Uskup (Gereja Ortodoks Timur)

Uskup dalam Gereja Ortodoks Timur merupakan jabatan spiritual tertinggi dalam lingkup gereja universal. Tidak seperti gereja-gereja Kristen lainnya, uskup dalam Gereja Ortodoks Timur tidak turut campur dalam urusan keuskupan yang bukan dalam yurisdiksinya.

Pelayanan episkopal sunting

Seorang uskup merupakan penerus para Rasul dalam pelayanan dan pemerintahan gereja. Gereja Ortodoks Timur berpandangan bahwa seorang uskup melakukan pelayanan sebagai pengganti Kristus dalam gereja, tetapi seorang uskup bukanlah seorang yang bebas dari kesalahan, bahkan Patriark Ekumenis Konstantinopel yang bergelar 'primus inter pares'. Tidak ada uskup yang memiliki kekuasaan melebihi kuasa yurisdiksinya. Seorang uskup pun mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kesatuan dan keutuhan gereja di seluruh dunia dengan memastikan kebenaran dan kesatuan iman dan praktik keagamaan dalam keuskupannya.

Berdasarkan hukum kanon Gereja, seorang uskup suatu wilayah harus menghadiri sebuah Sinode. Ketika sinode tersebut diselenggarakan, seorang metropolitan atau patriark secara administratif memimpin jalannya penyelenggaraan sinode.

Rahib sunting

Sejak abad ke-6, Gereja Ortodoks Timur mengatur bahwa seorang yang menjadi uskup adalah pria yang tidak menikah atau seorang duda yang tidak menikah kembali.

Ordo suci sunting

Gereja Ortodoks Timur meyakini bahwa Tuhan Yesus merupakan sang guru dan sang pendeta Gereja Kristen di seluruh dunia. Dia sendirilah yang berkorban untuk menebus segala dosa dan membuka jalan untuk bersekutu dalam Kerajaan Allah. Tuhan Yesus sendirilah yang menuntun dan membimbing para pemujanya menuju jalan kesalamatan. Selain itu, Dia tetap hadir dalam gerejanya melalui karunia Roh Kudus.

Melalui sakramen dari ordo suci, seorang uskup membawa ketentraman pada tubuh gereja. Uskup berperan sebagai figur yang memastikan kesatuan, keutuhan, serta keberlanjutan gereja di segala zaman dan di seluruh penjuru dunia, yakni sejak masa kehidupan Putra Allah Yang Mahatunggal dan Para Rasul, hingga akhir zaman nantinya ketika Kerajaan Allah Yang Mahakudus ditegakkan. Para uskup menerima kurban dari Roh Kudus untuk mewujudkan Kristus dalam Roh Kudus kepada seluruh umat manusia.

Uskup diosesan sunting

Uskup diosesan bertanggung jawab sebagai pemimpin suatu paroki yang masuk dalam teritori keuskupan atau keuskupan agungnya. Semua otoritas dari ordo klerus yang lebih rendah berasal dari uskup. Selain itu, tidak ada ibadat ilahi dalam Gereja Ortodoks Timur yang dapat dirayakan tanpa adanya izin dari seorang uskup yang sesuai. Bahkan, St. Ignatius pernah mengungkapkan bahwa "mereka yang melaksanakan ibadat tanpa sepengetahuan uskup berada dalam peribadatan setan."

Seorang uskup diosesan bisa saja memiliki gelar "uskup", "uskup agung", "uskup metropolit", "uskup agung metropolit", ataupun "patriark".

Peringkat uskup sunting

Secara sakramental, seluruh uskup dalam Gereja Ortodoks Timur adalah sama, tetapi terdapat beberapa perbedaan berdasarkan gelar kehormatan dan administratif keorganisasian gereja.

Patriark sunting

Gelar Patriark diberikan kepada primat dari beberapa gereja otokefali Ortodoks. Gelar patriark ini pertama kali diterapkan untuk tiga takhta episkopal utama, yaitu Roma, Antiokhia, dan Alexandria, lalu hal tersebut diterapkan pula untuk dua takhta episkopal lainnya, yaitu Konstantinopel dan Yerusalem.

Uskup Agung dan Uskup Metropolit sunting

Gelar uskup agung dan gelar uskup metropolit biasanya diberikan kepada seorang uskup senior, terutama yang bertanggung jawab atas suatu yurisdiksi gerejawi yang besar. Seorang uskup agung ataupun uskup metropolit bisa saja mempunyai uskup pembantu untuk membantunya.

Dalam tradisi gereja-gereja Ortodoks bangsa Slavia dan tradisi Antiokhia, gelar uskup metropolit merupakan gelar yang lebih tinggi dari gelar uskup agung. Sementara itu, hal tersebut terjadi sebaliknya di gereja-gereja Ortodoks tradisi Yunani.