OVO (pembayaran)

perusahaan asal Indonesia
(Dialihkan dari Visionet)

OVO (PT Visionet Internasional) adalah sebuah layanan dompet elektronik yang memiliki fitur penyimpan uang elektronik, serta untuk pembayaran transaksi di Indonesia.[1][2][3]

PT Visionet Internasional
OVO
IndustriPembayaran digital
Didirikan25 September 2017
PendiriLippo Group
Kantor
pusat
,
Tokoh
kunci
Jaygan Fu Ponnudurai
Karaniya Dharmasaputra
IndukGrab dan investor lokal
Situs webovo.id

Sejarah sunting

OVO awalnya didirikan oleh Lippo Group, dan mulai beroperasi tahun 2017, mendapat izin e-money dari Bank Indonesia untuk beroperasi sebagai perusahaan fintech di seluruh Indonesia pada 25 September 2017.[4][5]

Pada Desember 2017, diumumkan bahwa Tokyo Century Corporation menginvestasikan dananya sekitar 116 juta Dolar AS, untuk 20 persen saham di startup tersebut.[6]

Pada tahun 2018, Perusahaan transportasi, Grab, juga berinvestasi di OVO. Kemudian di tahun 2019, media mengumumkan bahwa platform e-commerce dari Indonesia, Tokopedia, ikut berinvestasi di OVO.[7]

Di bulan Oktober 2021, Grab meningkatkan kepemilikannya di OVO. Grab dan sejumlah investor lokal membeli saham OVO dari Tokopedia dan Lippo Group. Kepemilikan Grab dilaporkan sebesar 79,5 persen dengan sisanya dimiliki oleh investor lokal.[8]

Sebagai platform pembayaran digital, OVO pada September 2023 diberitakan telah tersedia di 600 kota dan kabupaten di Indonesia dengan total pengguna penjual sebesar 1,5 juta penjual.[9]

Produk dan layanan sunting

Selain layanan pembayaran digital yang dihadirkan sebagai bisnis inti OVO, OVO juga sudah masuk ke layanan finansial, yaitu pinjaman, investasi dan asuransi. Layanan pinjaman dihadirkan melalui Taralite, salah satu layanan P2P yang diakuisisi OVO pada tahun 2019[10].

Kemudian, di akhir tahun 2020, OVO meluncurkan layanan OVO | Proteksi yang menghadirkan produk-produk asuransi di aplikasi OVO melalui kolaborasi dengan berbagai mitra, diikuti dengan peluncuran layanan OVO | Invest pada awal tahun 2021, yang berfokus pada produk investasi[11].

Referensi sunting

  1. ^ "OVO becomes Indonesia's fifth unicorn startup, Rudiantara says". The Jakarta Post. Diakses tanggal 14 November 2019. 
  2. ^ "The 2021 Mobile Wallets Report from Boku". boku.mobilewallet.report. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-11-12. Diakses tanggal 2021-11-12. 
  3. ^ "Tech in Asia - Connecting Asia's startup ecosystem". www.techinasia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-12. 
  4. ^ "OVO's Thompson: "We're moving forward from payments into financial services"". The Asian Banker. Diakses tanggal 14 November 2019. 
  5. ^ Musanna, Khadijatul; Sholihin, Riadhus; Sari, Maula (2022-06-30). "Penggunaan E-Wallet OVO Perspektif Ulama Syafi'iyah". Asy-Syari'ah. 24 (1): 109–120. doi:10.15575/as.v24i1.18073. ISSN 2654-5675. 
  6. ^ "The 2020 Indonesian E-wallet Race". M2 Insights. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-19. Diakses tanggal 25 April 2020. 
  7. ^ Maulani, Anisa (15 March 2019). "Tokopedia reportedly invests in e-wallet platform OVO". E27. 
  8. ^ "Grab Akuisisi Saham OVO dari Tokopedia dan Lippo, Kini Kuasai Sekitar 90% Kepemilikan | DailySocial.id". dailysocial.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-07. 
  9. ^ Untari, Pernita Hestin (2023-09-24). "Dikendalikan Grab, Intip Capaian Merchant OVO". Bisnis.com. Diakses tanggal 2023-12-01. 
  10. ^ (cnbcindonesia.com) OVO ditinggal lippo group
  11. ^ "Tech in Asia - Connecting Asia's startup ecosystem". www.techinasia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-12. 

Pranala luar sunting