Twilite Orchestra adalah kelompok musik simfoni asal Indonesia yang didirikan pada tanggal 8 Juni 1991 oleh Indra Usmansjah Bakrie, Oddie Agam, dan Addie MS. Selama kiprahnya, Twilite Orchestra telah menerima panghargaan dan kepercayaan dari sejumlah artis internasional melalui kolaborasi mereka antara lain Natalie Cole, David Foster, Richard Clayderman, Robin Gibb, Maxim, Moscow Rachmaninov, trio Il Divo, dan lain-lain.[1][2][3][4][5]

Twilite Orchestra
Orkestra
Didirikan8 Juni 1991 (1991-06-08)
LokasiJakarta, Indonesia
Dirigen utamaAddie M. S.

Latar belakang sunting

Twilite Orchestra (TO) merupakan salah satu kelompok musik simfoni Indonesia yang sampai sekarang masih aktif berkiprah dan paling lama bertahan dengan kegiatan yang berkelanjutan. Twilite Orchestra juga menjadi orkestra Indonesia pertama yang tampil di berbagai panggung internasional seperti Sydney Opera House di Australia, Old Slovak National Theater di Republik Solvakia, dan Konzerthaus Berlin di Jerman. Sejak didirikan pada tanggal 8 Juni 1991 oleh Indra Usmansjah Bakrie, Oddie Agam, dan Addie MS, Twilite Orchestra telah berkembang dari 20 orang musisi menjadi orkes simfonik dengan 65 musisi dan 70 orang paduan suara yang dinamai Twilite Chorus. Selama kiprahnya, TO telah mendapat penghargaan dan kepercayaan dari sejumlah artis internasional yang pernah berkolaborasi bersama seperti Natalie Cole, David Foster, Richad Clayderman, Robin Gibb (Bee Gees), Maxim, Moscow Rachmaninov, Trio Il Divo, Tenor dan Soprano dari Australia dan beberapa musisi lainnya. Pengembangan Twilite Orchestra tidak hanya dilakukan di dalam negeri tapi juga melalui pementasan konser-konser hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Australia, Vietnam dan lainnya.

Berbeda dengan negara-negara lain yang pada umumnya sebuah orkes simfoni banyak didukung berbagai pihak, khususnya pemerintah setempat, Twilite Orchestra tetap bertahan dengan belum mendapat dukungan dari pemerintah untuk memajukan musik orkestra di Indonesia. Meski demikian, ini Twilite Orchestra dapat tetap berjalan dengan baik.

Salah satu fokus kegiatannya yang menjadi perhatian Addie MS sejak awal adalah pengembangan penonton dari kalangan muda, melalui kegiatan konser bagi kalangan muda seperti Konser Kita, Campus Tour, dan Musicademia; pembentukan paduan suara Twilite Chorus, dan orkes pelajar Twilite Youth Orchestra; serta penyusunan repertoar yang popular di kalangan muda, seperti musik film dan musik video game. Penyuguhan hal-hal yang diminati oleh kalangan muda melalui pementasan orkes simfonik membuka cakrawala baru pada benak mereka, yang dapat mendorong sisi kreativitas dan pemikiran kritis mereka. Kalangan muda menjadi prioritas karena pembinaan seni dari sejak usia dini memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang akan berpengaruh pada hidupnya saat dewasa kelak, di mana masa depan bangsa berada di tangan generasi muda.

Melalui Twilite Orchestra pula, selain perhatiannya pada generasi muda, idealisme dan kecintaan Addie MS pada tanah air telah membawanya pada sebuah pencapaian penting. Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan lambang negara, Sang Saka Merah Putih dan Garuda Pancasila. Namun selama berpuluh tahun lagu kebangsaan Indonesia Raya sempat terabaikan dengan kondisi rekaman yang tidak lagi prima. Melihat kondisi tersebut, pada tahun 1997 Addie MS dengan dukungan pengusaha Youk Tanzil tergerak untuk membuat rekaman lagu kebangsaan Indonesia Raya yang baru dan sejumlah lagu nasional, yang terabadikan dalam album Simfoni Negeriku. Perekaman yang dilakukan secara digital diharapkan akan menjadikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu nasional ini terus hidup bagi generasi-generasi penerus bangsa Indonesia.

Bekerja sama dengan Twilite Oechestra sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting