Gelombang feminisme kedua

(Dialihkan dari Feminis gelombang kedua)

Gelombang feminisme kedua atau gerakan pembebasan wanita gelombang kedua di Amerika Serikat adalah sebuah istilah yang mengacu pada periode waktu kegiatan feminis tahun 1960-an awal hingga akhir tahun 1980-an akhir.

Bilamana gerakan feminis pertama bergerak terutama di bidang penghapusan hambatan-hambatan hukum dalam kesetaraan gender (misalnya hak suara dan hak milik), gelombang kedua feminisme membahas berbagai isu: ketidakadilan de facto, ketidakadilan dalam hukum, seksualitas, keluarga, tempat kerja, dan hak-hak reproduksi.[1] Banyak feminis yang memandang bahwa era ini berakhir ketika muncul perselisihan-perselisihan antar golongan feminis tentang isu-isu seperti seksualitas dan pornografi pada akhir tahun 70-an.[2][3][4][5][6]

Ikhtisar

sunting

Gelombang feminisme kedua datang sebagai tanggapan terhadap pengalaman-pengalaman perempuan setelah Perang Dunia II.[7] Era ledakan ekonomi pasca-perang pada akhir tahun 1940-an—suatu zaman lebih dikenal oleh pertumbuhan ekonominya yang belum pernah terjadi sebelumnya, ledakan kelahiran, perluasan pinggiran kota, dan kemenangan kapitalisme—menyuburkan model keluarga patriarkal. Model kehidupan macam itu dikampanyekan oleh media pada waktu itu; sebagai contoh acara televisi Father Knows Best dan Leave It to Beaver mengidealkan kerumahtanggaan, menempatkan perempuan dalam lingkup tertutup di mana mereka hanya diharapkan untuk memenuhi peran ibu rumah tangga dan istri.[8]

Simone de Beauvoir dalam bukunya The Second Sex memeriksa gagasan yang menyatakan bahwa perempuan adalah gender "lain" di masyarakat patriarkal. Ia kemudian menyimpulkan bahwa kerangka berpikir laki-laki diterima sebagai standar dalam masyarakat dan fakta bahwa perempuan dapat melahirkan, menyusui, dan mengalami menstruasi bukan suatu alasan atau penjelasan mengapa perempuan menjadi "gender kedua" (The second sex) [9]

Pada tahun 1963, dalam buku larisnya The Feminine Mystique, Betty Friedan secara langsung menentang pencitraan tradisional perempuan oleh media, dan ia menunjukkan bahwa menempatkan perempuan di rumah dan membatasi kesempatan bekerja mereka adalah penyia-nyiaan bakat dan potensi yang besar. Gambaran keluarga konjugal sempurna yang dikampanyekan dengan kuat pada saat itu, ia menulis di bukunya, tidak mencerminkan kebahagiaan dan malah agak merendahkan bagi perempuan.[10] Buku ini secara luas dianggap telah memulai gelombang feminisme kedua.[11]

Pada awal tahun 1980-an, secara luas dianggap bahwa perempuan telah mencapai tujuan mereka dan berhasil dalam mengubah sikap masyarakat Amerika terhadap peran gender, mencabut undang-undang yang diskriminatif terhadap perempuan, termasuk mengubah rasio jenis kelamin di institusi-institusi yang dulu didominasi oleh kaum laki-laki seperti akademi militer, ketentaraan, NASA, universitas khusus laki-laki, klub-klub khusus untuk pria, mahkamah agung, dan melarang diskriminasi berdasarkan jenis kelamin di tempat kerja.

Gelombang feminisme kedua sangat sukses, dengan satu kekurangan besar di bidang hukum yaitu gagalnya upaya ratifikasi Amendemen Persamaan Hak (Equal Rights Act). Upaya untuk meratifikasi itu terus diupayakan, dan sekarang 21 negara bagian kini memiliki ERA dalam konstitusi hukum negara bagian mereka. Selain itu, banyak kelompok feminis yang masih aktif dan merupakan kekuatan politik besar. Hari ini, perempuan mendapatkan gelar Magister lebih banyak daripada laki-laki,[12] jumlah perempuan dalam pemerintahan dan bidang pekerjaan yang dulu didominasi oleh laki-laki telah meningkat secara dramatis, dan pada tahun 2009 persentase perempuan dalam angkatan kerja Amerika Serikat pernah melampaui persentase laki-laki.[13] Gaji rata-rata wanita Amerika juga telah meningkat dari waktu ke waktu, meskipun pada 2008 baru mencakup 77% dari gaji rata-rata laki-laki.[14] Apakah ini karena diskriminasi merupakan sebuah topik yang diperdebatkan; kelompok feminis bersikeras bahwa memang karena itu.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-29. Diakses tanggal 2011-05-25. 
  2. ^ Duggan, Lisa; Hunter, Nan D. (1995). Sex wars: sexual dissent and political culture. New York: Routledge. ISBN 0-415-91036-6. 
  3. ^ Hansen, Karen Tranberg (1990). Women, class, and the feminist imagination: a socialist-feminist reader. Philadelphia: Temple University Press. ISBN 0-87722-630-X. 
  4. ^ Gerhard, Jane F. (2001). Desiring revolution: second-wave feminism and the rewriting of American sexual thought, 1920 to 1982. New York: Columbia University Press. ISBN 0-231-11204-1. 
  5. ^ Leidholdt, Dorchen (1990). The Sexual liberals and the attack on feminism. New York: Pergamon Press. ISBN 0-08-037457-3. 
  6. ^ Vance, Carole S. Pleasure and Danger: Exploring Female Sexuality. Thorsons Publishers. ISBN 0-04-440593-6. 
  7. ^ Friedan, Betty, The Feminine Mystique (N.Y.: W.W. Norton, 10th Anniversary ed. [2d printing?] 1974, 1963 (ISBN 0-393-08685-2)).
  8. ^ Knuttila, Murray, 4th ed. 2008. Introducing Sociology: A Critical Approach. Oxford University Press.
  9. ^ Simone de Beauvoir, The Second Sex, 1949.
  10. ^ Epstein, Cynthia Fuchs. 1988. Deceptive Distinctions: Sex, Gender, and the Social Order. New Haven: Yale University Press
  11. ^ Sweet, Corinne (February 7, 2006). "Betty Friedan". The Independent. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-22. Diakses tanggal 2011-05-25. 
  12. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-03. Diakses tanggal 2011-05-25. 
  13. ^ Rampell, Catherine (February 6, 2009). "As Layoffs Surge, Women May Pass Men in Job Force". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-01. Diakses tanggal April 6, 2010. 
  14. ^ Fitzpatrick, Laura (April 20, 2010). "Why Do Women Still Earn Less Than Men?". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-17. Diakses tanggal 2011-05-25. 

Lihat pula

sunting

Feminisme