Teja, Rajagaluh, Majalengka
Teja adalah desa di kecamatan Rajagaluh, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia.
Teja | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Barat | ||||
Kabupaten | Majalengka | ||||
Kecamatan | Rajagaluh | ||||
Kode Kemendagri | 32.10.09.2002 | ||||
Luas | 879.860 km² | ||||
Jumlah penduduk | 3055 jiwa (2017) | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, dan Pulau tahun 2021
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
- (Indonesia) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
Sejarah Singkat
suntingIstilah Teja memiliki arti cahaya atau sinar, hal tersebut berasal dari cahaya akibat pembakaran hutan yang dilakukan oleh buyut jante. Sejak saat itu wilayah bekas pembakaran dijadikan tempat tinggal masyarakat. Setelah kejadian tersebut, muncullah keturunan dari Buyut Jante yang bernama Buyut Jimbu. Buyut Jimbu memiliki sifat santun, adil dan bijaksana sehingga masyarakat di sekitar kampung Teja pun menganggap beliau sebagai seorang pemimpin bagi mereka. Akibat kesantunan dan keramahan yang dimiliki oleh Buyut Jimbu, kemudian beliau diangkat menjadi seorang Lurah / Kuwu di kampung Teja dan beliaulah yang menjadi Lurah / Kuwu pertama di kampung Teja dan memerintah selama 30 tahun dari mulai tahun 1780 - 1810 masehi hingga beliau wafat. Sekalipun beliau telah wafat, beliau tetap menjadi suri tauladan bagi masyarakat.
Setelah Buyut Jimbur wafat pemerintahan Desa Teja pun tidak ada yang memimpin selama sekitar 50 tahun karena warga Teja tidak ada yang bersedia menjadi seorang pemimpin (lurah/ kuwu) karena takut tidak bisa memegang amanah orang banyak seperti Buyut Jimbu yang arif dan bijaksana. Menurut riwayat sejarah pada waktu itu pemerintahan Desa Teja harus dipimpin oleh keturunan nenek moyangnya yaitu keturunan Desa Indrakila Pajajaran, kemudian masyarakat Desa Teja pun sepakat untuk mengikuti sejarah tersebut. Setelah Buyut Jimbu wafat kemudian Buyut Singa menggantikan beliau untuk menjadi Kuwu Desa Teja dan menjabat selama 28 tahun dari tahun 1862 – 1890 dan sekaligus menjadi Kuwu Desa Teja yang kedua setelah Buyut Jimbur.[1]
- ^ Author Blogger (06 September 2017). "Sejarah Desa Teja"". infodesateja.blogspot.com. Diakses tanggal 02 April 2023.