Timur Budi Raja (lahir 1 Juni 1979) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa prosa, naskah drama, esei, dan puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar serta terhimpun dalam berbagai antologi. Timur juga bergiat di kajian-kajian sastra dan musikalisasi puisi, mementaskannya di berbagai kota di Indonesia. Tahun 2018, dia terpilih sebagai salah satu peserta Borobudur Writers and Cultural Festival.[1][2][3]

Bibliografi sunting

  • Aksara Yang Meneteskan Api (Lingkar Sastra Junok, 2006)
  • Opus 154 (AkarHujan Press, 2012)
  • Penyamun Saleh (Rumah Akar Literasi, 2017)
  • Akulah Mantra (1996)
  • Mosshat (1998)
  • Anak Beranak (1998)
  • Istana Loncatan (1998)
  • Luka Waktu (1998)
  • Narasi 34 Jam (Komunitas Sastra Indonesia, 2001)
  • Osteophorosis (2001)
  • Hidro Sefalus (2001),
  • Sastra Pelajar (Horison, 2002)
  • Ning (Sanggar Purbacaraka Udayana, 2002)
  • Permohonan Hijau (Festival Seni Surabaya, 2003)
  • Penyair Jawa Timur (Festival Seni Surabaya, 2004)
  • Pelayaran Bunga (Festival Cak Durasim, 2007)
  • Laki-Laki Tak Bernama (Dewan Kesenian Lamongan, 2008)
  • Rumah Kabut (2009)
  • Pesta Penyair Jawa Timur (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2009)
  • Forum Sastra Hari Ini (Salihara, 2010)
  • Lelaki Kecil di Lorong Maling (Melati Press, 2013)
  • Mahar Kebebasan (Mata Malam, 2013)
  • Wasiat Cinta (Nala Cipta Litera, 2013).
  • Tentang Yang (Fiction Writers & Font, Makassar International Eight Festival & Forum kedua, 2017).

Referensi sunting

  1. ^ Arsip Penyair Madura: Profil Timur Budi Raja, diakses 25 Februari 2019
  2. ^ Sastra Indonesia: Timur Budi Raja, diakses 25 Februari 2019
  3. ^ Radar Madura Jawapos: Sastrawan dan Muda-mudi Sambut Malam Tahun Baru dengan BLF Diarsipkan 2019-02-25 di Wayback Machine., diakses 25 Februari 2019