Yo Ko

(Dialihkan dari Yang Guo)

Yo Ko atau Yang Guo (Hanzi tradisional: 楊過; Hanzi Sederhana: 杨过; Hanyu pinyin: Yáng Guò; Hokkien: Yo Ko) adalah tokoh utama dalam kisah Kembalinya Pendekar Rajawali (Sin Tiauw Hiap Lu) karya Jin Yong. Ia menggambarkan pemberontakan jiwa pemuda, dan kisah cintanya dengan sang guru, Siauw Liong-lie, merupakan kisah klasik dalam novel silat.

Yo Ko
Tokoh Kembalinya Pendekar Rajawali
PenciptaJin Yong
Informasi
Julukan
  • "Pendekar Rajawali" (神雕俠)
  • "Si Gila dari Barat" (西狂)
Jenis kelaminLaki-laki
AfiliasiAliran Kuburan Kuno
Keluarga
PasanganSiauw Liong-lie (Bibi Lung)
Keturunan
Saudara angkat
  • Thia Eng (saudari)
  • Liok Bu-song (saudari)
Guru silat
Yo Ko
Hanzi tradisional: 楊過
Hanzi sederhana: 杨过
Gaizhi (nama kehormatan)
Hanzi tradisional: 改之
Hanzi sederhana: 改之

Kelahiran dan leluhur

sunting

Leluhur Yo Ko adalah Yo Cai-hin, seorang jenderal dinasti Song yang berjasa dalam Perang Jin–Song melawan Kekaisaran Jin. Kakeknya, Yo Tiat-sim, adalah salah satu dari 108 pendekar Bukit Liang. Ayahnya, Yo Kang, adalah antagonis dalam Legenda Pendekar Pemanah Rajawali dan terkenal karena melakukan beberapa kekejaman. Ibunya, Bok Liam-ci, adalah kekasih Yo Kang. Ia meninggalkan Yo Kang setelah melihat bahwa Yo-Kang tidak menyesal dan tidak bisa diperbaiki, tetapi sudah mengandung Yo Ko pada saat itu.

Kelahiran Yo Ko disebutkan secara singkat pada akhir novel pertama. Bok Liam-ci bertemu Kwee Ceng dan Oey Yong tidak lama setelah melahirkan anaknya. Kwee Ceng, yang merupakan saudara angkat Yo Kang, berharap bahwa anak Yo Kang tidak akan mengikuti jejak ayahnya. Ia menamai bayi tersebut Ko (過 / 过) yang bermakna "kesalahan", dan memberikan nama kehormatan Gaizhi (改之) yang berarti "memperbaiki". Melalui nama tersebut, Kwee Ceng berharap Yo Ko akan menebus nama keluarga Yang, yang telah tercemar oleh kekejian Yo Kang. Ia juga berjanji kepada Bok Liam-ci bahwa ia akan mengajari Yo Ko silat ketika anak itu sudah lebih besar.

Masa kecil

sunting

Yo Ko menjadi seorang yatim piatu pada usia 11 tahun setelah ibunya meninggal. Ibunya telah mengajarinya beberapa ilmu yang ibunya pelajari kakek Yo Ko, Yo Tiat-sim, dan mantan ketua Partai Pengemis, Ang Cit-kong. Ia mengembara di jianghu setelah ibunya meninggal dan bertemu Kwee Ceng dan Oey Yong secara kebetulan. Mereka mengenalinya sebagai anak Yo Kang dan Bok Liam-ci setelah melihat kemiripannya dengan orang tuanya. Kecurigaan mereka terbukti ketika Yo Ko menunjukkan beberapa ilmu silat yang hanya diketahui Bok Liam-ci. Pasangan Kwee tersebut kemudian memelihara Yo Ko. Oey Yong awalnya curiga dengan Yo Ko karena ia memiliki penampilan yang sangat mirip dengan ayahnya dan khawatir bahwa ia akan menjadi seperti ayahnya. Ia sangat menentang keputusan suaminya untuk mengajar Yo Ko ilmu silat dan hanya mengajarinya sastra seperti puisi dan naskah-naskah klasik Konfusian.

Kwee Ceng membawa Yo Ko ke Aliran Coan Cin di Bukit Chong Yang agar dia dibimbing dan dididik dalam seni bela diri dan etika moral yang baik. Karena kesalahpahaman, Kwee Ceng bertarung dan mengalahkan beberapa murid Coan Cin, yang mengira dirinya adalah musuh. Setelah Kwee Ceng pergi, murid-murid Coan Cin melampiaskan kekesalan mereka kepada Yo Ko dengan mengganggu dan merundungnya. Guru silat Yo Ko, Tio Cie-keng, berprasangka buruk terhadapnya dan tidak mengajarinya ilmu silat yang bisa dipraktikkan. Yo Ko tidak tahan dengan perlakuan buruk tersebut sehingga ia melarikan diri dari Coan Cin setelah melukai salah satu perundungnya.

Yo Ko berpetualang ke dalam Kuburan Kuno dan bertemu dengan Nona Lung (Gadis Naga Kecil/Siauw Liong-lie) dan Nenek Sun. Nona Lung tidak mengizinkannya tinggal di kuburan dan meminta Nenek Sun untuk mengirimnya balik ke Coan Cin. Nenek Sun memanjakan anak itu dan membelanya dari para perundung. Perkelahian tersebut meningkat menjadi pertarungan antara Nenek Sun dengan Aliran Coan Cin. Hek Tay-thong, salah satu dari "Tujuh Pendekar Coan Cin", tidak sengaja membunuh Nenek Sun dalam pertarungan tersebut. Pada saat yang krusial ini, Siauw Liong-lie muncul dan menyelamatkan Yo Ko.

Hubungan percintaan dengan Siauw Liong-lie

sunting

Yo Ko bergabung dengan Aliran Kuburan Kuno sebagai murid Siauw Liong-lie, yang ia panggil sebagai Bibi Lung, dan mereka hidup bersama di Kuburan Kuno selama bertahun-tahun. Selama masa ini, mereka menjalin hubungan percintaan, membuat hubungan guru-murid mereka hanya sebatas permukaan. Yo Ko bertemu dengan Kwee Ceng dan Oey Yong kemudian, dan mereka langsung menentang keputusannya untuk menikahi Bibi Lung. Hubungan percintaan antara guru dan murid dianggap sebagai tabu menurut norma-norma wulin (rimba persilatan). Kepribadian Yo Ko yang impulsif dan tidak menghargai pesilat senior lainnya, ditambah dengan sifat memberontaknya, membuat keadaan menjadi lebih buruk. Ia kemudian pergi dengan Bibi Lung.

Yo Ko menjadi terasing di wulin dan dibenci para pesilat lainnya. Namun, ia beberapa kali menyelamatkan keluarga Kwee Ceng dari bahaya karena ia tetap menghormati pasangan suami istri Kwee sebagai paman dan bibi angkatnya. Ia beberapa kali terpisah dari Bibi Lung dalam novel tersebut, biasanya karena kesalahpahaman tetapi mereka selalu bertemu kembali.

Dari pemuda pembangkang menjadi pendekar legendaris

sunting

Sepanjang novel, Yo Ko berjumpa dengan banyak tokoh-tokoh sakti persilatan, termasuk Oey Yok-su, Auw-yang Hong, dan Ang Cit-kong, yang mengajarinya beberapa dari ilmu silat mereka. Ia menggunakan ilmu-ilmu silat yang ia kuasai untuk kepentingannya dan menggunakan mereka untuk tujuan yang lebih mulia seiring dengan ia menjadi lebih dewasa. Ia menciptakan jurus tapak yang baru yang bernama 'Tapak Kerinduan yang Memuncak', sebuah jurus yang sangat kuat karena menggabungkan unsur-unsur dari semua jurus yang telah ia pelajari sebelumnya.

Yo Ko awalnya mencurigai bahwa Kwee Ceng dan Oey Yong bertanggung jawab atas kematian ayahnya. Ia bertemu dengan Hakim Roda Mas dan setuju untuk membantu Mongol membunuh Kwee Ceng. Namun, ia terpesona dengan kesetiaan dan jiwa kesatria Kwee Ceng sehingga ia beberapa kali tidak jadi membunuh Kwee Ceng meskipun ia berkesempatan untuk membunuhnya. Karena sebuah kesalahpahaman, putri Kwee Ceng, Kwee Hu, memotong lengan kanannya dengan pedang dalam sebuah percekcokan. Yo Ko kemudian bersembunyi di gua, bersama dengan sang Rajawali (sebuah dewa burung raksasa yang dapat membawa manusia, burung ini tahu ilmu silat dan mengerti bahasa manusia) berlatih bela diri. Kemudian, bersama sang Rajawali, ia menyelamatkan orang banyak yang berada dalam masalah dan dihormati sebagai Pendekar Rajawali.

Ia pada akhirnya mengabaikan keinginannya untuk membalaskan dendam ayahnya setelah mendengar mengenai kejahatan ayahnya. Yo Ko yetap mempertahankan rasa bakti kepada ayahnya meskipun ada rasa malu, sadar bahwa adalah munafik jika ia membenci ayahnya karena keinginannya untuk membalas dendam hampir membuatnya menjadi jahat. Ia kemudian menggantikan batu nisan (yang ditulis oleh Khu Ci-kee) di makam ayahnya, dengan batu nisan baru yang bertuliskan: "Yo Kang, almarhum ayahku. Didirikan oleh putranya yang tak pantas, Yo Ko," dan berusaha menebus kejahatan-kejahatan ayahnya. Ia berpihak pada Kwee Ceng dan ikut serta dalam mempertahankan Kota Xiangyang dari para tentara Mongol. Pada akhir novel itu, ia bersatu kembali dengan Siauw Liong-lie, Sementara menghentikan invasi Mongol dengan membunuh Möngke Khan, dan menjadi pendekar legendaris, akhirnya menebus nama keluarganya.

Dalam novel sekuel Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga, tersirat bahwa, sebelum Xiangyang jatuh ke tangan pasukan Kubilai Khan, Yo Ko bertemu dengan Keluarga Kwee dan memberi mereka Pedang Baja Berat milik Dugu Mencari Kekalahan dan Pedang Wanita Sekte Kuburan Kuno untuk menempa dua senjata: Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga. Keturunannya ditugaskan untuk mengawasi rencana Oey Yong dan mencari penerus yang layak mewarisi jalur kepahlawanan dan keahlian Kwee Ceng sebagai pembela Tiongkok.

Ilmu dan jurus silat

sunting

Pada akhir novel, Yo Ko menjadi pesilat yang paling kuat pada masanya dan disandingkan dengan "Lima Pendekar Besar" zaman itu, yang jauh lebih tua dan lebih berpengalaman daripada dirinya. Seni bela dirinya adalah campuran dari berbagai jurus yang ia dapatkan di bawah bimbingan beberapa guru silat legendaris. Pada akhir novel tersebut, Oey Yong memberi Yo Ko julukan "Si Binal Barat" dari generasi baru "Lima Pendekar Besar", menggantikan posisi ayah angkatnya, "Si Racun Barat" Auw-yang Hong.

Bok Liam-ci

sunting

Ibu Yo Ko, Bok Liam-ci, mengajarinya beberapa ilmu silat yang ia pelajari dari Yo Tiat-sim dan Ang Cit-kong. Namun, karena usianya yang masih kecil dan kematian ibunya, Yo Ko tidak pernah sepenuhnya menguasai jurus-jurus tersebut atau memakainya dalam pertarungan hingga ia berjumpa dengan Ang Cit-kong di Gunung Hua bertahun-tahun kemudia. Ketika ia pertama bertemu Kwee Ceng dan Oey Yong, mereka berdua dapat mengenali bahwa ia adalah anak dari Yo Kang dan Bok Liam-ci dengan mengobservasi gerakannya karena mereka juga telah belajar dari Ang Cit-kong.

Auw-yang Hong

sunting

Pada awal cerita, Yo Ko bertemu dengan Auw-yang Hong yang telah menjadi gila, yang sangat menyukainya dan menerimanya sebagai anak angkat. Auw-yang Hong adalah pesilat Kung-Fu yang sangat berbakat tetapi kejam dan adalah salah satu dari "Lima Pendekar Besar" generasi tua. Dalam Legenda Pendekar Pemanah Rajawali, ia menjadi gila setelah mempelajari kitab silat palsu yang membatasi potensinya. Ia masih sangat kuat tetapi tidak pernah bisa kembali ke kemampuan lamanya. Auw-yang Hong mengajar Yo Ko ilmu Kodok Sakti (蛤蟆功; hámǎ gōng). Yo Ko menggunakan jurus ini sekali pada masa kecilnya kepada Bu bersaudara saat mereka merundungnya dan ia melukai Bu Siu-bun. Ia menggunakan jurus itu lagi ketika ia dirundung di Aliran Coan Cin dan membuat salah satu perundungnya pingsan. Ia bertemu dengan ayah angkatnya untuk kali terakhir ketika ayah angkatnya bertarung dengan Ang Cit-kong. Auw-yang Hong mengajarinya ilmu Tongkat Ular sebelum kematiannya.

Aliran Coan Cin

sunting

Di Coan Cin, Yo Ko menjadi murid Tio Cie-keng, murid dari salah satu anggota senior dari "Tujuh Pendekar Coan Cin". Namun, Tio Cie-keng menyimpan dendam terhadap Kwee Ceng setelah Kwee Ceng mengalahkannya dalam sebuah perkelahian. Tio Cie-keng kemudian melampiaskan kekesalannya kepada Yo Ko setelah Kwee Ceng pergi. Ia bertekad untuk tidak mengajarkan Yo Ko ilmu bela diri yang bisa dipraktikkan dan hanya mengajarkannya bentuk sastra dan verbalnya untuk menyembunyikan hal tersebut. Yo Ko dapat menghafal teori-teori tersebut dengan lancar tetapi belum diajarkan bagaimana menerapkannya dalam pertarungan nyata.

Aliran Kuburan Kuno

sunting

Saat berada di dalam Kuburan Kuno, Yo Ko mempelajari seni bela diri aliran tersebut dari Siauw Liong-lie. Beberapa ilmunya adalah sebagai berikut:

  • Gin kang Aliran Kuburan Kuno (古墓派輕功; gǔmùpài qīnggōng), yaitu ilmu meringankan tubuh
  • Ilmu Kepalan Wanita Cantik (美女拳法; méinǚ quánfǎ)
  • Jaring Langit Jala Bumi (天羅地網式; tiānluó dìwǎng shì)
  • Ilmu Pedang Hati Gadis Suci (玉女素心劍法; yùnǚ sùxīn jiànfǎ), yang didasarkan pada Kitab Hati Gadis Suci (玉女心經; yùnǚ xīnjīng)

Kitab Lima Racun Rahasia

sunting

Yo Ko diselamatkan Thia Eng setelah ia terluka dalam pertarungan melawan Hakim Roda Mas. Thia Eng membawanya ke gubuk yang tersembunyi di wilayah pegunungan untuk pemulihan. Pada malam yang sama, Li Mo-ciu datang untuk membunuh Thia Eng dan sepupunya Liok Bu-song. Liok Bu-song memberikan the Kitab Lima Racun Rahasia (五毒秘籍; wǔdú mìjí), yang ia curi dari Li Mo-ciu, kepada Yo Ko dan memberitahunya untuk menghafalkan kitab tersebut sebelum menghancurkannya.

Kitab Sembilan Rembulan

sunting

Dalam sebuah bab terdahulu, Yo Ko dan Siauw Liong-lie sedang melarikan diri dari Li Mo-ciu ketika mereka menemukan ruangan rahasia di Kuburan Kuno. Mereka menemukan ukiran dari Kitab Sembilan Rembulan (九陰真經; Jiǔyīn Zhēnjīng) pada tembok batu dan berlatih menggunakannya. Meskipun Yo Ko tidak dapat sepenuhnya menguasai semua ilmu dalam kitab tersebut, ia mengintegrasikan pengetahuan terfragmentasi yang ia dapatkan dari ukitan-ukiran tersebut ke dalam seni bela dirinya sendiri dan kemampuannya berkembang sangat pesat.

Pedoman ini juga adalah warisan dari Yo Ko dan Siauw Liong-lie. Dalam Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga, Gadis Berbaju Kuning mengalahkan jurus Cakar Tulang Putih Sembilan Rembulan Ciu Ci-jiak yang jahat (ilmu versi yang tidak konvensional yang diambil dari kitab tersebut) dengan versi ortodoks dari jurus Cakar. Marganya secara singkat disebut sebagai "Yo" dan ia mengisyaratkan kepada Thio Bu-ki bahwa ia adalah keturunan dari Pasangan Pendekar Rajawali (Yo Ko dan Siauw Liong-lie), dengan mengatakan: "Di belakang Bukit Chong Yang di Makam Kuno, Pasangan Pendekar Rajawali menghilang dari jianghu".

Ang Cit-kong

sunting

Yo Ko berjumpa dengan Ang Cit-kong dan Auw-yang Hong di Gunung Hua. Ang Cit-kong dan Auw-yang Hong telah lama menjadi musuh bebuyutan dan mereka bertarung lagi di puncak gunung. Setelah bertarung beberapa ronde, belum ada yang menang. Setelah beberapa hari berlalu, keduanya menjadi lemah secara jasmani setelah mengeluarkan tenaga dalam mereka untuk bertarung. Mereka berdua memikirkan jurus baru untuk menangkal gerakan lawannya tetapi mereka tidak dapat karena terlalu capai. Selama ini, Yo Ko menjadi seorang pengamat, dan mereka memutuskan untuk menggunakannya sebagai penengah, menampilkan setiap jurus untuk ditunjukkan kepada yang lainnya. Ia mempelajari Jurus Tongkat Pemukul Anjing (打狗棒法; dágǒu bàngfǎ) dari Ang Cit-kong. Yo Ko menggunakan jurus ini dalam duel melawan orang-orang Mongol, membuat Oey Yong and Kwee Ceng terkejut. Oey Yong penasaran, tetapi Kwee Ceng sangat gembira untuk Yo Ko.

Oey Yok-su

sunting

Yo Ko bertemu dengan Oey Yok-su sekali ketika ia melarikan diri dari Li Mo-ciu bersama dengan Liok Bu-song dan Thia Eng. Oey Yok-su membantu mereka mengalahkan dan mengusir Li Mo-ciu, dan kemudian berbicara dengan Yo Ko. Oey Yok-su menyukai Yo Ko karena keduanya sama-sama tidak suka dengan peraturan dan kebiasaan, dan mengajarinya Jurus Sentilan Jari (彈指神通; tánzhǐ shéntōng) dan Pedang Seruling Giok (玉簫劍法; yùxiāo jiànfǎ). Oey Yok-su juga mengajari Yo Ko bagaimana menggunakan tenaga dalamnya hingga mencapai potensi penuh.

Ilmu Pedang Dugu Mencari Kekalahan

sunting

Dalam sebuah peristiwa yang dramatis, putri Kwee Ceng, Kwee Hu menyerang Yo Ko dalam sebuah percekcokan dan memotong lengan kanannya dengan sebuah pedang. Yo Ko menjadi sangat lemah dan pusing akibat kehilangan terlalu banyak darah, tetapi berhasil menjauh dan kemudian diselamatkan oleh sang Rajawali. Sang Rajawali dulunya adalah pendamping Dugu Mencari Kekalahan, seorang pendekar pedang agung yang hidup pada zaman dahulu dan keahliannya tidak ada bandingnya pada masa hidupnya.

Sang Rajawali membantu Yoko pulih dari lukanya dan membawanya kepada benda-benda peninggalan Dugu Mencari Kekalahan. Yo Ko mewarisi Pedang Baja Berat (玄鐵重劍; xuántiě zhòngjiàn) milik Dugu dan mempelajari jurus pedang Dugu dari sang Rajawali. Ilmu permainan pedang Dugu Mencari Kekalahan sangat menguntungkan bagi Yo Ko yang cacat karena mereka berfokus pada tenaga yang besar daripada gerakan yang indah, dengan demikian Kwee Hu secara tidak sengaja membantunya memenuhi syarat untuk latihan tersebut. Yo Ko berlatih dengan sang Rajawali dalam hujan yang secara dramatis meningkatkan tenaga dalamnya untuk untuk menyesuaikan dengan pedang berat tersebut. Ia berhasil mengatasi kecacatannya dan memakai Pedang Baja Berat dengan satu lengan dan ia juga telah memakan kantong empedu ular setiap hari untuk lebih dari sebulan. Tenaga dalamnya pada titik ini hampir mencapai puncak dan dapat dengan mudah mengalahkan siapa pun di wulin dari titik ini.

Yo Ko menghadapi Hakim Roda Mas, Dhalpa, dan Ho Tu di Bukit Chong Yang dan kemudian mengalahkan mereka dengan muda dengan Pedang Baja Berat. Setelah berpisah dengan Siauw Liong-lie lagi, ia kembali bergabung dengan Rajawali dan melanjutkan latihannya untuk tujuh tahun lagi sehingga keahlian berpedangnya meningkat secara drastis pada titik ia lebih kuat tanpa senjata daripada dengan senjata. Ia telah mempelajari hampir semua ilmu pedang Dugu Mencari Kekalahan (semua yang tertulis di dalam gua) meskipun tidak ada yang tahu apakah ada ilmu lainnya.

Tapak Kerinduan yang Memuncak

sunting

Kesedihan dan penderitaan Yo Ko karena 16 tahun berpisah dari Siauw Liong-lie memnginspirasinya untuk membuat serangkaian jurus tapak, yang dikenal sebagai 'Tapak Kerinduan yang Memuncak' (黯然銷魂掌; ànrán xiāohún zhǎng), yang menyatukan berbagai unsur dari semua ilmu silat yang dipelajarinya selama hidup. Gerakannya didasarkan pada emosi dan depresi yang dialami Yo Ko, meskipun ini adalah jurus tapak, jurus ini melibatkan seluruh tubuh.

Yo Ko berlatih dengan Oey Yok-su dan Ciu Pek-tong dan mereka sangat terkesan. Oey Yok-su menilai ilmu tapak Yo Ko ini dapat menandingi 18 Pukulan Menaklukkan Naga milik Kwee Ceng.

Dalam film dan serial televisi

sunting

Aktor terkenal yang telah memerankan Yo Ko dalam film dan serial televisi antara lain: Patrick Tse (1960), Alexander Fu (1982), Leslie Cheung (1983), Andy Lau (1983), Louis Koo (1995), Christopher Lee (1998), Richie Ren (1998), Huang Xiaoming (2006) dan Chen Xiao (2014).

Silsilah

sunting
Silsilah keluarga Yo Kang dan Bok Liam-ci
Yo Tiat-simPauw Sek-yokWan-yen Hong-lieh
Yo KangBok Liam-ci
Yo KoSiauw Liong-lie
Gadis Berbaju Kuning

Lihat pula

sunting