Suku Ati adalah suku bangsa Negrito di Visayas di Filipina Tengah. Jumlah mereka tersebar di Pulau Boracay, Panay, dan Negros. Secara genetik, mereka identik[2] dengan suku Negrito lain seperti Suku Aeta di Pulau Luzon, Batak di Palawan, dan Mamanwa di Mindanao.

Ati
Wanita Ati di Panay
Jumlah populasi
perkiraan 2,000+ (1980: 1,500 penutur Ati)[1]
Daerah dengan populasi signifikan
 Filipina
Visayas
Bahasa
Ati, Aklanon/Malaynon, Hiligaynon,
Kinaray-a, Filipino, Inggris
Agama
Animisme, Kekristenan (Katolik Roma)
Kelompok etnik terkait
Negrito, Bisaya

Sejarah sunting

Leluhur Ati adalah penduduk asli (atau pertama) dari kepulauan Filipina. Mereka kemungkinan besar tiba dari Kalimantan 20-30.000 tahun yang lalu, melalui wilayah tanah genting yang pada zaman prasejarah menghubungkan kepulauan Filipina dengan Kalimantan.[3] Menurut beberapa tradisi lisan, mereka juga telah mendiami Visayas sebelum orang Bisaya, yang sekarang menjadi mayoritas di Visayas.

Sebuah legenda menceritakan kisah tentang bagaimana pada awal abad ke-12, ketika Indonesia dan Filipina dipimpin oleh kerajaan bercorak India, leluhur orang Bisaya melarikan diri dari Kalimantan dari persekusi Rajah Makatunaw. Dipimpin oleh Datu Puti dan Datu Sumakwel mereka berlayar lalu mendarat di dekat sebuah sungai yang disebut Suaragan, di pantai barat daya Panay, dan menukar kalung dan salakot (caping) emas mereka dengan tanah milik kepala suku Ati yang bernama Polpolan dan putranya Marikudo. Kawasan perbukitan dibiarkan tetap milik orang Ati sedangkan dataran rendah dan tepian sungai diberikan kepada pendatang Melayu. Pertemuan ini diperingati melalui festival Ati-atihan. Namun legenda ini ditentang oleh beberapa sejarawan.[4]

Demografi sunting

Bahasa sunting

Jika suku Aeta di utara berbicara bahasa Sambalik, yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Luzon Tengah. Ati berbicara bahasa Bisaya yang dikenal sebagai Inati. Pada 1980, jumlah penutur Inati sekitar 1.500. Mereka juga berbicara bahasa Hiligaynon dan bahasa Kinaray-a.[1]

Agama sunting

Ati mempraktikkan sejenis animisme yang melibatkan roh baik dan jahat. Roh-roh ini adalah roh alam yang menjaga sungai, laut, langit, dan juga pegunungan. Ati di Pulau Negros menyebut mereka sebagai taglugar atau tagapuyo, yang secara harfiah berarti "penghuni." Kekristenan juga telah diadopsi karena isolasi yang lebih sedikit dan lebih banyak kontak dengan "orang luar".

Referensi sunting

  1. ^ a b "Ati – A language of Philippines". Ethnologue. Diakses tanggal 2007-03-26. 
  2. ^ "image from rafonda.com". rafonda.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 February 2007. Diakses tanggal 2007-03-27. 
  3. ^ Scott, William Henry (1984), Prehispanic Source Materials for the study of Philippine History, New Day Publishers, hlm. xix, 3, ISBN 971-10-0226-4, diakses tanggal 2008-08-05 .
  4. ^ "Kalantiao – the hoax". Paul Morrow. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2007. Diakses tanggal 2007-03-26.