Tahmid

Pujian ini hanya untuk Allah

Tahmid (Arab: تَحْمِيد Taḥmudu) adalah istilah untuk frasa Arab alhamdulillah (bahasa Arab: ٱلْحَمْدُ لِلَّٰهِ, translit. al-ḥamd lillāh) yang berarti "segala puji bagi Allah", merupakan ungkapan atas rasa syukur seorang muslim atas karunia Allah. Tahmid berasal dari kata ٱلْحَمْدُ (al-hamd) yang berarti pujian.[1]

Penyebutan dalam Al-Qur'anSunting

Pembuka surahSunting

Tahmid menjadi ayat pembuka bagi lima surah di dalam Al-Qur'an. Kelima surah ini adalah Surah Al-Fatihah, Surah Al-An'am, Surah Al-Kahf, Surah Saba', dan Surah Fatir. Surah-surah tersebut adalah surah makkiyah. Lafaz tahmid merupakan bentuk pujian kepada Allah. Pujian ini diberikan karena Allah memiliki sifat keindahan, kesempurnaan, dan kemuliaan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya. Karena itu, lazimnya lafaz tahmid disertai dengan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada para hamba-Nya.[2]

Pertengahan surahSunting

Lafaz tahmid pernah diucapkan oleh Nabi Ibrahim dan disebutkan dalam Surah Ibrahim ayat 39. Nabi Ibrahim mengucapkannya atas nikmat Allah kepadanya yaitu dua anak bernama Ismail dan Ishak.[3] Pujian kepada Allah juga diucapkan oleh Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dan disebutkan dalam Surah An-Naml ayat 15. Kedua nabi ini mengucapkannya atas nikmat Allah kepadanya yaitu kelebihan dalam hal ilmu dari Allah dibandingkan dengan orang lain. Pujian kepada Allah juga diucapkan oleh para penghuni surga setelah mereka masuk ke dalamnya dan disebutkan dalam Surah Al-A'raf ayat 43. Mereka mengucapkannya atas nikmat Allah berupa petunjuk untuk mencapai surga.[4]

Penutup surahSunting

Lafaz tahmid sebagai penutup surah terdapat pada 10 surah dalam Al-Qur'an. Kesepuluh surah ini adalah Surah Al-Isrā, Surah Al-Naml, Surah Yasin, Surah Al-Saffat, Surah Al-Zumr, Surah Al-Jasiyah, Surah Ar-Rahman, Surah Al-Waqi’ah, Surah Al-Haqqah, dan Surah An-Nasr.[5]

Waktu untuk mengucapkanSunting

Tahmid dapat diucapkan dalam beberapa waktu tertentu. Pengucapannya dapat ketika seseorang memperoleh nikmat dari Allah, mendengar kabar gembira atau terhindar dari musibah. Tahmid juga dapat diucapkan ketika seseorang telah menyelesaikan suatu pekerjaan atau ketika mendengar kabar gembira. Ucapan tahmid juga menjadi bagian pembuka dan penutup doa dan menjadi bacaan zikir selepas shalat. Waktu lain yang dapat digunakan untuk mengucapkan tahmid adalah ketika bersin.[6]

KeutamaanSunting

Disukai oleh Allah dan Nabi-NyaSunting

Keutamaan tahmid disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Dzar dari Nabi Muhammad dan disebutkan dalam kitab hadis Imam Muslim. Hadis ini menjelaskan bahwa kalimat tahmid merupakan salah satu kalimat yang disukai oleh Allah.[7] Lalu pada periwayatan hadis Abu Hurairah dari Nabi Muhammad diketahui bahwa Nabi Muhammad menyukai ucapan tahmid, tahlil dan takbir dibandingkan dengan sinar matahari yang menerangi dunia.[8]

Salah satu bentuk sedekahSunting

Tahmid merupakan salah satu bentuk sedekah menurut periwayatan hadis Abu Dzar dari Nabi Muhammad. Sedekah dari tahmid merupakan salah satu sedekah bagi persendian tubuh di pagi hari seusai shalat duha.[9]

ReferensiSunting

Catatan kakiSunting

  1. ^ Shihab, Muhammad Quraish (Februari 2020). Kosa Kata Keaagamaan. Jakarta: Lentera Hati. hlm. 70. 
  2. ^ Al-Qaradhawi 2019, hlm. 7.
  3. ^ Al-Qaradhawi 2019, hlm. 5-6.
  4. ^ Al-Qaradhawi 2019, hlm. 6.
  5. ^ Ajahari (2018). Ulumul Qur'an (Ilmu-Ilmu Al-Qur'an) (PDF). Sleman: Aswaja Pressindo. hlm. 172. ISBN 978-602-6733-53-5. 
  6. ^ Afifah (2015). Sya’roni, M., dan Supriyono, ed. Zikir dan Berdoa Setelah Salat. Semarang: CV. Aneka Ilmu. hlm. 8. ISBN 978-979-048-987-5. 
  7. ^ al-Badr 2020, hlm. 22.
  8. ^ al-Badr 2020, hlm. 22-23.
  9. ^ al-Badr 2020, hlm. 23.

Daftar pustakaSunting

Lihat pulaSunting

ReferensiSunting

Pranala luarSunting