalu dimatangkan lewat International Union of Students (IUS), World Federation of Democratic Youth, dan World Federation of Trade Unions yang membuatnya berkeliling ke sejumlah negara bekas-bekas kolonialisme.
Bersama M.S. Azhar dan Njoto, A.S. Dharta mendirikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada 17 Agustus 1950 dan menjadi sekretaris jenderal (Sekjen) pertamanya.
A.S. Dharta masuk penjara di Kebonwaru, Bandung tahun 1965-1978.
Puisi, esai, kritik sastra, dan catatan perjalanannya tercecer di sejumlah media dalam dan luar negeri, serta masuk dalam antologi bersama.
Dia juga berkolaborasi dengan Amir Pasaribu, yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Akademi Jakarta untuk bidang musik, menghasilkan antara lain lagu "Irama Mei".
Karya
sunting- Saidjah dan Adinda (naskah drama, adaptasi novel karya Multatuli yang diterjemahkan oleh Bakri Siregar)
- Rangsang Detik (kumpulan sajak, 1957)
Referensi
sunting(Indonesia) In memoriam A.S. Dharta