Voice of Indonesia

stasiun radio internasional asal Indonesia

RRI Stasiun Siaran Luar Negeri,[3] bersiaran sebagai RRI Voice of Indonesia (bahasa Indonesia: "Suara Indonesia",[catatan 1] atau Voice of Indonesia saja, sebelumnya RRI World Service – Voice of Indonesia) dan disingkat sebagai VOI, adalah stasiun radio dan media daring internasional dari LPP Radio Republik Indonesia (RRI). VOI bersiaran sejak tahun 1945, menjadikannya media internasional asal Indonesia tertua yang masih beroperasi.

RRI Stasiun Siaran Luar Negeri
KotaJakarta, Indonesia
Wilayah siarSeluruh dunia
MerekRRI Voice of Indonesia, Suara Indonesia (sebelumnya)[1]
Frekuensi
  • 3325 kHz dan 4755 kHz (SW, 17.00–06.00 WIB)
  • 3946/H/6660 (satelit, Telkom-4)[2]
  • Daring (24 jam)
Mulai mengudara23 Agustus 1945; 79 tahun lalu (1945-08-23)
FormatUmum
BahasaIndonesia, Inggris, Arab, Belanda, Jerman, Jepang, Prancis, Spanyol, Tionghoa (Mandarin)
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (radio SW)
Nama sebelumnyaVoice of Free Indonesia (1945–1950)
Frekuensi sebelumnya9525 kHz, 11785 kHz, 15150 kHz
PemilikLPP RRI
Stasiun kembarRRI Programa 1
RRI Programa 2
RRI Programa 3
RRI Programa 4
Siaran webTonton langsung
Situs webvoinews.id (Bahasa Inggris)
voinews.id/indonesian (Bahasa Indonesia)

VOI menggunakan berbagai bahasa untuk menyebarkan kebudayaan dan pengetahuan Indonesia ke pihak luar atau warga negara Indonesia di luar negeri. Hingga tahun 2023, VOI bersiaran dalam sembilan bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, melalui gelombang pendek pada jam-jam tertentu serta televisi daring selama 24 jam.

Sejarah

sunting
 
Tulisan "Voice of Indonesia" di sebuah gedung di kantor pusat RRI di Jakarta, 2007. Gedung tersebut kemudian dirobohkan.
 
Logo RRI Voice of Indonesia (2006–2023)[4]

Sejarah Voice of Indonesia dapat dirunut bahkan sebelum RRI didirikan. Saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, negara tersebut memerlukan alat yang efektif untuk mengumumkannya ke seluruh elemen bangsa dan seluruh dunia. Pada jam 19.00 di hari yang sama, Joesoef Ronodipoero – tokoh yang nantinya mendirikan RRI – membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui Hōsō Kyōku (放送局, "Jawatan Radio"), radio milik pemerintah pendudukan Jepang, melalui pemancar gelombang pendek di Bandung.[5] Ia dibantu oleh Abdulrahman Saleh, yang juga memiliki minat pada siaran radio. Atas permintaan Sutan Syahrir, radio yang ditujukan bagi pendengar luar negeri lalu didirikan. Pemancar untuk Voice of Free Indonesia (bahasa Indonesia: "Suara Indonesia Merdeka") selesai didirikan pada tanggal 23 Agustus 1945 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Presiden Soekarno memberikan pidato di radio ini pada tanggal 25 Agustus, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta melakukan hal yang sama pada tanggal 29 Agustus.[6]

Untuk melakukan siaran, mereka yang terlibat dalam siaran radio kemudian mengambil alih stasiun radio di Yogyakarta, yang didirikan pada masa kolonial Belanda dan sempat diambil alih Jepang. Siaran Voice of Free Indonesia dari Yogyakarta dilakukan pertama kali pada tanggal 17 Juni 1946; saat itu bersiaran dalam Bahasa Inggris, Belanda, dan Prancis.[6]

Selama perang kemerdekaan Indonesia, K'tut Tantri, seorang perempuan asal Amerika Serikat berdarah Skotlandia yang simpatik terhadap pejuang kemerdekaan Indonesia, mengisi siaran berbahasa Inggris di Voice of Free Indonesia. Siarannya menyasar para pendengar di negara-negara Barat, dan ia mendapat julukan "Surabaya Sue" oleh karena dukungannya terhadap nasionalis Indonesia. Selama masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, siaran radio berperan penting mengirimkan pesan-pesan kemerdekaan Indonesia pada audiens luar negeri, yang kemudian membantu negara-negara lain mengakui kedaulatan Indonesia. Nama "Voice of Free Indonesia" juga digunakan sebagai nama majalah pro-Indonesia yang diterbitkan orang-orang Indonesia di luar negeri untuk pembaca di negara-negara Barat.[7]

Pada tahun 1950, Voice of Free Indonesia berganti nama menjadi Voice of Indonesia (VOI),[8] dengan menghapus kata "Free" di dalamnya. Pada tahun 1955, VOI menyiarkan Konferensi Asia–Afrika yang diadakan di Bandung.[5]

Di tahun 2019, VOI mengalami perubahan bentuk dan format siaran. Salah satunya adalah program "siaran perbatasan" yang dimulai pukul 06.00 hingga 10.00 WIB dan dipancarluaskan di lima stasiun RRI terluar Indonesia; yaitu RRI Nunukan (Kalimantan Utara), RRI Entikong (Kalimantan Barat), RRI Tanjungpinang, RRI Batam (keduanya di Kepulauan Riau), dan RRI Stasiun Produksi Bengkalis (Riau).[5]

Ketersediaan

sunting

Gelombang pendek

sunting
 
Pemancar RRI Voice of Indonesia dengan kekuatan pancar 250 kW dari GEC Marconi yang pernah digunakan oleh RRI Cimanggis dan RRI Makassar

Per tahun 2024, siaran VOI melalui gelombang pendek disiarkan melalui frekuensi:

Siaran gelombang pendek disiarkan mulai jam 17.00–06.00 WIB (10.00–23.00 UTC).[butuh rujukan]

Sebelumnya

sunting
  • 9525 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
  • 11785 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)
  • 15150 kHz (idle) Power = 250 Kw (Pemancar Cimanggis)

Satelit

sunting

Menurut data Lyngsat, siaran audio VOI dapat diakses melalui siaran satelit Telkom-4 dengan frekuensi 3946 H yang menjangkau Asia Tenggara. Frekuensi ini sama dengan frekuensi satelit stasiun-stasiun RRI daerah di Indonesia, terutama RRI Programa 1.[2][9]

Daring

sunting

Selain gelombang pendek, VOI juga bersiaran secara daring melalui situs webnya dan aplikasi RRI Digital selama 24 jam.

Di luar program-program gelombang pendek yang disiarkan juga melalui internet secara bersamaan, VOI bersiaran sebagai saluran televisi daring berkonsep radio visual, dengan memadukan siaran radio dan gambar visual. Sebagian siarannya dipancarluaskan oleh stasiun-stasiun RRI Programa 1 (Nunukan, Entikong, Tanjungpinang, Batam dan Bengkalis) dan radio visual RRI NET.[butuh rujukan] Dengan relai ini, sebagian siaran VOI juga dapat dinikmati melalui radio FM dan layanan televisi berlangganan IndiHome (di mana RRI NET tersedia).

VOI juga mengelola portal berita di situs web resminya, voinews.id, dalam sembilan bahasa sesuai dengan bahasa yang disiarkannya.

Bahasa

sunting

Hingga tahun 2023, VOI beroperasi dalam sembilan bahasa, yaitu: Arab, Belanda, Indonesia, Inggris, Jepang, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Tionghoa (Mandarin). Sebelumnya, VOI pernah bersiaran dalam bahasa Hindi, Korea, Thailand, dan Urdu.[10][11]

Berikut ini jadwal siaran VOI dalam gelombang pendek menurut bahasa:[butuh rujukan]

Bahasa Waktu
WIB UTC
Inggris 17:00-18.00 10:00-11:00
Mandarin 18:00-19:00 11:00-12:00
Jepang 19:00-20:00 12:00-13:00
Inggris (siaran ulang) 20:00-21:00 13:00-14:00
Indonesia 21:00-22:00 14:00-15:00
Mandarin 22:00-23:00 15:00-16:00
Arab 23:00-00:00 16:00-17:00
Spanyol 00:00-01:00 17:00-18:00
Jerman 01:00-02:00 18:00-19:00
Belanda 02:00-03:00 19:00-20:00
Prancis 03:00-04:00 20:00-21:00
Inggris (siaran ulang) 04:00-05:00 21:00-22:00
Jepang (siaran ulang) 05:00-06:00 22:00-23:00

Sebagian acara VOI yang disiarkan secara daring dalam bentuk radio visual antara lain:[12]

  • Indonesia Hari Ini (Bahasa Indonesia)
  • Indonesia Today (Bahasa Inggris)
  • VOI Biztalk (Bahasa Indonesia, dialog bisnis)

Salah satu program VOI adalah Diplomatic Forum, forum diskusi yang mempertemukan para duta besar, tokoh kementerian, atau akademisi untuk membahas isu-isu tertentu.[13]

VOI pernah menyiarkan Bilik Sastra, acara yang menyiarkan karya-karya sastra buatan diaspora Indonesia, terutama cerita pendek, dan disiarkan sejak tahun 2011.[14] Dalam acara tersebut, VOI pernah menggandeng Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.[15] Penghargaan Bilik Sastra untuk karya-karya terbaik tercatat pernah diselenggarakan pada tahun 2012,[14] 2014,[16] 2015,[17] 2016,[15] 2017,[18] dan 2018.[19] Karya-karya pemenang juga dibukukan, seperti pada penghargaan tahun 2018.[19]

Lihat pula

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Suara Indonesia" juga pernah digunakan sebagai nama siarannya dalam Bahasa Indonesia. Lihat ARCHIVE Sounds (2022) pada referensi di bawah.

Referensi

sunting
  1. ^ ARCHIVE Sounds (3 Januari 2008, video diunggah 5 Januari 2022). "RRI Voice of Indonesia - Tadi Pagi, Jakarta - Startup/Sign-On (03.01 2008)". YouTube. Diakses tanggal 5 Oktober 2023. 
  2. ^ a b "Voice of Indonesia". LyngSat. Diakses tanggal 19 September 2023. 
  3. ^ "RKKAL STASIUN SIARAN LUAR NEGERI VOICE OF INDONESIA 2022". PPID LPP Radio Republik Indonesia. 2022. Diakses tanggal 2 Agustus 2023. 
  4. ^ "Majalah Gatra Volume 12, Edisi 42-45". Era Media Informasi (via Google Books). 2006. Diakses tanggal 12 September 2024. 
  5. ^ a b c "Voice of Indonesia - Sejarah Singkat". PPID LPP Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 September 2023. 
  6. ^ a b VoI Official (9 Agustus 2015). "The Voice of Free Indonesia Story". YouTube. Diakses tanggal 9 September 2023. 
  7. ^ Tantri, K'tut (1960). Revolt in Paradise. New York: Harper & Brothers. hlm. 182–83, 222–23. 
  8. ^ Voice of Indonesia - Background
  9. ^ "Telkom 4 at 108.0°E: 3946 H". LyngSat. Diakses tanggal 19 September 2023. 
  10. ^ The Voice of Indonesia (edisi ke-1-3). Broadcasting Service of the Ministry of Information of the Republic of Indonesia (Layanan Penyiaran Departemen Penerangan RI). 1960. Diakses tanggal 10 September 2023. 
  11. ^ Afgiansyah (2007) Repositioning VOI. The Hague: The Hague University
  12. ^ "RRI PlayGo - V.O.I Voice of Indonesia". RRI Digital. Diakses tanggal 19 September 2023. 
  13. ^ Fornia; Susanto, Arif (20 Desember 2021). "The Role of The Voice of Indonesia As A Public Diplomic Media Through The Diplomatic Forum Event Program". COMMENTATE: Journal of Communication Management. London School of Public Relations. 2 (2). doi:10.37535/103002220218. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 
  14. ^ a b Nava, Julie (22 November 2012). "Sekilas Tentang Voice of Indonesia (VOI) dan Bilik Sastra". Kompasiana. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 
  15. ^ a b "Sastra Indonesia Mengudara di Dunia". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 11 November 2016. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 
  16. ^ Mustofa, Zaenal (2 Oktober 2014). "Peraih Bilik Sastra VOI RRI Award 2014". PPMI Mesir. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 
  17. ^ Yunus, Syarif (1 November 2015). "Bilik Sastra VOI RRI Award 2015; Menguak Potensi Sastra Perantauan". Kompasiana. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 
  18. ^ Kelana, Irwan (22 Oktober 2017). "3 Cerpenis Rantau Raih Bilik Sastra VOI Award 2017". Republika. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 
  19. ^ a b Dewi, Widya Chandra (23 November 2018). "Buku: Setangkai Tulip Putih". ME and I. Diakses tanggal 9 Februari 2025. 

Pranala luar

sunting