Hutan Kota Bungkirit

taman dan hutan kota di Kuningan, Jawa Barat

Hutan Kota Bungkirit adalah sebidang hutan kota di wilayah Kota Kuningan, Jawa Barat. Secara administrasi pemerintahan termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, hutan kota ini hanya sejauh kurang lebih 2 km dari pusat Kota Kuningan.

Jembatan pengunjung di Hutan Kota Bungkirit

Sejarah pembangunan

sunting

Bungkirit adalah nama blok wilayah, yang semula merupakan tanah bengkok (ketika itu) Desa Purwawinangun. Dengan berubahnya status desa menjadi kelurahan, tanah itu dikembalikan menjadi aset Pemkab Kuningan. Semenjak tahun 2007, lahan yang semula terlantar dan ditumbuhi semak dan alang-alang itu lalu digarap oleh penduduk sekitar dan dihijaukan dengan berbagai tanaman buah-buahan dan kehutanan.

Pada tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Kuningan menerbitkan Perda tentang hutan kota, serta SK Bupati yang menunjuk area Bungkirit seluas 1,5 ha sebagai kawasan hutan kota Kuningan. Pada tahun itu pula dibentuk unit pelaksana teknis (UPT) pengelola Hutan Kota Bungkirit di bawah Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kuningan.

Pembangunan fisik dikerjakan antara tahun 2010 hingga 2011. Terutama mencakup jaringan jalan setapak dan jembatan, gazebo, serta sarana-prasarana yang lain. Setelah itu hutan kota ini dibuka untuk aktivitas publik dengan tanpa memungut biaya masuk.

Fasilitas dan pengunjung

sunting

Fasilitas utama di taman dan hutan kota ini adalah jaringan jalan-jalan setapak untuk dapat mengakses hampir seluruh bagian hutan; pada bagian-bagian yang berlereng dan di atas area persawahan dibuatkan jembatan-jembatan panjang dari besi. Di samping itu, tersedia pula fasilitas-fasilitas pengunjung seperti sarana bermain anak-anak, gazebo, toilet, dan mushola.

Kebanyakan pengunjung datang ke hutan kota ini untuk berekreasi, atau untuk membuat acara keluarga. Akan tetapi banyak pula sekolah-sekolah yang memanfaatkannya untuk belajar di ruang terbuka, dan untuk berolahraga. Pramuka dan pecinta alam juga acap memanfaatkannya sebagai tempat berlatih.

Keanekaragaman flora dan fauna

sunting
 
Kareumbi (Homalanthus populneus) di hutan Bungkirit

Jenis-jenis tumbuhan

sunting

Pada dasarnya hutan kota Bungkirit ini merupakan vegetasi buatan, yang terbentuk dari hutan tanaman bercampur dengan sisa-sisa tanaman kebun penduduk sekitar di masa sebelumnya. Banyak di antaranya, terutama pada saat penanaman awal, yang meskipun merupakan jenis-jenis pohon asing namun ditanam dalam jumlah besar, seperti halnya jati putih (Gmelina arborea), mahoni (Swietenia macrophylla), kayu afrika (Maesopsis eminii), dan trembesi (Albizia saman).

Jenis-jenis tumbuhan yang lain adalah aneka pohon tanaman penduduk seperti nangka (Artocarpus heterophyllus), petai (Parkia speciosa), cengkeh (Syzygium aromaticum), salam (S. polyanthum), aren (Arenga pinnata), bambu aur (Bambusa vulgaris), dan lain-lain. Terdapat pula jenis-jenis yang tumbuh liar seperti beunying (Ficus fistulosa), bisoro (F. hispida), pangsor (F. callosa), kareumbi (Homalanthus populneus), mara (Macaranga tanarius), serta masih banyak lagi yang lain.

Jenis-jenis hewan

sunting

Dengan pulihnya tutupan hutan, banyak jenis-jenis hewan yang kini mendatangi lokasi Hutan Kota Bungkirit. Yang paling beragam agaknya adalah kelompok burung. Meskipun terancam oleh adanya perburuan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, cukup banyak jenis yang tercatat seperti tekukur (Stigmatopelia chinensis), kutilang (Pycnonotus aurigaster), jogjog (P. goiavier), jalak (Acridotheres javanicus), kahkeh (Todirhamphus chloris), dan juga ayam hutan (Gallus gallus).

Hutan ini juga menjadi tempat hidup beberapa jenis mamalia kecil seperti kelelawar, bajing (Callosciurus notatus), dan careuh (Paradoxurus hermaphroditus). Dari kelompok reptil misalnya ular kobra (Naja sputatrix), kadal (Eutropis multifasciata); jenis-jenis kodok; dan bahkan juga keuyeup (Parathelphusa convexa).

Bahan bacaan

sunting