Undang-undang nama
Undang-undang nama membatasi nama-nama yang bisa diberikan secara hukum oleh orang tua kepada anak-anak mereka, biasanya untuk mencegah agar anak tidak diberikan nama yang menghina atau memalukan. Banyak negara di seluruh dunia memiliki undang-undang tersebut, sebagian besar mengatur arti nama, sementara beberapa hanya mengatur aksara dimana nama itu ditulis.
Azerbaijan
suntingBeberapa nama telah dilarang oleh Azerbaijan.[1][2][3][4][5][6][7][8]
Tiongkok
suntingDi Kekaisaran Tiongkok, ada sebuah larangan yang mencegah orang dari menggunakan nama yang sama dengan Kaisar yang berkuasa.
Bahasa Tionghoa memiliki lebih dari 70.000 karakter, tetapi hanya sebagian kecil yang bisa ditampilkan oleh komputer.[9][10][11][12] Nama-nama anak dibatasi kepada karakter-karakter yang dapat dibaca oleh mesin.
Denmark
suntingDi bawah Undang-Undang tentang Nama Pribadi,[13] nama depan diambil dari daftar nama-nama yang disetujui (18,000 nama perempuan dan 15.000 nama laki-laki pada 1 Januari 2016).[14] Seseorang juga dapat mengajukan permohonan kepada Ankestyrelsen untuk persetujuan nama-nama baru, misalnya nama depan yang umum dari negara-negara lain. Nama harus menunjukkan jenis kelamin, tidak dapat memiliki karakter nama belakang, dan harus mengikuti ortografi bahasa Denmark (misalnya Cammmilla dengan tiga huruf m tidak diperbolehkan).[15]
Prancis
suntingSejak tahun 1993, semua orang telah bebas memilih nama di Prancis kecuali kalau nama tersebut bertentangan dengan kepentingan sang anak. Sebelum waktu itu pilihan nama depan ditentukan oleh undang-undang Prancis yang menetapkan nama-nama yang dapat diterima.[16] Napoleon Bonaparte membuat undang-undang tersebut. Undang-undang itu didukung oleh Eric Zemmour.[17]
Jerman
suntingNama harus disetujui oleh kantor pendaftaran lokal, yang disebut Standesamt, yang umumnya merujuk daftar nama depan dan kedutaan asing untuk nama-nama asing. Nama harus menunjukkan jenis kelamin, tidak bisa nama belakang atau produk, dan tidak berdampak negatif terhadap anak. Jika nama yang diajukan ditolak, maka dapat diajukan banding; jika tidak, nama baru harus diajukan. Sebuah biaya dikenakan untuk setiap pengajuan.[18]
Selama zaman Nazi, Jerman memiliki daftar nama-nama yang disetujui yang disahkan pada tanggal 5 Januari 1938 sebagai "Peraturan Kedua di bawah Undang-undang tentang perubahan Nama Depan dan Keluarga." Undang-undang tersebut memiliki satu daftar nama untuk orang Jerman asli dan satu lagi untuk orang Yahudi.[19]
Hungaria
suntingNama anak harus dipilih dari daftar nama yang telah disetujui sebelumnya.[20][21] Jika nama yang diinginkan tidak ada dalam daftar, orang tua perlu mengajukan permohonan untuk persetujuan. Permohonan dikaji oleh Balai Penelitian Linguistik Akademi Sains Hungaria mengikuti prinsip.[22] Anak-anak yang lahir dari warga negara asing boleh memiliki nama yang dipilih sesuai dengan perundang-undangan asing.[23]
Indonesia
suntingPeraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2022 tentang Pencatatan Nama Pada Dokumen Kependudukan mengatur penamaan di Indonesia. Dokumen tersebut mewajibkan nama-nama ditulis dalam aksara Latin, bukan sebuah mononim (dengan ketentuan mininum 2 kata) dan tidak lebih dari 60 karakter, termasuk spasi (meskipun Kependudukan dan Catatan Sipil mengklaim tidak lebih dari 55 karakter[24]). Nama yang sulit untuk dibaca, bermakna negatif dan multitafsir, disingkat menggunakan angka dan simbol, termasuk gelar akademik, juga dilarang.[25] Sebelum tahun 2022, belum ada peraturan mengenai penamaan di Indonesia,[26] memicu kemunculan nama-nama yang aneh. Akan tetapi, pemerintah Karanganyar mencoba mengatur penamaan dengan melarang "nama kebarat-baratan" pada tahun 2019, memicu kritikan dari sejumlah anggota DPR.[27]
Islandia
suntingOrang tua hanya boleh memilih nama anak dari sebuah daftar sekitar 1800 nama untuk masing-masing jenis kelamin.[28] Komite Penamaan Islandia mempertahankan daftar itu dan mendengar permintaan untuk pengecualian.
Italia
suntingUndang-undang melarang nama-nama yang dianggap konyol atau memalukan.[29]
Jepang
suntingDemikian pula dengan Tiongkok, Jepang memiliki sejumlah karakter yang dapat digunakan dalam nama anak.
Kyrgyzstan
suntingBeberapa orang Kyrgyz telah merusiakan (rusifikasi) nama-nama mereka.[30][31][32]
Sebuah undang-undang yang melarang nama-nama yang dirusiakan telah diusulkan.[33]
Malaysia
suntingMulai tahun 2006, warna, sayuran, buah-buahan, serangga, dan makhluk hidup selain manusia dilarang digunakan sebagai nama oleh Departemen Registrasi Nasional Malaysia.[34]
Selandia Baru
suntingUndang-Undang Pendaftaran Kelahiran, Kematian dan Pernikahan 1995 melarang nama-nama yang "mungkin menyinggung perasaan bagi orang yang berakal sehat; atau [...] terlalu panjang; atau tanpa justifikasi yang memadai, [...] menyertakan, atau menyerupai, gelar resmi atau jabatan." Departemen Urusan Internasional mengatur itu.
Portugal
suntingPortugal memiliki daftar nama yang disetujui dan tidak disetujui yang diterbitkan secara berkala oleh Lembaga Pendaftaran di Departemen Kehakiman.[35]
Arab Saudi
suntingAda 50 nama yang dilarang oleh Arab Saudi.[36][37][38][39][40][41][42][43][44][45]
Swedia
suntingNama depan Swedia "tidak akan disetujui jika dapat menyinggung perasaan atau dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang yang menggunakannya, atau nama-nama yang untuk beberapa alasan yang jelas tidak cocok sebagai nama depan."
Tajikistan
suntingPemerintah Tajikistan telah mengumumkan penyusunan daftar 3.000 nama yang telah disetujui, semua mengacu kepada budaya Tajik, sehingga melarang nama-nama dan akhiran Arab/Islam, yang dianggap memecah belah.[46][47]
Di antara orang Tajik yang lebih religius, nama-nama Arab Muslim telah menjadi lebih populer dari nama Tajik.[48]
Pemerintah Tajik telah menggunakan kata "pelacur" untuk menyebut perempuan berhijab dan menggalakkan pencukuran jenggot, selain mempertimbangkan pelarangan nama-nama Arab Muslim untuk anak-anak dan membuat orang-orang menggunakan nama Tajik.[49][50][51][52][53][54][55] Presiden Tajikistan Rakhmon (Rahmon) mengatakan bahwa kitab syair Persia Shahnameh harus digunakan sebagai sumber untuk nama-nama, dengan undang-undang yang diusulkannya mengisyaratkan bahwa nama Muslim akan dilarang setelah undang-undang anti jilbab dan anti jenggotnya.[56]
Amerika Serikat
suntingLarangan berbeda-beda tergantung negara bagian, dan kebanyakan ditegakkan demi kepraktisan. Misalnya, beberapa negara bagian membatasi jumlah karakter dalam sebuah nama, karena keterbatasan dalam perangkat lunak yang digunakan untuk pencatatan resmi. Untuk alasan yang sama, beberapa negara bagian melarang penggunaan angka atau piktogram. Beberapa negara bagian melarang penggunaan kata-kata kotor. Sebaliknya, beberapa negara bagian, seperti Kentucky, tidak memiliki undang-undang nama apapun. Pengadilan telah menafsirkan Konstitusi Amerika Serikat dan Amendemen Pertama seperti umumnya untuk mendukung hak orang tua untuk memilih nama anak-anak mereka.
Salah satu undang-undang nama yang dimana beberapa orang menganggapnya ketat adalah adanya larangan tanda diakritik di California, seperti dalam nama José. Kantor Catatan Penting di California mengharuskan nama-nama hanya berisi 26 karakter dari alfabet bahasa inggris. Tidak ada hukum yang membatasi penggunaan informal tanda diakritik dan banyak orang tua melakukan hal ini.[57]
Lihat juga
sunting- Undang-undang nama marga
Referensi
sunting- ^ "News.Az - Azerbaijan bans strange baby names 'Frunze', 'Newton', 'Galileo'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-11. Diakses tanggal 2017-04-04.
- ^ Holding, APA Information Agency, APA. "Azerbaijan bans strange baby names 'Frunze', 'Newton', 'Galileo'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2017-04-04.
- ^ Lomsadze, Giorgi (15 July 2010). "Azerbaijan to Ban Armenian Names" – via EurasiaNet.
- ^ "Ban on Armenian names".
- ^ "Azerbaijan 'may ban Russian names'". 5 March 2013 – via www.bbc.com.
- ^ "Joanna Paraszczuk on Twitter".
- ^ "Эхо Кавказа on Twitter".
- ^ "В Азербайджане запрещены эти имена".
- ^ "Name Not on Our List? Change It, China Says". The New York Times. 21 April 2009.
- ^ "Chinese jettison rare surname unrecognised by computer". 15 August 2010.
- ^ Colin J Bennett; David Lyon (11 January 2013). Playing the Identity Card: Surveillance, Security and Identification in Global Perspective. Routledge. hlm. 67–. ISBN 978-1-134-03804-6.
- ^ Hua Wang; Lei Zou; Guangyan Huang; Jing He; Chaoyi Pang; Haolan Zhang; Dongyan Zhao; Zhuang Yi (5 April 2012). Web Technologies and Applications: APWeb 2012 International Workshops: SenDe, IDP, IEKB, MBC, Kunming, China, April 11, 2012, Proceedings. Springer. hlm. 169–. ISBN 978-3-642-29426-6.
- ^ "Spørgsmål/svar — Ankestyrelsen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-15. Diakses tanggal 2017-04-04.
- ^ "Godkendte fornavne — Ankestyrelsen". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-11. Diakses tanggal 2017-04-04.
- ^ http://navn.ku.dk/sos/#f5
- ^ Mary Blume (November 11, 1995). "The Ins and Outs of French First Names". New York Times.
- ^ "French politician Dati responds to remarks about daughter's 'unpatriotic' name".
- ^ "Oh no, you can't name your baby THAT!". CNN. 3 July 2010. Diakses tanggal 7 January 2013.
- ^ Hynning, Clifford J. (March 1944). Germany: Preliminary Compilation of Selected Laws, Decrees, and Regulations: Discriminatory Laws. Washington: Treasuy Department, Office of the General Council. hlm. E-70.
- ^ "current list of approved male Hungarian given names" (PDF).
- ^ "current list of approved female Hungarian given names" (PDF).
- ^ "basic principles guiding the approval of new given names" (dalam bahasa Hungarian). Diakses tanggal 2011-01-19.
- ^ "1982. évi 17. törvényerejű rendelet az anyakönyvekről, a házasságkötési eljárásról és a névviselésről" [Decree-Law No. 17 of 1982 on Registers, the Marriage Procedure and Person Names] (dalam bahasa Hungarian). Art. 27–31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-10. Diakses tanggal 2010-08-30.
- ^ "Nama Anak Terlau Panjang Sulit Punya Akta Kelahiran, Dukcapil: Maksimal 55 Karakter!". kompas.com. Diakses tanggal 2024-07-24.
- ^ Khabibi, Nur (2022-05-22). "Simak! Ini Aturan Baru Pemberian Nama Anak, Ada Minimal Jumlah Kata". Okezone.com. Diakses tanggal 2022-05-23.
- ^ "Aturan Pemberian Nama Anak Sesuai Hukum dan Dukcapil". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2024-04-22.
- ^ "Kontroversi Larangan Nama Anak Kebarat-Baratan". news.detik.com. Diakses tanggal 2024-11-15.
- ^ "Icelandic Girl Fights For Right To Her Own Name". AP. 3 January 2013. Diakses tanggal 7 January 2013.
- ^ "Italian court: Child cannot be named Friday". USA Today. 20 December 2007. Diakses tanggal 7 January 2013.
- ^ "In Kyrgyzstan, A New Interest In Russified Names".
- ^ "Radio Free Europe/Radio Liberty: In Kyrgyzstan, a new interest in russified names - KyivPost". 10 December 2014.
- ^ "Radio Free Europe/Radio Liberty: In Kyrgyzstan, a new interest in russified names - KyivPost". 10 December 2014.
- ^ "Kyrgyz Legislation Would 'De-Russify' Names".
- ^ "France names row: Politician hits back over criticism of daughter's name". BBC News. 14 September 2016. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ "Vocábulos admitidos e não admitidos como nomes próprios". Instituto dos Registos e do Notariado. 10 July 2013. Diakses tanggal 13 December 2013.
- ^ "These 50 Baby Names Are Banned In Saudi Arabia".
- ^ http://arynews.tv/en/saudi-arabia-bans-50-names-is-your-name-in-the-banned-list/
- ^ "Your name could now be one of 50 'banned' in Saudi Arabia". 14 March 2014.
- ^ "50 names banned in Saudi Arabia; check your name in the list".
- ^ "Why did Saudi Arabia ban 51 baby names?".
- ^ Report, Gulf News (13 March 2014). "Saudi Arabia bans 50 baby names".
- ^ "Saudi Arabia bans 50 names". 8 November 2015.
- ^ "Is your name now 'banned' in Saudi Arabia? - Times of India".
- ^ "Saudi bans 50 names on 'religious grounds' - Times of India".
- ^ "Saudi Arabia bans 50 'blasphemous' and 'inappropriate' children's names".
- ^ "Tajik authorities prepare a list of Tajik names - ASIA-Plus". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-08. Diakses tanggal 2017-04-04.
- ^ Trilling, David (5 May 2015). "Tajikistan Mulls Ban on Muslim Names".
- ^ Najibullah, Farangis; Navruzshoh, Zarangez (October 6, 2010). "In Tajikistan, Islamic Names Are The New Fashion". Radio Free Europe Radio Liberty. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Trilling, David (8 May 2015). "Tajikistan debates ban on Arabic names as part of crackdown on Islam". The Guardian. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Trilling, David (May 5, 2015). "Tajikistan Mulls Ban on Muslim Names". EurasiaNet.org. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Moftah, Lora (May 6, 2015). "Tajikistan Muslim Name Ban: Parliament Considers Forbidding Arabic-Sounding Names Amid Crackdown On Islam". International Business Times. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Putz, Catherine (May 9, 2015). "Tajikistan Considers Ban on Arabic Names". The Diplomat. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Web Desk (May 8, 2015). "After beards, hijabs, Tajikistan wants to ban 'Arabic-sounding' names". The Express Tribune. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Najibullah, Farangis; Ganj, Ganjinai; Kholiqzod, Mirzonabi (April 19, 2015). "Tajiks Weigh Ban On 'Bad Names'". Radio Free Europe Radio Liberty. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Hayward, John (10 May 2015). "Tajikistan Considers Banning Arabic Names to Hold Islam at Bay". Breitbart. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Orange, Richard (03 Jun 2011). "Tajik President warns parents of dangers of 'scary names'". The Telegraph. Almaty. More than one of
|work=
dan|newspaper=
specified (bantuan) - ^ Larson, Carlton F.W. (November 2011). "Naming Baby: The Constitutional Dimensions of Naming Rights" (PDF). George Washington Law Review. 80 (1).