Telkom Group

perusahaan asal Indonesia

Telkom Group adalah gabungan dari seluruh anak perusahaan yang dimiliki oleh Telkom Indonesia.[1]

Logo Telkom Group

Anak perusahaan

sunting

Berikut ini daftar anak perusahaan Telkom Indonesia:

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)

sunting

Telkom Indonesia memegang 70,4% saham PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), sementara 29,6% saham dipegang oleh Singapore Telecommunications. Telkomsel adalah operator telekomunikasi seluler pertama di Indonesia yang berbasis teknologi jaringan GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, WiFi, EDGE, 3G, HSDPA dan HSPA di seluruh Indonesia. Untuk jaringan internasional, Telkomsel telah berkolaborasi dengan 362 roaming partners di 196 negara.[2]

Telkomsel Finance B.V (TFBV)

sunting

TFBV merupakan anak perusahaan dari Telkomsel yang berada di Amsterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan dengan tujuan peminjaman dan pengumpulan dana, termasuk penerbitan obligasi, surat kesanggupan bayar dan surat berharga lainnya. Telkom memiliki saham TFBV melalui Telkomsel sebesar 65%.

Telekomunikasi Seluler Finance Ltd. (TSFL)

sunting

TSFL merupakan anak perusahaan Telkomsel yang didirikan pada tanggal 22 April 2002 dan bergerak di bidang investasi dan keuangan. Telkom menguasai 65% saham TSFL melalui Telkomsel.

PT Sigma Cipta Caraka

sunting

Sebanyak 100% saham TelkomSigma dipegang oleh Telkom. TelkomSigma merupakan perusahaan penyedia layanan pendukung bisnis berbasis teknologi informasi dan komunikasi.[3]

PT Sigma Cipta Caraka memiliki anak usaha sebagai berikut:

  • PT Sigma Solusi Integrasi
  • PT Sigma Karya Sempurna
  • PT Signet Pratama
  • Sigma AIT Sdn., Bhd.
  • PT Sigma Metrasys Solution
  • PT Graha Telkomsigma (dahulu PT German Centre Indonesia)

PT Multimedia Nusantara

sunting

Telkom memegang 100% saham PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra). Perusahaan ini bergerak di bidang multimedia.[4] TelkomMetra diarahkan sebagai pelaksana amanat strategis Telkom dalam menjalankan bisnis di bidang yang terkait dengan telekomunikasi dengan visi sebagai pemimpin masa depan dalam industrinya. TelkomMetra menargetkan pendapatan usaha senilai Rp10 triliyun pada tahun 2015.[5][6] TelkomMetra juga membina dan membantu memasarkan produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia melalui sistem perdagangan elektronik.[7]

PT Administrasi Medika (AdMedika)

sunting

AdMedika didirikan pada tahun 2002 dan merupakan perusahaan third party administrator (TPA) pertama di Indonesia yang mengombinasikan aplikasi proses klaim kesehatan secara daring dengan layanan administrasi asuransi/jaminan kesehatan. Sejak tahun 2010, AdMedika resmi bergabung di Telkom Group dengan akuisisi melalui anak perusahaan Telkom yang bernama PT Multimedia Nusantara (Metra) dengan kepemilikan saham mayoritas 75%.

PT Finnet Indonesia (Finnet)

sunting

PT Finnet Indonesia adalah anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang sistem pembayaran elektronik. Finnet didirikan oleh Telkom dalam bentuk joint venture company antara anak perusahaan Telkom yaitu Multimedia Nusantara dengan PT Mekar Prana Indah (MPI) yang sahamnya dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKBI). Adapun komposisi kepemilikan antara Metra dan MPI adalah masing-masing 60% dan 40%. Pendirian Finnet adalah langkah nyata Telkom dalam rangka menangkap peluang pasar dalam menyediakan Layanan sistem pembayaran secara elektronik dengan menyediakan layanan solusi terpadu sistem pembayaran elektronik untuk perbankan atau semua sektor yang berkaitan dengan transaksi finansial elektronik.[8]

PT Nuon Digital Indonesia (Nuon)

sunting

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Melon Indonesia pada tanggal 16 Agustus 2010 sebagai sebuah joint venture antara Multimedia Nusantara dan SK Telecom dengan komposisi saham 51% dan 49%. Perusahaan ini merupakan realisasi ekspansi di bisnis media, yang berfokus pada bisnis layanan musik digital dan konten lain untuk telepon seluler, komputer pribadi, kanal elektronik konsumen dan media digital lainnya. Pada tahun 2016, Telkom Indonesia mengakuisisi 49% saham perusahaan ini yang dipegang SK Telecom.[9] Pada tahun 2022, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang.

PT Infomedia Nusantara (Infomedia)

sunting

Infomedia merupakan sebuah anak perusahaan pada Telkom Group yang mengkhususkan diri di bidang Busines Process Management dan Penerbitan, antara lain melayani Contact Center sebagai jembatan komunikasi antar pelaku bisnis dengan konsumen. 49% sahamnya dimiliki langsung oleh Telkom, dan 51% sisanya dimiliki oleh Holding Telkom yang lain, yaitu Metra.

PT Balebat Dedikasi Prima (Balebat)
sunting

Balebat yang diakuisisi pada tanggal 1 Oktober 2003, melayani jasa percetakan. Telkom memiliki 65% saham di Balebat melalui Infomedia.

PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat)

sunting

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 28 September 1995 dengan nama PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom) yang didirikan oleh PT Telkom, PT Indosat, PT Elnusa, PT Panutan Duta, dan PT Humpuss untuk menyediakan sarana dan penyelenggaraan jasa sistem komunikasi satelit perminyakan. Pada tahun 2001, Patrakom mendapat Izin Penyelenggaraan Jasa Internet dari Direktorat Jenderal Pos & Telekomunikasi (Ditjen Postel).[10] Pada tahun 2002, Patrakom mendapat Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup dari Menteri Perhubungan.

Pada tahun 2010, perusahaan ini mendapat Izin Penyelenggaraan Jasa Sistem Komunikasi Data dari Ditjen Postel. Perusahaan ini kemudian juga mendapat Izin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet dari Ditjen Postel. Perusahaan ini lalu membangun Stasiun Bumi Patrakom di Surabaya untuk proyek Digital Signal (DS-3 ) Telkomsel dengan Antenna 9M. Pada tahun 2013, Telkom mengambil seluruh saham Patrakom[10] dan kemudian mengubah namanya menjadi seperti sekarang.

PT PINS Indonesia

sunting

Perusahaan ini awalnya didirikan dengan nama PT Pramindo Ikat Nusantara untuk menyelenggarakan kerja sama operasi (KSO) telekomunikasi di wilayah Sumatra dengan Telkom untuk membangun jaringan baru sebanyak 516.487 sst. Namun, krisis ekonomi kemudian melanda Indonesia pada tahun 1997-1998. Sehingga, perjanjian KSO antara perusahaan ini dan Telkom direvisi dengan jumlah jaringan baru yang akan dibangun menjadi hanya 290.000 sst. Pada tanggal 31 Maret 1999, perusahaan ini berhasil membangun jaringan baru sesuai perjanjian KSO yang telah direvisi.

Pada tanggal 19 April 2002, Telkom resmi mengakuisisi seluruh saham perusahaan ini. Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi penyedia jaringan dan jasa telekomunikasi & informatika. Pada tahun 2004, perusahaan ini memasang Fastel USO/KPU berbasis teknologi radio di 386 desa di Sumatra. Pada tahun 2008, perusahaan ini memasang Fastel di Pulau Rondo, Provinsi Aceh. Pada tahun 2010, perusahaan ini mendistribusikan terminal telepon Flexi ULCH ke seantero Indonesia dan mendistribusikan modem ADSL ke Telkom di seluruh Indonesia. Perusahaan ini kemudian juga menyediakan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK)/USO di 1.396 kecamatan di seluruh Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2012, nama perusahaan ini diubah menjadi seperti sekarang.

PT Metra-Net

sunting

PT Metra-Net adalah anak perusahaan Telkom yang dibentuk pada tanggal 17 April 2009. Visi perusahaan ini adalah menjadi mitra monetisasi paling andal dalam industri daring. Dalam perkembangannya, berbagai inisiatif bisnis telah dilakukan, seperti konten seluler, perdagangan, tiket online, dan penerbit game jejaring sosial.

PT Telekomunikasi Indonesia International

sunting

Perusahaan ini sebelumnya bernama PT Aria West International Finance. Sebanyak 100% saham PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dipegang oleh Telkom. Telin bertanggungjawab mengelola telekomunikasi internasional serta mengelola bisnis Telkom di luar negeri.[11]

PT Telekomunikasi Indonesia International (Hong Kong) Ltd. (Telin Hong Kong)

sunting

Telin Hong Kong didirikan di Hong Kong pada tanggal 8 Desember 2010 dan telah memperoleh unified carrier license ("UCL") pada tanggal 1 Maret 2011 untuk membangun, memberikan dan memelihara pelayanan jaringan telekomunikasi publik dengan menggunakan instalasi radio komunikasi. Telkom memiliki 100% saham Telin Hong Kong melalui Telin.

Telekomunikasi Indonesia International Pte., Ltd. (Telin Singapore)

sunting

Telin Singapore yang 100% sahamnya dimiliki Telin didirikan pada tanggal 6 Desember 2007 berdasarkan hukum di Singapura. Ragam layanan yang dimiliki adalah jasa telekomunikasi termasuk data berbasis Internet, layanan data, callback/call-reorigination, jasa kartu telepon prabaya, dan jasa sewa sirkuit.

Telekomunikasi Indonesia Internasional, S.A. (Telin Timor Leste)

sunting

Telekomunikasi Indonesia Internasional, S.A. merupakan anak perusahan Telin yang menjadi operator seluler berbasis teknologi GSM di Timor Leste dengan merek dagang Telkomcel.

Telekomunikasi Indonesia International Australia Pty., Ltd. (Telkom Australia)

sunting

Telkom Australia didirikan pada 14 Januari 2013. Saham dari perusahaan ini 100% dimiliki oleh Telin. Perusahaan ini didirikan berdasarkan hukum Australia. Usaha yang dilakukan oleh Telkom Australia adalah Business Process Outsourcing (BPO), Information Technology Outsourcing (ITO), dan juga layanan telekomunikasi.

Scicom (MSC) Bhd. (Scicom)

sunting

Scicom didirikan pada tahun 1997, merupakan perusahaan penyedia jasa contact centre yang berbasis di Malaysia. Kepemilikan saham Telkom di Scicom melalui Telin adalah sebesar 29,71% yang memposisikannya sebagai pemegang saham mayoritas.

PT Telekomunikasi Infrastruktur Indonesia (TIF)

sunting

Perusahaan ini didirikan tanggal 16 Januari 2014 dengan nama PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkom Infra)[12][13].Perusahaan Ini merupakan Anak Perusahaan PT.Telkom Indonesia yang ditunjuk untuk Menjalankan Operasional Jaringan milik PT.Telkom indonesia serta Menjadi Perusahaan yang Mengkordinir (subholding) Anak Perusahaan Telkom lainnya (Telkom Akses , MitraTel, dan Telkom Property).

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk

sunting

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) didirikan pada tahun 1995. Berawal dari perusahaan mitra KSO di wilayah Kalimantan dengan nama PT Dayamitra Malindo yang pada awalnya sahamnya dimiliki oleh beberapa perusahaan swasta nasional dan swasta asing. Namun dalam perjalanannya kepemilikan saham telah mengalami beberapa kali perubahan dan akhirnya pada tanggal 3 Desember 2004 saham Mitratel 100% dimiliki Telkom.

Sejak akhir tahun 2007, Mitratel melakukan transformasi bisnis dengan mulai memasuki bisnis penyediaan infrastruktur telekomunikasi yang diantaranya berupa penyediaan menara telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan operator telekomunikasi di seluruh Indonesia. Pada akhir tahun 2021, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[14]

PT Graha Sarana Duta

sunting

PT Graha Sarana Duta / TelkomProperty , didirikan pada tanggal 30 September 1981 untuk menyediakan jasa pemeliharaan dan perawatan bagi gedung milik Bank Duta. Perusahaan ini kemudian mengembangkan portofolionya ke bidang jasa konstruksi dan dipercaya untuk membangun beberapa kantor cabang Bank Duta dan Bank Bukopin, serta sebuah Gedung di Kampus YAI di Jalan Salemba, Jakarta.

Pada tanggal 25 April 2001, kepemilikan Graha Sarana Duta diambil alih sepenuhnya oleh Telkom untuk mengelola gedung-gedung kantor dan aset properti Telkom, yang sebelumnya dikelola oleh Divisi Properti Telkom. Di bawah kendali Telkom, perusahaan ini terus berkembang dan kini memiliki tiga portofolio bisnis, yakni jasa properti, manajemen proyek, dan pengembangan properti. Saham Telkomproperty 100% dimiliki Telkom Indonesia.

PT Telkom Akses

sunting

PT Telkom Akses adalah anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan. PT Telkom Akses didirikan pada tanggal 12 Desember 2012. Pendirian perusahaan ini merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk terus melakukan pengembangan jaringan broadband untuk menghadirkan akses informasi dan komunikasi di indonesia. Saat ini, Telkom tengah membangun jaringan backbone berbasis serat ooptik maupun Internet Protocol (IP) dengan menggelar 30 node terra router dan sekitar 75.000 kilometer kabel Serat Optik. Pembangunan kabel serat optik merupakan bagian dari program Indonesia Digital Network (IDN) 2015. Selain instalasi jaringan akses broadband, layanan lain yang diberikan oleh perusahaan ini adalah Network Terminal Equipment (NTE), serta jasa operasi dan pemeliharaan jaringan akses pita lebar.[15]

PT Napsindo Primatel Internasional

sunting

Sebanyak 60% saham perusahaan ini dipegang oleh Telkom, sementara sisanya dipegang oleh PT Infoasia Teknologi Global Tbk (IATG). Perusahaan ini bergerak di bidang penyediaan Network Access Point (NAP) dan Voice Over Data (VOD)[16] Perusahaan ini telah berhenti beroperasi sejak awal tahun 2006.

PT Telkom Data Ekosistem

sunting

Perusahaan ini awalnya didirikan oleh TelkomSigma dengan nama PT Sigma Tata Sadaya untuk berbisnis di bidang pusat data. Pada awal tahun 2022, Telkom resmi mengambil alih mayoritas saham perusahaan ini.[17] Perusahaan ini kemudian mengubah namanya menjadi seperti sekarang dan mulai berbisnis dengan nama NeutraDC.

Anak perusahaan patungan (minoritas)

sunting
  • PT Citra Sari Makmur (CSM): Perusahaan jaringan satelit dan terestrial - Saham 25% [18]
  • PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN): Perusahaan Telekomunikasi Satelit - Saham 14,60% [19]
  • PT Batam Bintan Telekomunikasi (BBT): Telekomunikasi sambungan kabel tidak bergerak di Kawasan Industri Batamindo, Batam dan Bintan Beach International Resort serta Kawasan Industri Bintan di Pulau Bintan - Saham 5%.
  • PT Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo): Perencanaan Telekomunikasi, konstruksi, instalasi dan Perusahaan perawatan.
    • Saham terbagi:[20]
      • Dana Pensiun Telkom - 54.23%
      • Koperasi Telkom - 2.65%
      • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk - 2.11%

Mantan perusahaan

sunting

Banyak perusahaan telekomunikasi yang didirikan sebelum 1999, diwajibkan bekerja sama dengan Telkom dalam hal kepemilikan saham.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Profil Perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-05. Diakses tanggal 2012-03-19. 
  2. ^ "Profil Telkomsel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-01. Diakses tanggal 2012-03-19. 
  3. ^ "PT Sigma Cipta Caraka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-11. Diakses tanggal 2012-03-19. 
  4. ^ Struktur Korporasi Telkom Metra
  5. ^ Multimedia Nusantara
  6. ^ "Telkom serius mendukung UKM melalui fasilitas e-commerce". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-29. Diakses tanggal 2012-03-19. 
  7. ^ "Mojopia akan fasilitasi e-Commerce bagi UKM". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-15. Diakses tanggal 2012-03-19. 
  8. ^ Fin@Net Indonesia - We are here as your best partner
  9. ^ "Laporan Tahunan 2011 Interaktif". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-13. Diakses tanggal 2013-03-05. 
  10. ^ a b "History | Patrakom". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-27. Diakses tanggal 2015-04-20. 
  11. ^ Telin by Telkom Indonesia
  12. ^ "Telkom Infra Group". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-05. Diakses tanggal 2015-05-05. 
  13. ^ "Telkom Infra Company Structure". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-05. Diakses tanggal 2015-05-05. 
  14. ^ Ariesta, Anggie (21 November 2021). "Resmi IPO, Ini Harapan Bos Mitratel (MTEL)". IDXChannel. Diakses tanggal 13 April 2023. 
  15. ^ Telkom Akses
  16. ^ Bisnis Jakarta - Komunitas Pebisnis Metropolitan[pranala nonaktif permanen]
  17. ^ Cakti, Aji (5 Januari 2022). "Perkuat data center, Telkom ambil alih saham PT Sigma Tata Sadaya". Antara. Diakses tanggal 14 April 2023. 
  18. ^ CSM Shareholders[pranala nonaktif permanen]
  19. ^ "PSN Shareholders". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-04. Diakses tanggal 2012-03-19. 
  20. ^ Pemegang Saham Bangtelindo
  21. ^ Towards a Knowledge-based Economy: East Asia's Changing Industrial Geography
  22. ^ Rencana Telkom di...

Pranala luar

sunting