The Scholar Indonesia

program televisi Indonesia

The Scholar Indonesia adalah sebuah acara realitas yang disiarkan di MetroTV pada tahun 2006-2007 dan 2010 sebagai Scholarship, kemudian ditayangkan di Kompas TV pada tahun 2013 sebagai Young Scholar Indonesia, yang merupakan adaptasi dari acara yang berjudul sama yang disiarkan di ABC. The Scholar Indonesia merupakan edutaiment (education entertainment) dan acara realitas televisi pertama yang memberikan beasiswa kuliah di universitas sebagai hadiah utamanya.

The Scholar Indonesia
Logo The Scholar Indonesia
GenreKuis
PresenterRhenald Kasali (2006)
Tommy Tjokro (2007)
Timothy Marbun (2013)
Negara asalIndonesia
Produksi
Lokasi produksiJawa
Rilis asli
JaringanMetroTV
Kompas TV (2013, sebagai "Young Scholar Indonesia")
Acara terkait
Scholarship (2010)
Young Scholar Indonesia (2013)

Konsep permainan sunting

Kesepuluh finalis pada empat episode pertama harus melewati babak The Captain yang bertujuan untuk mendapatkan dua orang teratas yang kemudian akan menjadi kapten bagi tim merah dan tim putih. Kedua tim ini harus berhadapan untuk menghadapi Team Challenge. Kapten tim yang menang dengan otomatis akan masuk ke lima besar. Kapten tim yang telah masuk ke lima besar pada episode-episode terdahulu tetap dapat tetap bermain kembali pada The Captain dan Team Challenge di episode 1, 2, 3, dan 4. Oleh karena itu, dapat terjadi kemungkinan setiap peserta dapat menjadi kapten tim lebih dari satu kali. Jika terjadi hal seperti itu (doble captain positioned), maka kapten tim harus menunjuk salah satu dari timnya untuk menjadi kapten tim yang akan menempati posisi 5 besar. Pada episode ke 5, The Captain dan Team Challange sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan babak Deliberation. Babak ini akan dilewati oleh ke 6 peserta (Di luar 4 finalis yang telah menjadi kapten pada episode sebelumnya) untuk memperebutkan satu posisi kosong pada 5 besar.

The Scholar 2006 sunting

Metro TV bekerjasama dengan MMUI (Magister Manajemen Universitas Indonesia) menyelenggarakan “The Scholar Indonesia”, sebuah reality show yang memberi inspirasi tentang arti perjuangan dan persahabatan.

The Scholar Indonesia adalah sebuah kompetisi intelektual bergengsi bagi para mahasiswa/i S1 berprestasi untuk mendapatkan beasiswa S2 dari MMUI.

Dari ribuan pendaftar, maka terpilihlah 10 kontestan yang berhasil menjadi kandidat The Scholar Indonesia, setelah melalui beberapa tahap ujian yang cukup berat. 10 kandidat tersebut, adalah:

1. Ayu Ratri Khairina Ahza, 24 th – IPB, Bogor - IPK 3,28

2. Indra Refipal Sembiring, 23 th – IPB, Bogor - IPK 3,76

3. Kiagus Muh. H. Robby Irawan (Robby), 24 th – ITB, Bandung - IPK 3,20

4. Lydia Martun, 23 th – UI, Jakarta - IPK 3,68

5. Mamat Rohmat, 24 th – Universitas Padjadjaran, Bandung - IPK 3,70

6. Melissa Leliawaty, 22 th – ITB, Bandung - IPK 3,14

7. Panca Irvan Sujianto, 25 th – UI, Jakarta - IPK 3,79

8. Pulung Setiosuci Perbawani, 23 th – UGM, Yogyakarta - IPK 3,15

9. Punike Piranitya, 25 th – UI, Jakarta - IPK 3,52

10. Rhina Sulistyowati, 24 th – UGM, Yogyakarta - IPK 3,48

The Scholar 2007 sunting

 
Peserta The Scholar Indonesia 2007

Pada musim kedua acara ini, peserta yang terdiri dari sepuluh orang siswa SMA berprestasi berjuang memperebutkan beasiswa di Sekolah Bisnis Prasetya Mulya. Sepuluh kontestan musim pertama adalah Riska Mirzalina (SMUN 1 Bogor), Kamil C (SMU Pribadi Depok), Adinda Ayu Ristiani (SMUN 1 Kudus), Bintang Cesario (SMUN 8 Yogyakarta), Rosa Oktavia (SMUK 7 BPK Penabur Jakarta), Euthalia Ginting (SMU 1 Kabanjahe), Firie Arianti Boer (SMU Stella Maris Jakarta), Haryo Hutomo (SMUN 3 Malang), Leo Wibisono Arifin (SMUN 1 Mataram), dan Vincent Irvanky (SMUK 3 Penabur Jakarta). Sepuluh finalis tersebut diuji kemampuan akademik, kepemimpinan, semangat, dan kerjasamanya melalui berbagai permainan, antara lain; The Captain’s Team Challenges, Deliberation dan The Showdown. The Scholar Indonesia musim kedua ini dimenangkan oleh Riska Mirzalina.

Seleksi sunting

Seleksi dimulai dari pengiriman undangan kepada SMA-SMA terkemuka di Indonesia untuk mengirimkan utusan sekolahnya dalam tes tertulis akademik. Selain itu, terbuka pula pendaftaran secara online bagi siswa se-Indonesia. Seleksi pendaftaran harus memenuhi batas minimal tahun kelulusan (2006 dan 2007), nilai UAN dari SD hingga SMA, essai singkat pilihan (rencana bisnis, apresiasi diri) dan kriteria akadmik lain.

Peserta yang lolos seleksi pendaftaran akan dikirimkan kartu peserta ujian. Ujian dilaksanakan pada bulan April, beberapa hari menjelang UAN. Seleksi tertulis meliputi Tes Matematika Dasar, Matematika psikologi, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, tes IQ, dan mengarang dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Setelah itu, dipilihlah 35 peserta yang lolos dari seluruh Indonesia. Kemudian, mereka harus mengikuti tes psikologoi visual lanjutan dan diskusi panel.

Yang menarik dari diskusi panel adalah bahwa setiap kelompok yang terdiri dari sekitar 7 hingga 10 orang, diposisikan sebagai tim SAR yang harus menyelamatkan lima orang yang terjebak dalam gedung yang hampir roboh karena gempa bumi. Kelima orang tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda (ibu dengan 5 anak dengan skandal affair, pemuda yang memiliki latar belakang nakal, bapak paruh baya yang akan menyumbangkan beasiswa, dsb.) yang kemudian dijadikan bahan pertimbangan bagi tim SAR untuk menentukan siapa yang harus diselamatkan terlebih dahulu. Waktu diskusi dan penyelamatan adalah 30 menit. Panelis yang terdiri dari dua hingga 3 staff Prasetya Mulya dan satu direktur produksi Metro TV mengamati jalannya diskusi. Mereka yang lolos tahap ini, bukan hanya mereka yang terlihat vokal dalam diskusi, tetapi juga yang pendiam akan tetapi memberikan kontrbusi penting dalam penentuan keputusan.

Melalui ujian tersebut, terpilihlah 14 siswa yang harus melewati babak interview. Mereka harus mempresentasikan essai yang mereka kirimkan saat proses seleksi pendaftaran selain itu kepribadian dan karakter mereka juga diuji sebagai kelayakan dala proses produksi. Babak ini merupakan babak yang menegangkan: ke 14 peserta diinterview sendiri-sendiri dalam sebuah ruangan, dikelilingi oleh sepuluh hingga belasan interviewer dari pihak Prasetya Mulya dan Metro TV. Setelah mempresentasikan essai mereka, mereka dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis dan memerlukan jawaban yang jelas, tepat sasaran, penuh pertimbangan, namun cepat. Hampir semua interviewer mencoba menjatuhkan essai peserta sebagai bagian dari uji konsistensi peserta terhadap rencananya. Setelah itu mereka juga harus unjuk bakat, seperta bernyanyi, olahraga, bahkan sulap. Kesepuluh peserta yang lolos tahap ini berhak menjadi finalis The Scholar Indonesia 2007 untuk menghadapi tantangan The Scholar yang sebenarnya.