Tumjati adalah orang Indonesia yang pernah menjadi kolaborator atau bekerjasama dengan Jerman Nazi pada masa Perang Dunia II. Tumjati adalah salah satu orang Indonesia yang penah berkolaborasi dengan Jerman selama pendudukan Jerman di Belanda, ia adalah seorang pramugari asal Pulau Madura yang bekerja di sebuah perusahaan kapal Rotterdam Lloyd.[1]

Pada 1941 ia diberhentikan dari Rotterdam Lloyd, dan kemudian dia bekerja sebagai pedagang dan kemudian menjadi penari di Kolonial Institute, sebuah jawatan yang memberikan dukungan penghidupan bagi orang-orang yang berasal dari tanah jajahan Belanda diseluruh dunia, yang kemudian berubah menjadi markas Gestapo pada masa pendudukan Jerman di Belanda. Saat Belanda dibawah kekuasaan Jerman, Tumjati kemudian bergabung dengan Nationaal-Socialistische Beweging (NSB), sebuah partai politik pimpinan Anton Mussert, namun ia dikeluarkan karena ada kebijakan baru, bahwa anggota NSB harus sepenuhnya kulit putih tidak boleh ada kulit berwarna meskipun berasal dari tanah jajahan atau koloni Belanda. Pada awal tahun 1943, bersama tunangannya yang berkebangsaan Belanda, Tumjati kemudian mendirikan sebuah kelompok seni ansambel bernama, Sinar Laoet. Kelompok seni itu beranggotakan 20 orang Jawa dan Madura yang ada di Belanda. Kelompok seni itu menampilkan musik-musik Jawa seperti gamelan, keroncong, dan tari-tarian. Kelompok seni pimpinan Tumjati ini meskipun beranggotakan orang kulit berwarna, tetapi mereka sering diundang untuk tampil bagi NSB dan bahkan sempat beberapa kali ke Jerman untuk menghibur dalam pesta politisi Nazi. Aktivitas mereka berhenti pada 1944.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b Nino Oktorino, Nazi di Indonesia: Sebuah Sejarah yang Terlupakan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015) hal. 90