Teresia Kim-i (1811-1846) adalah salah seorang martir Katolik Korea yang ditangkap pada tanggal 10 Juli 1846, di rumah Karolus Hyon. Teresia lahir pada tahun 1811 di Seoul di sebuah keluarga Katolik. Sejak muda, dia sangat suka membaca kisah para kudus dan meniru kebajikan mereka. Ketika dia berusia 17 tahun, dia memutuskan untuk tetap perawan. Dia tidak memikirkan hal lain selain mencintai Allah dan melayani orang-orang di sekitarnya, terutama mereka yang berduka. Dia juga sudah biasa untuk merawat orang-orang yang sekarat.

Kerabat dan teman Teresia mencurigai mengapa dia tidak akan menikah. Untuk menghindari kecurigaan orang lain, dia pergi ke istana putri sebagi seorang penjahit dan menghabiskan tiga tahun di sana. Kemudian dia tinggal di rumah kerabat atau temannya, terutama di rumah ibu angkatnya Yohanes Yi Mun-u.

Teresia sangat senang bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk Pastor Andreas Kim Tae-gon pada tahun 1845. Sepertinya dia mengharapkan penganiayaan lainnya dan menyambutnya. Dia pernah berkata kepada saudarinya bahwa jika Pastor Andreas Kim ditangkap, maka dia akan mengikuti dia bahkan sampai mati sekalipun. Dia juga berkata kepada saudarinya supaya tidak berharap untuk hidup lama di dunia.

Sehari sebelum dia ditangkap, dia pergi ke rumah saudarinya. Saudarinya meminta supaya Teresia tinggal bersamanya semalam saja. Teresia berkata bahwa dia harus pergi ke rumah baru Karolus Hyon untuk mendiskusikan hal-hal penting bersama dengan para pemimpin umat Katolik. Dia pergi, dan seperti yang dia ucapkan. Dia ditangkap pada tanggal 10 Juli 1846.

Teresia Kim, Susanna U, Agatha Yi dan Katarina Chong ditangkap bersama-sama, dan mereka dipenjarakan selama dua bulan. Mereka semua menunjukkan teladan baik tentang kesabaran, cinta dan kerendahan hati ketika mereka di penjara. Dari keempat wanita itu, Teresia Kim adalah yang paling berani dan dia menguatkan orang lain supaya tetap teguh dalam iman mereka. Dokumen pemerintah (Catatan Harian Sungjongwon) menyatakan bahwa mereka tidak mau menyangkal iman mereka meskipun dinterogasi dan disiksa dengan kejam. Pada tanggal 20 September 1846, keempat wanita itu dan ketiga orang lain dipukuli atau dicekik sampai mati, menjadi martir yang mulia. Teresia berusia 36 tahun ketika dia menjadi martir.[1]

Referensi sunting