Shamanisme di Siberia

agama pribumi di Siberia
(Dialihkan dari Syamanisme di Siberia)

Sebagian besar suku minoritas di Asia Utara, terutama di Siberia, mengikuti praktik kultur-religius shamanisme. Beberapa peneliti menyebut Siberia sebagai jantung dari shamanisme.[1][2] Masyarakat Siberia terdiri atas berbagai kelompok etnis, sebagian tetap melanjutkan praktik shamanisme pada masa modern ini. Berbagai etnografer klasik mencatat sumber-sumber pemikiran "shamanisme" di antara penduduk Siberia. Wilayah ini memiliki sejumlah besar budaya, praktik, dan kepercayaan yang bervariasi, yang masuk dalam klasifikasi shamanisme.[1]

Seorang shaman Buryat melakukan persembahan minuman.

Istilah untuk 'shaman' dalam bahasa Siberia sunting

  • 'shaman' (pria): saman (Nedigal, Nanay, Ulcha, Orok), sama (Manchu). Varian /šaman/ (dibaca "shaman") berasal dari Evenk (istilah yang dipinjam ke dalam bahasa Rusia).
  • 'shaman' (pria): alman, olman, wolmen[3] (Yukagir)
  • 'shaman' (pria): [qam] (Tatar, Shor, Oyrat), [xam] (Tuva, Tofalar)
  • Bahasa Buryat untuk shaman adalah бөө (böö) [bøː], dari bahasa awal Mongol böge.[4]
  • 'shaman' (wanita): [iduɣan] (Mongol), [udaɣan] (Yakut), udagan (Buryat), udugan (Evenki, Lamut), odogan (Nedigal). Variasi lain dalam berbagai bahasa Siberia antara lain utagan, ubakan, utygan, utügun, iduan, atau duana. Semuanya berkorelasi dengan sebuah nama dalam bahasa Mongol, yaitu Etügen, dewi perapian, dan Etügen Eke 'ibu bumi'. Maria Czaplicka mengemukakan bahwa bahasa Siberia menggunakan akar kata yang berbeda untuk shaman pria, sementara istilah untuk syaman wanita memiliki akar kata yang sama. Ia menghubungkan hal ini dengan teori bahwa praktik shamanisme yang dilakukan oleh wanita sudah ada terlebih dahulu dibadingkan oleh pria, sehingga "shaman awalnya adalah wanita".[5]

Perjalanan-arwah sunting

Perjalanan-arwah yang dilakukan para syaman Siberia (mengulang kembali mimpi-mimpi mereka setiap kali mereka menyelamatkan roh pasien mereka) dilakukan dalam ritual pemanggilan arwah untuk penyembuhan.[6]

Lagu dan musik sunting

Praktik shamanisme memiliki variasi yang perbedaannya sangat besar,[1] sekalipun jika ruang lingkupnya diperkecil hanya pada wilayah Siberia. Pada beberapa kebudayaan, musik atau lagu yang dihubungkan dengan praktik shamanisme bisa berupa peniruan suara-suara alam, terkadang dengan onomatope.[7]

Hal ini juga dilakukan oleh para noaidi pada suku Sami. Meskipun suku Sami tinggal di luar Siberia, banyak kepercayaan dan praktik shamanisme mereka yang memiliki ciri khas utama yang sama dengan shamanisme dalam budaya Siberia.[8] Joik atau lagu tradisional Sami dinyanyikan dalam ritual shamanisme. Akhir-akhir ini, joik dinyanyikan dalam dua bentuk: bentuk pertama hanya dinyanyikan orang-orang muda, sementara yang lain adalah bentuk tradisional yang dinyanyikan dengan cara "menggumam" sehingga seperti mengucapkan mantra. Karakteristik joik jika dibandingkan dengan musik dalam budaya lain adalah sebagai berikut: beberapa joik dimaksudkan untuk menirukan suara-suara alam, sangat berbeda dengan bel canto yang mengekspoitasi organ suara manusia sehingga akan diperoleh suara yang sangat merdu.[9]

Peniruan suara-suara alam juga terdapat dalam budaya-budaya di Siberia yang berupa nyanyian overtun, dan juga lagu-lagu shamanik pada beberapa kultur.

  • Pada lagu shamanik Soyot, suara-suara burung dan serigala ditiru sebagai representasi roh-roh penolong sang shaman.[10]
  • Pemanggilan arwah oleh para shaman Nganasan diiringi oleh para wanita yang menirukan suara-suara anak rusa kutub (dianggap dapat memberikan kesuburan pada para wanita tersebut).[1] Pada tahun 1931, A. Popov mengobservasi seorang shaman Nganasan bernama Dyukhade Kosterkin yang menirukan suara beruang kutub; shaman tersebut dipercaya telah berubah menjadi seekor beruang kutub.[11]

Peniruan suara tidak hanya terdapat dalam budaya Siberia dan tidak hanya dihubungkan dengan kepercayaan atau praktik shamanisme. Misalnya adalah nyanyian tenggorokan Inuit, suatu permainan yang dimainkan oleh para wanita sebagai contoh musik Inuit yang menggunakan overtun, dan pada beberapa kasus adalah peniruan suara-suara alam (kebanyakan adalah suara hewan seperti angsa).[12][13] Peniruan suara-suara hewan dapat juga digunakan untuk memancing hewan buruan agara mendekat.[12]

Pengelompokan berdasarkan hubungan bahasa sunting

 
Rumpun bahasa Ural. Bahasa Yukaghir yang terisolir diperkirakan berhubungan dengan rumpun bahasa ini.[14]
 
Rumpun bahasa Turk, termasuk Yakut di Siberia Utara (tetapi tidak termasuk Dolgan), wilayah Siberia Selatan, dan Asia Tengah.
 
Bahasa Eskimo, cabang dari rumpun bahasa Eskimo–Aleut.

Ural sunting

Tidak semua pengguna bahasa Ural yang tinggal di Siberia memeluk agama shamanistik. Populasi terbesar, yaitu orang Hungaria dan orang Finlandia, tinggal di luar Siberia dan mayoritas Kristiani. Suku Sami tetap menjalani praktik shamanisme untuk waktu yang lama; mereka tinggal di Eropa tetapi tetap mempraktikkan shamanisme hingga abad ke-18 Masehi. Kebanyakan pengguna bahasa Ural (yaitu orang Hungaria, orang Finlandia, dan orang Mari) hanya memiliki sedikit sisa-sisa elemen shamanisme.[1] Mereka kebanyakan tinggal di luar Siberia; beberapa awalnya tinggal di Siberia tetapi kemudian bermigrasi ke lokasi tempat tinggal mereka yang sekarang. Lokasi paling awal tempat tinggal pengguna bahasa Proto-Ural masih menjadi perdebatan hingga sekarang; tetapi berdasarkan pertimbangan fitogeografi dan linguistik, kemungkinan mereka berasal dari sebelah utara Pegunungan Ural Tengah dan pada sisi tengah serta hilir Sungai Ob.[15]

Samoyed sunting

Di antara pengguna bahasa Samoyed, shamanisme merupakan suatu tradisi hidup hingga ke masa modern, terutama pada populasi yang hidup terisolasi hingga baru-baru ini (Suku Nganasan). Terdapat beberapa jenis syaman di antara suku Nenets, Suku Enets, dan Selkup, sebagaimana juga pada suku Nganasan. Para shaman Nganasan menggunakan tiga jenis mahkota yang berbeda sesuai dengan situasi yang dihadapi: satu untuk dunia atas, satu untuk dunia bawah, dan satu lagi untuk kelahiran bayi. Pada suku Nenet, jenis shaman dibagi berdasarkan shaman yang melakukan kontak dengan dunia atas, dunia bawah, dan arwah orang mati (lihat Tadibya). Shamanisme di Nganasan mengalami penurunan di awal abad ke-20 Masehi, meskipun mereka masih mengingat cerita-cerita rakyat tradisional hingga tahun 1960an.[1] Ritual pemanggilan arwah yang dilakukan shaman Nganasan masih terekam dalam film tahun 1970an.[1][16] Pada suku Nganasan, shaman ikut ambil bagian dalam berbagai peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah "ritual membersihkan kemah" yang berlangsung setelah malam kutub sambil memberikan kurban.[1][17]

Suku Nenets, Suku Enets, dan Suku Nganasan berbicara menggunakan bahasa Samoyed Utara; mereka tinggal di Siberia Utara (suku Nenets sebagian tinggal di Eropa). Suku Selkup satu-satunya yang menggunakan bahasa Samoyed Selatan hingga sekarang; mereka tinggal lebih ke selatan.[1] Sebelumnya, bahasa Samoyed Selatan juga digunakan oleh populasi masyarakat di Pegunungan Sayan, tetapi pergantian bahasa membuat bahasa tersebut punah.[15][18]

Pengguna bahasa Samoyed di Sayan sunting

Sebagian populasi di Pegunungan Sayan awalnya berbahasa Samoyed Selatan sebelum terpengaruh suku bangsa Turkik pada awal dan pertengahan abad ke-19 Masehi. Bahasa Kamassian, salah satu cabang Samoyed, bertahan lebih lama hingga akhir abad ke-20 sebelum dinyatakan punah. Pada tahun 1914, hanya terdapat 14 orang tua yang mampu berbahasa ini, sementara di akhir abad ke-20 terdapat beberapa orang tua yang mengerti secara pasif dan sebagian kurang dapat memahami.[15][18]

Shamanisme di antara pengguna bahasa Samoyed di Pegunungan Sayan bertahan lebih lama (jika Karagas juga dipandang sebagai pengguna bahasa Samoyed,[10][15][18] meskipun demikian, permasalahan asal-usul mereka mungkin lebih kompleks[19]). Diószegi Vilmos tidak hanya berhasil mengumpulkan cerita-cerita rakyat pada akhir tahun 1950an, tetapi ia juga berbicara secara personal dengan para shaman (yang tidak lagi berpraktik), mencatat ingatan pribadi mereka, lagu-lagu, dan beberapa perlengkapan mereka.[10]

Permasalah yang dihadapi para peneliti adalah apakah shamanisme yang mereka lakukan semuanya diperoleh dari suku bangsa Turkik yang tinggal di dekat mereka atau merupakan sisa-sisa Samoyed. Terdapat beberapa poin penjelasan sebagai berikut:

  • Shamanisme Karagas dipengaruhi oleh Abakan-Turk dan Buryat. Di antara berbagai variasi shamanisme kultur Soyot, kelompok-kelompok Soyot yang tengah memelihara ternak dan kuda menunjukkan fenomena Mongol Khalka dalam shamanisme mereka. Shamanisme Soyot Barat yang tinggal di stepa mirip dengan shamanisme Altai Turk. Selain itu, terdapat seorang shaman yang menceritakan kontak mistis antara populasi Soyot dan Turk Abakan.[10]
  • Karagas dan Soyot Timur (tinggal di pegunungan sambil beternak rusa kutub) memiliki banyak persamaan budaya dan shamanisme. Kedua budaya ini memiliki keunikan yang tidak terdapat pada suku bangsa Turkik tetangga mereka, misalnya bentuk drum shamanik mereka yang memiliki "dua" jendela. Keunikan lain, yang kemungkinan berasal dari Samoyed, adalah hiasan kepala, pakaian, dan sepatu yang dikenakan shaman memiliki efigi yang melambangkan organ-organ manusia, terutama tulang; khusus hiasan kepala melambangan wajah manusia. Seorang shaman Karagas yang bernama Kokuyev memiliki lagu ritual (untuk inisiasi pakaian) yang mengandung ekspresi "pakaian shamanikku dengan sembilan tulang belakang".[10] Hoppál mengintepretasikan penutup berbentuk tengkorak pada pakaian syaman Karagas sebagai lambang kelahiran kembali shamanik, sama seperti ornamen besi berbentuk tengkorak pada pakaian syamanik suku Ket (bukan pengguna bahasa Samoyed melainkan Paleosiberia yang genealoginya tidak terklasifikasikan).[16]

Hungaria sunting

Pada milenium ke-4 SM, leluhur orang Hungaria bermigrasi dari tanah leluhur Proto-Ural mereka di Siberia menuju Cekungan Pannonia, suatu area yang kini masuk ke dalam wilayah negara Hungaria. Shamanisme tidak lagi dipraktikkan secara meluas oleh penduduk Hungaria, tetapi elemen-elemennya masih tersisa dalam cerita rakyat mereka. Beberapa motif yang digunakan dalam cerita rakyat, bagian-bagian lagu, dan rima tradisional masih mengandung aspek sistem kepercayaan kuno mereka. Diószegi Vilmos, seorang etnografer Hungaria, berusaha membuktikan hal tersebut dengan membandingkan catatan etnografi Hungaria dan bangsa-bangsa disekitarnya dengan berbagai tradisi shamanistik beberapa suku Siberia.[20] Mihály Hoppál melanjutkan penelitian Diószegi Vilmos [16] dengan membandingkan kepercayaan shamanik pengguna bahasa Ural[21] dengan beberapa suku Siberia yang bukan pengguna bahasa Ural.[1][16]

Meskipun cerita rakyat pengguna bahasa Ugrian (termasuk Hungaria) banyak melestarikan sisa-sisa shamanisme, praktik shamanisme sendiri hampir punah di antara suku Khanty dan Mansi pada tahun 1930an. Shamanisme masih dipraktikkan oleh beberapa penduduk pribumi,[1] tetapi di antara pengguna Ugrian, shamanisme kebanyakan dipraktikkan oleh suku Khanty.[22]

Ket sunting

 
Seorang shaman Ket (1914).

Budaya tradisional suku Ket diteliti oleh Matthias Castrén, Vasiliy Ivanovich Anuchin, Kai Donner, Hans Findeisen, dan Yevgeniya Alekseyevna Alekseyenko. Shamanisme masih dipraktikkan hingga tahun 1930an, tetapi sekitar 1960an hampir tidak ada shaman autentik yang dapat ditemukan. Shamanisme Ket memiliki persamaan ciri-ciri dengan shamanisme Turkik dan Mongolik.[1]

Terdapat beberapa jenis shaman[1][1][23] yang dibedakan berdasarkan fungsinya (ritual suci, penyembuhan), kekuatan, dan binatang yang berasosiasi dengannya (rusa, beruang).[1] Di antara para Ket (sebagaimana beberapa suku Siberia lainnya, seperti Karagas)[10][16] digunakan simbol-simbol tulang[1] yang diinterpretasikan Hoppál sebagai kelahiran kembali shamanik[16] meskipun dapat juga melambangkan tulang dari loon (binatang penolong shaman yang menyatukan udara dengan dunia bawah air, sebagaimana shaman yang berkelana ke angkasa dan dunia bawah).[1]

Turk sunting

Suku bangsa Turkik tersebar di berbagai belahan dunia dan masing-masing memiliki perbedaan yang jauh. Pada beberapa kasus, shamanisme bercampur dengan Islam atau dengan Buddhisme, tetapi di antara Tatar Siberia, Tuva, dan Tofalar masih terdapat tradisi yang murni. Turk Altai mungkin berelasi dengan bangsa-bangsa di sekitarnya, yaitu pengguna bahasa Ugrian, pengguna bahasa Samoyed, suku Ket, dan suku Mongol.[1][24][25] Kemungkinan juga terdapat sisa-sisa etnografi pada pengguna bahasa Turk di Altai, misalnya beberapa di antaranya memiliki ritual kesuburan menggunakan phalus, yang dapat dibandingkan dengan ritual sejenis di antara orang-orang Obi-Ugran.[1][25]

Tungus sunting

Shamanisme tersebar luas di antara pengguna bahasa Tungus di Siberia. "Kisah shaman nisan" adalah suatu cerita rakyat terkenal mengenai seorang shaman wanita yang membangkitkan kembali putra seorang pemilik tanah yang kaya raya dari kematian. Cerita ini tersebar di antara berbagai pengguna bahasa Tungus seperti suku Manchu, Evenki, dan suku Nanai.[26][27]

Koryak dan Chukchi sunting

Bahasa Koryak dan Chukchi digolongkan dalam katergori yang sama yaitu Yup'il. Koryak menjalankan praktik shamanisme.[28]

Yupik sunting

 
Shaman Yup'ik sedang mengusir roh jahat dari seorang anak lelaki yang sakit di Nushagak, Alaska (1890)

Suku Yupik mendiami wilayah yang luas, dari Siberia Timur hingga Alaska dan Kanada Utara (termasuk Semenanjung Labrador) hingga Greenland. Praktik dan kepercayaan shamanistik telah tercatat pada beberapa bagian wilayah yang luas ini, melintasi batas benua.[29][30][31] Sebagaimana orang-orang Yup'ik sendiri, praktik shamanistik mereka juga memiliki perbedaan yang besar. Beberapa populasi percaya bahwa anak kecil harus diberi nama pelindung yang diperoleh dari kerabat yang baru saja meninggal. Pada populasi yang lain, kepercayaan tersebut menyerupai semacam reinkarnasi.

Demografi sunting

Sensus tahun 2002 oleh Federasi Rusia melaporkan bahwa 123.423 orang (0,23% dari keseluruhan populasi) merupakan kelompok-kelompok etnis yang secara dominan mengikuti "kepercayaan tradisional".

Kepercayaan tradisional di Rusia (sensus 2002)
Etnis Populasi (2002)
Evenki 35.527
Nanai 12.160
Even 19.071
Chukchi 15.767
Mansi 11.432
Koryak 8.743
Nivkh 5.162
Itelmen 3.180
Ulch 2.913
Yup'ik 1.750
Udege 1.657
Ket 1.494
Chuvan 1.087
Tofalar 837
Nganasan 834
Oroch 686
Aleut 540
Orok 346
Enet 237
Total &&&&&&&&&&&&0123.423000123,423

Galeri sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t Hoppál, Mihály (2005). Sámánok Eurázsiában (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Akadémiai Kiadó. ISBN 963-05-8295-3.  , juga dalam bahasa Jerman, Estonia, dan Finlandia. Situs penerbit Diarsipkan 2010-01-02 di Wayback Machine..
  2. ^ Bandingkan: Winkelman, Michael (2010). Shamanism: A Biopsychosocial Paradigm of Consciousness and Healing. ABC-CLIO. hlm. 60. ISBN 9780313381812. Diakses tanggal 2015-10-04. Salah satu bagian argumen Bahn dan peneliti lainnya didasarkan pada suatu pendekatan non-logis untuk mengonsepkan shamanisme. Misalnya, Bahn mencirikan Siberia sebagai 'jantung shamanisme yang sebenarnya' (59), berdasarkan ide bahwa kata tersebut harusnya dibatasi pada wilayah kultural tempatnya berasal. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-01-12. Diakses tanggal 2015-11-25. 
  4. ^ Lessing, Ferdinand D., ed. (1960). Mongolian-English Dictionary. Berkeley: University of California Press. hlm. 123. 
  5. ^ Czaplicka, Maria (1914). "XII. Shamanism and Sex". Aboriginal Siberia. Oxford: Clarendon Press. Diakses tanggal March 7, 2015. 
  6. ^ http://texts.00.gs/Siberian_Shamanism,_2-D&C.htm
  7. ^ Hoppál, Mihály (2006c). "Music of Shamanic Healing". Dalam Gerhard Kilger. Macht Musik. Musik als Glück und Nutzen für das Leben. Köln: Wienand Verlag. ISBN 3-87909-865-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-12-17. Diakses tanggal 2015-11-25. 
  8. ^ Voigt, Vilmos (1966). A varázsdob és a látó asszonyok. Lapp népmesék. Népek meséi [Tales of folks] (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Európa Könyvkiadó. 
  9. ^ Szomjas-Schiffert, György (1996). Lapp sámánok énekes hagyománya • Singing tradition of Lapp shamans (dalam bahasa Hungarian and English). Budapest: Akadémiai Kiadó. ISBN 963-05-6940-X. 
  10. ^ a b c d e f Diószegi, Vilmos (1960). Sámánok nyomában Szibéria földjén. Egy néprajzi kutatóút története (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Magvető Könyvkiadó.  Buku telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris: Diószegi, Vilmos (1968). Tracing shamans in Siberia. The story of an ethnographical research expedition. Diterjemahkan dari bahasa Hungaria oleh Anita Rajkay Babó. Oosterhout: Anthropological Publications. 
  11. ^ Lintrop, Aarno. "The Clean Tent Rite". Studies in Siberian shamanism and religions of the Uralic peoples. 
  12. ^ a b Nattiez, Jean Jacques. "Inuit Games and Songs • Chants et Jeux des Inuit". Musiques & musiciens du monde • Musics & musicians of the world. Montreal: Research Group in Musical Semiotics, Faculty of Music, University of Montreal. . Lagu-lagunya tersedia secara online pada website puisi etnik oleh Jerome Rothenberg.
  13. ^ Deschênes, Bruno (2002). "Inuit Throat-Singing". Musical Traditions. The Magazine for Traditional Music Throughout the World. 
  14. ^ Vaba, Lembit. "The Yukaghirs". The Red Book of the Peoples of the Russian Empire. NGO Red Book. 
  15. ^ a b c d Hajdú, Péter (1975). "A rokonság nyelvi háttere ["Linguistical background of the relationship]". Dalam Hajdú, Péter. Uráli népek. Nyelvrokonaink kultúrája és hagyományai (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Corvina Kiadó. hlm. 11–43. ISBN 963-13-0900-2. 
  16. ^ a b c d e f Hoppál, Mihály (1994). Sámánok, lelkek és jelképek (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Helikon Kiadó. ISBN 963-208-298-2. 
  17. ^ The Clean Tent Rite
  18. ^ a b c Hajdú, Péter (1982) [1968]. Chrestomathia Samoiedica (dalam bahasa Hungarian) (edisi ke-Second). Budapest: Tankönyvkiadó. ISBN 963-17-6601-2. 
  19. ^ Viikberg, Jüri. The Tofalars. The Peoples of the Red Book of the Imperial Russia. NGO Red Book. ISBN 9985-9369-2-2. 
  20. ^ Diószegi, Vilmos (1998) [1958]. A sámánhit emlékei a magyar népi műveltségben (dalam bahasa Hungarian) (edisi ke-1. reprint kiadás). Budapest: Akadémiai Kiadó. ISBN 963-05-7542-6. 
  21. ^ Hoppál, Mihály (1975). "Az uráli népek hiedelemvilága és a samanizmus [The belief system of Uralic peoples and the shamanism]". Dalam Hajdú, Péter. Uráli népek. Nyelvrokonaink kultúrája és hagyományai (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Corvina Kiadó. hlm. 211–233. ISBN 963-13-0900-2. 
  22. ^ http://texts.00.gs/Shamanism_and_Northern_Ecology,_III.htm
  23. ^ Alekseyenko, E. A. (1978). "Categories of Ket Shamans". Di Diószegi, Vilmos & Hoppál, Mihály. Shamanism in Siberia. Budapest: Akadémiai Kiadó.
  24. ^ "The s". The Red Book of the Peoples of the Russian Empire. [pranala nonaktif permanen]
  25. ^ a b Vajda, Edward J. "The Altai Turks". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-11. Diakses tanggal 2015-11-25. 
  26. ^ Richtsfeld, Bruno (1989). "Die Mandschu-Erzählung "Nisan saman-i bithe" bei den Hezhe". Münchner Beiträge zur Völkerkunde. 2: 117–155. 
  27. ^ Heissig, Walther (1997). Zu zwei evenkisch-daghurischen Varianten des mandschu Erzählstoffes "Nisan saman-i bithe". Central Asiatic Journal. hlm. 200–230. ISBN 978-3-447-09025-4. 
  28. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-21. Diakses tanggal 2015-11-25. 
  29. ^ Kleivan, I.; B. Sonne (1985). Eskimos: Greenland and Canada. Iconography of religions, section VIII, "Arctic Peoples", fascicle 2. Leiden, The Netherlands: Institute of Religious Iconography • State University Groningen. E.J. Brill. ISBN 90-04-07160-1. 
  30. ^ Merkur, Daniel (1985). Becoming Half Hidden: Shamanism and Initiation among the Inuit. : Acta Universitatis Stockholmiensis / Stockholm Studies in Comparative Religion. Stockholm: Almqvist & Wiksell. 
  31. ^ Gabus, Jean (1970). A karibu eszkimók (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Gondolat Kiadó. 
  • Balzer, M. M. (ed) (1990). Shamanism: Soviet Studies of Traditional Religion in Siberia and Central Asia. Armonk NY. 
  • Rubcova, E. S. (1954). Materials on the Language and Folklore of the Eskimoes (Vol. I, Chaplino Dialect) (dalam bahasa Russian). Moscow • Leningrad: Academy of Sciences of the USSR.  Original data: Рубцова, Е. С. (1954). Материалы по языку и фольклору эскимосов (чаплинский диалект). Москва • Ленинград: Академия Наук СССР. 
  • Vitebsky, Piers (2001). The Shaman: Voyages of the Soul – Trance, Ecstasy and Healing from Siberia to the Amazon. Duncan Baird. ISBN 1-903296-18-8. 
  • Vitebsky, Piers (1996). A sámán (dalam bahasa Hungarian). Budapest: Magyar Könyvklub • Helikon Kiadó.  Translation of the original: Vitebsky, Piers (1995). The Shaman (Living Wisdom). Duncan Baird. 
  • Andrei Znamenski, ed. (2003c). Shamanism in Siberia: Russian Records of Indigenous Spirituality. Germany: Springer Verlag. ISBN 978-1-4020-1740-7. 

Pranala luar sunting

Templat:Topik agama