Wikipedia:Warung Kopi (Lain-lain)/Arsip/2019/1

Selamat sunting

Selamat! Jumlah artikel WBI baru saja menyalip wikipedia bahasa Finlandia dan Serbo-Kroasia, sehingga sekarang WBI menjadi wikipedia terbesar ke-22 di dunia, dan kalau Cebuano dan Waray-Waray tidak dihitung, jadi yang terbesar ke-20! Sekarang mari kita tingkatkan juga mutu artikel di WBI....  Mimihitam  6 Januari 2019 22.27 (UTC)[balas]

Itu adalah kerja daripada semua kita. Kalau sy boleh kata terima kasih, sy trima kasih pada bung @Mimihitam:, lalu @Glorious Engine:, @HaEr48:, @Hanamanteo:, dan semua yg turut kerja dalam amal bersama mengembangkan Wikipedia —yg tak bs sy sebut satu² di sini. Mari terus bekerja dan terus menjaring anak² muda agar tertarik menulis d Wikipedia ini. --AMA Ptk (bicara) 6 Januari 2019 23.10 (UTC)[balas]
Walaupun kuantitas tetap diutamakan, tetapi kualitas artikel jangan sampai dilupakan. Jumlah AP kita masih berkisar 500 AP (dan akan turun ke 400-an jika beberapa AP yang diusulkan untuk dicabut disetujui), sedangkan jumlah AB dan DP cenderung stagnan. Kiranya inilah yang menjadi fokus WBI dalam meningkatkan kualitas artikel yang ada. Penggantian sistem pengusulan AP adalah langkah awal, masih banyak langkah yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kualitas artikel WBI. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 10 Januari 2019 09.14 (UTC)[balas]

Hari ini kok mendadak WBF nyalib WBI lagi ya. Ini bukan pertama kalinya lho terjadi, dulu juga pas disalip WBI, WBF malah bales salip. Kayaknya WBF ini nggak rela deh WBI salip dia. --Glorious Engine (bicara) 10 Februari 2019 04.24 (UTC)[balas]

Mengonversi Skala magnitudo momen menjadi Richter? sunting

Skala gempa di berita atau teks bahasa Inggris biasanya ditulis dalam Skala magnitudo momen (atau sering disingkat magnitude), sedangkan di teks Indonesia sering ditulis dalam skala Richter (SR). Ada yang mengerti bagaimana cara mengubah atau mengonversinya nya sehingga lebih mudah dimengerti pembaca Indonesia? HaEr48 (bicara) 15 Januari 2019 03.43 (UTC)[balas]

Perihal Review AP sunting

Sesuai dengan prediksi saya tahun lalu, penerapan review AP masih terlalu dini untuk saat ini, berpotensi membuat usulan AP jadi kuburan. Liat aja hari ini, si Mimi ngeganti usulannya dari Muammar Gaddafi jadi HAM gara2 usulan MG-nya nggak ada yang review. Hal yang sama jg saya lakuin ama usulan Penjarahan Amorion juga karena nggak ada yang review. Para reviewer yang aktif (Hanaman & HaEr) hanya berkutat pada usulan sistem imun. Apakah mungkin karena usulan MG & PA dianggap sensitif jadinya nggak ada yang mau review ya ? Kemana juga para pengguna yang sebetulnya sempat jadi reviewer yang masih aktif tapi tidak dengan kegiatan reviewnya macam Bagas Chrisara, Rahmatdenas, & AMA Ptk ? Coba kalo masih sistem voting, pasti nasibnya usulan PA & MG udah disetujui duluan. 2 usulan ini jadi korban pertama dari terlalu dininya sistem review diterapkan di usulan AP WBI. Saya jujur, saya jadi kecewa dengan 2 pengusul sistem review AP (Hanaman & HaEr) & saya jadi enggan menyetujui pengusulan keduanya jadi pengurus WBI karena keduanya jadi biang kerok penyusutan dari pertumbuhan AP di WBI. --Glorious Engine (bicara) 26 Januari 2019 00.03 (UTC)[balas]

Bung Glorious Engine, seperti sudah kusebutkan berulang-ulang, tidak ada urgensi untuk terburu-buru meluluskan AP sebanyak-banyaknya. Kalau memang para peninjau belum ada waktu, ya ditunggu saja. Namanya juga tugas suka rela, tidak ada paksaan harus selesai dalam tenggat waktu tertentu. Tidak ada paksaan juga mengenai urutan yang mana mau ditinjau duluan. Hal yang perlu kita kejar dari proses AP adalah kualitas artikel dan keberhasilan mengeluarkan artikel luar biasa, dan bukan mengejar jumlah "stempel" yang dikeluarkan tanpa mempedulikan apakah artikelnya sudah memenuhi standar atau bukan. HaEr48 (bicara) 26 Januari 2019 01.05 (UTC)[balas]
Saya nggak kompromi sama "para peninjau belum ada waktu". Di en.wiki saja, di hari-H pengusulan dimulai saja paling tidak ada si Nikkimaria yang ninjau lisensi berkas yang tercantum pada artikel itu, lha disini keburu pengusulnya cabut duluan. Lha kalo pengusulnya sendiri cuma punya waktu 1 bulan buat ngurusi tapi reviewernya baru nongol pas bulan ke-2 siapa donk yang nanggapi ? Segala sesuatu usulan dari en.wiki (usulan harus 1 per pengguna, harus ada review, dlsb) ya harus sejalan keadaannya dengan di WBI. Masalah vote memperdulikan standar AP atau tidak, ya laman usulan AP jarang yang giat mantau jadinya mau nggak mau harus pake undangan diskusi. Pake sistem review malah jadi kelamaan, ngerepotin pengusul dan pengembang. Artikel memenuhi standar atau enggak, ya artikelnya tinggal dikoreksi, kalo nggak ya tinggal usulin cabut (NB: pengusulan pencabutannya juga kayaknya kurang rame tuh, cuma sekitaran 2-3 orang yang aktif) Pengusulan slot jadwalnya tinggal dibekukan, bukan masalah "stempel"nya jadi "dijual mahal" atau begimana ?
Atau begini aja deh, begimana kalo pake sistem "pre-ticket" gitu. Artikel bisa diusulin pake sistem vote buat jaga-jaga (pre-ticket) kalo AP-nya bisa "surut" tapi "stempel"nya dikasih beda, misalnya cuma dicantumin di halaman pembicaraan atau warnanya dibedain, jadi perunggu atau begimana (NB: perak sendiri udah dipake AB soalnya). Nantinya kalo reviewernya lagi aktif bisa langsung ngereview AP yang diusulin pake sistem vote. Jadinya kalo udah lolos review, artikelnya bisa diperlakukan seperti AP pada umumnya. Kalo masalah slot, nanti diutamakan buat artikel yang udah di-review, dan kalo AP-nya lagi "surut", AP dari sistem vote bisa dimajuin kalo nggak ya majuin AP yang pernah tayang. Tapi kalo nggak mau ya saya tantang, bisa ngebikin nggak reviewernya stabil atau nggak di WBI. Sistem review & para reviewernya aja nggak aktif, gimana bisa mau mengharapkan pengusulan & para pengusulnya aktif. --Glorious Engine (bicara) 26 Januari 2019 01.54 (UTC)[balas]
Di Bahasa Inggris juga sering kok reviewnya lama. Misalnya en:Wikipedia:Featured article candidates/Oran fatwa/archive1 selain tinjauan gambar pendek dari Nikkimaria di hari pertama, harus nunggu hampir sebulan baru ada tinjauan substantif. Sedangkan en:Wikipedia:Featured article candidates/Muhammad I of Granada/archive1, walaupun ada tinjauan di awal-awal, tinjauan yang benar-benar substantif baru ada di akhir dan usulan AP tersebut baru lulus September padahal diusulkan sejak Juli. Menurut pengalamanku melewati penijauan AP di en.wp dan id.wp, jujur proses di sini cenderung lebih cepat. Mengenai sistem dua stempel, kan kita sudah punya dua stempel, AP dan AB? Kriteria AB sengaja dibikin lebih longgar, jadi tidak perlu menunggu tinjauan berat ala AP. HaEr48 (bicara) 26 Januari 2019 02.06 (UTC)[balas]
Saya sudah berkali-kali mengatakan sistem baru memperbolehkan suatu pengusulan dibuka 3 bulan lamanya, tetapi mengapa Anda justru sibuk mempermasalahkan bahwa suatu pengusulan harus ditutup secepat kilat? Pengguna Wikipedia juga manusia di dunia nyata, mengapa harus terkesan seperti akun bot? Tiada kaitan kedua pengusulan tersebut dengan tema sensitif atau semacamnya. Omong-omong, apakah Anda ingin kembali ke sistem lama hanya agar Anda dapat menghujani ratusan halaman pembicaraan pengguna dengan undangan diskusi itu atau hanya dendam pribadi dengan saya dan HaEr48 semata, dilihat dari pernyataan Anda berbunyi "saya jadi enggan menyetujui pengusulan keduanya jadi pengurus WBI karena keduanya jadi biang kerok penyusutan dari pertumbuhan AP di WBI"? Stok AP WBI masih cukup banyak lah, jadi tidak perlu dijadikan beban. Kalau sudah habis, tinggal tayangkan AP lama. Selesai kan? Oh ya, kalau Anda masih belum tahu AMA Ptk, dia sepertinya masih sibuk di dunia nyata dan kiranya bintang perunggu lebih cocok untuk artikel TA. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 26 Januari 2019 05.00 (UTC)[balas]
Ya udah, kalo gitu usulan PA dari saya, saya lanjutin aja ya. Maaf, soalnya saya lihat si Mimi yang usulannya belakangan ketimbang usulan saya tapi sama-sama belum ditanggapi malah langsung mengganti usulannya. --Glorious Engine (bicara) 26 Januari 2019 05.05 (UTC)[balas]
Ya, menurutku Penjarahan Amorion itu kalau masih ingin ditinjau ditunggu aja dulu. Kalau Muammar Gaddafi itu, bisa ditanya Mimihitam sendiri kenapa dia begitu. Tebakanku dia lebih cinta dengan Hak asasi manusia yang karyanya sendiri dibanding MG yang kebanyakan terjemahan, makanya dia ganti mumpung belum ada yang meninjau   Bukan karena gak sabaran. Menurutku sih oke-oke saja melakukan begitu. Karena belum ada yang meninjau, gak ada yang mubazir. HaEr48 (bicara) 26 Januari 2019 06.03 (UTC)[balas]

Aku ada beberapa tanggapan yang mungkin agak keras, jadi mohon maaf kalau ada yang tersinggung, saya hanya mengatakan apa adanya supaya lebih jelas.

  1. Aku ganti Muammar Gaddafi jadi HAM sama sekali bukan karena nggak sabaran, tapi karena artikel HAM adalah hasil kembangan saya sendiri. Kamu tentu tahu kalau selama ini saya selalu menerjemahkan, dan ini adalah artikel panjang pertama (di atas 100 KB) yang saya kembangkan sendiri tanpa menerjemahkan dari Wiki manapun (dan ini juga unik di WBI, karena proporsi artikel panjang hasil terjemahan jomplang dengan hasil kembangan sendiri). Selain itu, buku-buku yang saya pakai sebagai sumber juga masih belum saya kembalikan ke perpustakaan. Jadi mumpung belum ada yang meninjau MG, ya saya ganti saja, setelah itu MG akan saya kembalikan ke bursa pencalonan.
  2. Tolong mindset Anda diubah. Tidak ada gunanya buru-buru meloloskan AP kalau hasilnya adalah puluhan atau bahkan ratusan artikel dengan terjemahan yang buruk sekali seperti Douglas MacArthur. Mohon maaf sebelumnya kalau aku akhirnya jadi berkata terang2an seperti ini (dan juga di ringkasan suntingan), tapi karena terjemahannya terlalu terburu-buru (dan boleh dibilang asal-asalan) untuk "kejar setoran AP", kalimat pasif diterjemahkan jadi aktif, aktif jadi pasif, "paralel" tiba-tiba berubah jadi "pasukan", suatu istilah diterjemahkan jadi lawan katanya (contohnya "some" diterjemahkan jadi "banyak"), atau yang lebih sering aku temui, suatu kata dalam bahasa Inggris yang agak susah ditebak2 maknanya, jadinya yang diterjemahkan sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang ditulis. Bikin gedeg tauk meriksanya (itu pun masih untung ada yang mau meriksa, coba lihat dari antara pengguna WBI, yang punya waktu, punya tenaga, punya minat, dan tidak makan hati untuk meriksa cuma berapa??). Terburu-buru malah jadi kacau balau kan? Dari antara daftar AP yang sudah diloloskan dan belum tayang pun, saya sekarang mendapati masih ada yang bermasalah. Contohnya oganeson (bukan terjemahan kamu) yang terjemahannya juga "asal-asalan" menurut HaEr48. Makanya kita butuh quality control berupa peninjauan. Percuma kamu mau dapat voting dari 10 orang kalau yang dipajang jadi artikel dengan terjemahan buruk. Lebih memalukan lagi semuanya dikasih bintang yang menandakan "ini artikel terbaik buatan komunitas kami lho". Akhirnya pembaca akan berkomentar sinis, dan citra WBI akan rusak karena jadi seperti basis data untuk terjemahan2 kacau.
  3. Sebagai kontributor, kita punya tanggung jawab moral untuk berusaha agar informasinya bisa seakurat mungkin, apalagi kalau mau dipajang di halaman utama dan dikasih tanda "ini artikel terbaik buatan kami". Terjemahan Douglas kamu disalin tempel dan dibaca orang, dan sekarang di situ yang tercantum jadi info2 dengan terjemahan yang ngawur. Dulu kamu menerjemahkan laut juga parah sekali (sampai-sampai "ombak" diterjemahkan jadi "arus" dan "arus" jadi "gelombang"), dan artikel itu yang baca ribuan orang. Anak2 sekolah sudah pasti akan pakai artikel untuk untuk belajar apa itu laut, lalu sekarang karena mau kejar setoran AP, isinya jadi kacau balau dan menyesatkan, sampai2 tidak bisa membedakan ombak dengan arus? Masih untung ada yang sadar kalau AP dari tahun 2015-2018 yang ditayangkan hampir semuanya kacau balau gara2 kejar setoran, kalau kemarin tidak diambil tindakan keras, saya yakin pasti laut sekarang sudah jadi AP dengan disetujui oleh paling tidak 5 orang yang tidak membaca.
  4. Makanya dari sini sudah jelas, sistem peninjauan itu jauh lebih baik daripada "voting". Lebih baik sedikit yang diloloskan tapi mutunya memang tinggi (dan memenuhi kriteria AP), daripada yang diloloskan banyak tapi isinya kacau. Kalaupun sekarang misalnya kamu sudah berhenti menerjemahkan artikel2 panjang untuk kejar setoran, quality control tetap diperlukan untuk menghindari typo, keberadaan kalimat yang tidak bisa dibaca/tidak jelas maknanya/ rancu, atau kesalahan informasi. Coba saja kamu bandingkan artikel sistem imun sebelum dan sesudah ditinjau, mutunya naik drastis berkat peninjauan (khususnya oleh HaEr48). Pada akhirnya tidak ada artikel yang sempurna, tapi dengan peer review, kita bersama2 berusaha agar artikelnya bisa sebaik mungkin. Sekarang dari antara artikel2 yang sudah kita tinjau, kita bisa dengan bangga dan yakin bilang kalau artikelnya memang bermutu tinggi.
  5. Kalau soal "APnya seret", ini juga perlu diubah mindsetnya. Wajar kalau AP itu "seret" karena kita mau artikel yang jadi AP itu artikel terbaik, bukan asal sekadar kasih stempel untuk setiap artikel yang diusulkan. Kalau misalkan APnya sudah tayang semua, ya tinggal tayangkan lagi artikel yang sudah pernah tayang, susah amat? Kita punya cadangan banyak kok. Saya rasa "AP jadi seret" itu masalah yang terlalu dibesar-besarkan.
  6. Sistem "pre-ticket" boleh dibilang mubazir, karena kita sudah punya yang namanya "AB". Di situ masih pakai voting dan memang sebaiknya dibiarkan begitu untuk membedakan dari sistem AP.
  7. Dan juga dimohon untuk jangan membawa2 isu yang tidak terkait. Artikel MG dan PA sama sekali tidak sensitif di Indonesia. Apalagi soal PA, kamu tanyakan orang2 Kristen saat ini saya yakin rata2 nggak tahu apa itu "ikonoklasme", dan artikel itu sendiri juga bukan fokus pada ikonoklasme, tapi pada perangnya.

 Mimihitam  26 Januari 2019 08.19 (UTC)[balas]

Nggak apa-apa kok Mi, saya nggak nyangkal kok terjemahan saya perlu dikoreksi. Mau konten terjemahannya disembunyikan dulu (tapi bukan dihapus sama sekali lho), dikasih sama versi yang lebih stabil juga boleh aja. Saya cuma melakukannya biar ada "wadah" pembiruan pranala (pembuatan artikel) kok. Kalo tau kayak gini saya mah nggak bakal ngembangin artikel sendiri, tapi bakal lebih ke arah membirukan artikel-artikel Midori yang banyak, panjang tapi pranala merahnya masih banyak. Selain itu kan juga kalo pranalanya ada di AP kan juga ada kemungkinan di-klik juga kan, jadi ikut ada "luapan" pembacanya kan.

Saya juga sekarang dah berhenti kok ngembangin artikelnya, jadi nggak perlu khawatir kalo koreksi terjemahannya bakal nambah tugas, selain ya karena koreksi terjemahannya masih ngantri, sama keikutsertaan Hanaman, HaEr & Mimi sendiri di pengusulan AP, juga saya sudah tau "spot-spot berkumpulnya" pranala merah (artikel yang belum dibikin), contohnya kayak keuskupan gitu kan, rajin tuh Albertus Aditya & Aviel Dase ngurusin administrasi gereja (misal update nama uskup yang menjabat) jadinya pranala-pranalanya sendiri bisa langsung terurus karena ada pengguna yang minat.

Sangat disayangkan sih masih banyak orang Indonesia yang (maaf) tak fasih bahasa Inggris, tapi juga saya nggak mau kalo terjemahan yang disajikan ya nggak bagus. --Glorious Engine (bicara) 26 Januari 2019 08.32 (UTC)[balas]

Makanya review itu penting hehe, kemarin kan sewaktu peninjauan ada beberapa artikel lain yang terjemahannya kurang bagus/terlalu kaku, langsung tersaring dan tidak bisa lolos. Kalau dulu bisa lolos dengan mudah karena nggak ada yang baca. Intinya sabar saja. Andaikan aku nggak terlibat dalam memperbaiki artikel Penjarahan Amorion, itu artikel sudah pasti akan saya tinjau.
Mengenai penguasaan bahasa Inggris, andaikan saja di sini ada 10 Japra Jayapati atau 10 HaEr48, pasti mutu artikel2 di WBI akan sangat tinggi.  Mimihitam  26 Januari 2019 12.17 (UTC)[balas]

Aku ada usul, bagaimana kalau modul partisipasi di halaman utama untuk saat ini diganti jadi 24 artikel yang sudah ditinjau secara akademik di WikiJournal. Daftarnya sudah aku kumpulkan di sini: Pengguna:Mimihitam/Artikel potensial. Jadi artikelnya akan dibiarkan di situ sampai semuanya selesai diterjemahkan. Atau alternatifnya bisa dengan memasang salah satu artikel yang ada di daftar itu/artikel yang belum dirintis di daftar itu sebagai "kolaborasi terjemahan", dan artikelnya akan dipasang sampai kolaborasinya selesai. Tapi ini cuma usul loh ya, kalau lebih pilih status quo juga nggak apa2. @Glorious Engine @HaEr48  Mimihitam  30 Januari 2019 19.46 (UTC)[balas]

@Mimihitam: Kalau boleh tau, artikel yang selama ini dihasilkan Modul partisipasi, apakah biasanya tingkat stub, ataukah artikel penuh dengan kualitas mendekati aslinya? Kalau yang dihasilkan hanya tingkat stub, aku rasa outputnya tidak akan banyak beda jika inputnya level FA (atau level peer review) vs cuma level B. Tapi kalau artikel yang dihasilkan selama ini cenderung mendekati kualitas aslinya, usul ini boleh dipertimbangkan. HaEr48 (bicara) 30 Januari 2019 22.50 (UTC)[balas]
@HaEr48 bisa dilihat di Wikipedia:Modul partisipasi/Halaman yang telah dibuat. Mayoritas adalah rintisan. Yang lebih sering aku lihat itu orang-orang pakai Yandex.Translate di content translation tanpa ditinjau lagi secara saksama, dan yang seperti itu biasa langsung aku hapus. Walaupun begitu, modul ini juga berjasa karena telah memunculkan pengguna yang bisa menerjemahkan dengan bagus. Contohnya mitos Osiris, agama Mesir Kuno, dan blockchain itu dulu adalah artikel yang diminta di modul partisipasi, sekarang sudah jadi AP karena yang menerjemahkan bagus. Jadi kadang-kadang bisa memunculkan artikel bagus juga. Aku mikirnya, kalau misalkan difokuskan ke satu artikel yang jadi "kolaborasi", mungkin hasilnya bisa lebih dimaksimalkan. Apa pendapat kamu?  Mimihitam  30 Januari 2019 22.56 (UTC)[balas]
Hmm kalau kebanyakan level rintisan atau level sub-AB, berarti tidak terlalu penting untuk menggunakan sumber AP atau peer-reviewed. Toh hasilnya akan sub-AB juga. Tiga contoh di atas dikerjakan orang yang sama. Mungkin solusinya justru sodorkan daftar artikel WikiJournal itu ke Nasrie?   (just kidding of course) HaEr48 (bicara) 31 Januari 2019 00.56 (UTC)[balas]
Mimihitam, bukannya kolaborasi artikel dapat dilaksanakan di Wikipedia:ProyekWiki Artikel pilihan? Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 31 Januari 2019 09.22 (UTC)[balas]