Zimrī (Ibrani: זִמְרִי) bin Saluadalah pangeran atau pemimpin keluarga dari Suku Simeon pada masa Bani Israel keluar dari Mesir dalam perjalanan menuju ke Tanah Terjanji. Kitab Bilangan menyatakan bahwa saat berada di Abila atau Sitim, ia ikut serta dalam Penyembahan Peor dan mengambil seorang wanita Midian, Kozbi. Zimrī secara terbuka menantang Musa di hadapan orang-orang yang berdiri di depan Tabernakel membekingi orang Midian. Finehas, cucu Harun, membunuh mereka bedua dengan cara menusukkan tombak (Bilangan 25:6–15).

Zimri dan Kozbi ditusuk oleh Finehas

Bani Israel kemudian meluncurkan serangan ke orang-orang Midian (Bilangan 25:16–18).

Tanggapan sunting

Menurut sebuah midrash (Tanhuma Pinhas 2.1; Sanhedrin 82b), Zimri adalah orang yang sama dengan Selumiel bin Zurisadai.[1]

Menurut Wahyu Santa Brigitta, setelah kematiannya, jiwa Zimri dimasukkan ke neraka (Buku 7, Bab 19).[2]

Sejumlah cendekiawan Islam menyamakan Zimrī dengan as-Sāmirī (الـسّٰامِرِي), pembuat anak lembu emas yang asli, meskipun ini hanyalah salah satu dari beberapa teori untuk identitas orang tersebut.[3]

Phineas Priests, sebuah gerakan teroris AS modern, meyakini bahwa cerita Pinehas dan Zimrī menyatakan bahwa Allah melarang perkawinan antar-suku, selain kisah Miriam menegur Musa karena menikahi seorang wanita Kush dalam Bilangan 12.[4]

Referensi sunting

  1. ^ Masada: Hebrew fragments from Masada. Israel Exploration Society, The Hebrew University of Jerusalem. 1999. hlm. 35. ISBN 978-965-221-034-0. . Peretz Rodman, "Shelumiel — The First Schlemiel?", The Forward, 26 May 2006.
  2. ^ Saint Bridget of Sweden (2012). The Prophecies and Revelations of Saint Bridget of Sweden. Jazzybee Verlag. hlm. 829. ISBN 978-3-8496-2254-1. 
  3. ^ Rubin, Uri. "Tradition in Transformation: the Ark of the Covenant and the Golden Calf in Biblical and Islamic Historiography," Oriens (Volume 36, 2001): 202.
  4. ^ Anthony Rees, (Re)Reading Again: A Mosaic Reading of Numbers 25, (2013 dissertation), pp. 126–130, citing T.K. Beal, "The White Supremacist Bible and the Phineas Priesthood." In: Jonneke Bekkenkamp and Yvonne Sherwood, (eds.), Sanctified Aggression: Legacies of Biblical and Post Biblical Vocabularies of Violence (2003), pp. 120–131.