Bintang ini melambangkan artikel pilihan di Wikipedia. Artikel pilihan adalah artikel-artikel terbaik di Wikipedia, yang ditentukan oleh komunitas. Sebelum dimasukkan ke dalam daftar ini, artikel-artikel tersebut dinilai dan dibahas di Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan, untuk memastikan keakuratan, kenetralan, kelengkapan, dan gaya penulisan, berdasarkan Wikipedia:Kriteria artikel pilihan.
Saat ini terdapat 432 artikel pilihan dari 729.086 artikel di Wikipedia, yang berarti ada satu artikel pilihan untuk setiap 1.688 artikel di Wikipedia.
Artikel yang berhasil mendapatkan status artikel pilihan akan diberikan bintang () pada pojok kanan atasnya. Selain itu, apabila suatu artikel merupakan artikel pilihan di Wikipedia bahasa lain, akan diberikan bintang pada pranala interwiki di sisi kiri bawah artikel.
Bonshō adalah lonceng besar yang dapat ditemui di kuil-kuil Buddha Jepang, dan digunakan untuk memanggil para biksu untuk berdoa serta menandai waktu. Berbeda dari lonceng pada umumnya, Bonshō dibunyikan dengan cara dipukul dari luar menggunakan palu genggam atau balok yang digantungkan pada tali. Bonshō biasanya terbuat dari perunggu, yang dicetak dengan metode cetakan sekali pakai. Lonceng ini biasanya ditambahi dengan berbagai bentuk hiasan timbul, lekukan melintang, dan ukiran. Bentuk paling awal dari lonceng ini dibuat sekitar tahun 600 M di Jepang, meskipun desain umumnya berasal dari Tiongkok yang jauh lebih awal dan memiliki berbagai corak seperi yang terlihat di lonceng-lonceng Tiongkok kuno. Nada lonceng yang tajam dan menyebar luas dapat terdengar hingga jarak yang cukup jauh, sehingga lonceng-lonceng ini digunakan sebagai sinyal, penunjuk waktu, dan alarm. Selain itu, suara lonceng ini dianggap memiliki sifat-sifat supranatural; misalnya, dipercaya dapat didengar di alam baka. Bonshō memiliki makna spiritual dengan memainkan peran penting dalam upacara-upacara Buddha, khususnya Tahun Baru dan festival Obon. Sepanjang sejarah Jepang, Bonshō dikaitkan dengan cerita dan legenda, baik yang fiktif, seperti Lonceng Benkei dari Mii-dera, maupun yang historis, seperti lonceng Hōkō-ji. Di zaman modern, bonshō telah menjadi simbol perdamaian dunia. (Selengkapnya...)
Virus dalam sejarah manusia mengacu kepada pengaruh virus dan infeksi virus dalam riwayat peradaban manusia. Epidemi yang disebabkan oleh virus dimulai ketika perilaku manusia berubah pada periode Neolitikum. Sekitar 12.000 tahun lalu, manusia mengembangkan pertanian dan membentuk komunitas yang penduduknya lebih padat. Hal ini memungkinkan penyebaran virus secara cepat dan menjadikannya endemik. Virus tumbuhan dan ternak juga meningkat karena manusia bergantung pada pertanian dan peternakan. Sebagai contoh, infeksi Potyvirus pada kentang dan Rinderpest morbillivirus pada sapi membawa dampak besar bagi kehidupan. Cacar dan campak termasuk penyakit-penyakit tertua yang menginfeksi manusia. Setelah berevolusi dari virus yang menginfeksi hewan lain, virus-virus penyebab cacar dan campak mulai menulari manusia di Eropa dan Afrika Utara ribuan tahun yang lalu. Virus-virus ini kemudian dibawa oleh orang Eropa ke Benua Amerika pada masa penjajahan Spanyol. Penduduk asli Benua Amerika tidak memiliki kekebalan alami terhadap virus-virus tersebut sehingga jutaan jiwa meninggal saat terjadinya epidemi. Pandemi influenza tercatat dalam sejarah sejak tahun 1580 dan frekuensinya terus meningkat pada abad-abad selanjutnya. Pandemi influenza pada tahun 1918–1919 menewaskan 40–50 juta orang dalam waktu kurang dari satu tahun dan merupakan salah satu pandemi yang paling mematikan dalam sejarah. (Selengkapnya...)
Belut listrik adalah sekelompok ikan air tawar yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya dari wilayah yang disebut Neotropis. Secara ilmiah, mereka dikelompokkan dalam genusElectrophorus dan merupakan anggota familiGymnotidae. Keistimewaan utama mereka terletak pada kemampuan luar biasa untuk menghasilkan listrik dengan kekuatan yang cukup untuk melumpuhkan mangsanya. Sengatan listrik yang dihasilkan bisa mencapai tegangan hingga 860 volt. Kemampuan listrik belut listrik pertama kali diteliti pada tahun 1775, mempengaruhi penemuan baterai listrik pada tahun 1800. Meskipun namanya mengandung kata "belut," hewan ini sebenarnya tidak punya hubungan kekerabatan yang dekat dengan belut asli (kelompok ikan Anguilliformes). Belut listrik justru lebih tepat digolongkan sebagai anggota ordo Gymnotiformes, yaitu kelompok ikan pisau yang memiliki kemampuan merasakan medan listrik. Secara kekerabatan, mereka lebih dekat dengan ikan lele. Baru pada tahun 2019, ilmuwan membagi belut listrik menjadi tiga spesies yang berbeda. Selama lebih dari dua abad sebelumnya, semua belut listrik dianggap sebagai satu jenis saja, yaitu Electrophorus electricus. (Selengkapnya...)