Stasiun Babadan

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Babadan (BBD) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Dimong, Madiun, Madiun; termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun pada ketinggian +63 m. Stasiun ini merupakan stasiun aktif paling barat di Kabupaten Madiun. Nama Babadan diambil dari nama dusun yang menjadi lokasi stasiun ini, yakni Dusun Babadan.

Stasiun Babadan

Bangunan baru Stasiun Babadan dilihat dari arah barat daya (2019)
Lokasi
Koordinat7°35′13″S 111°35′23″E / 7.586824°S 111.589622°E / -7.586824; 111.589622Koordinat: 7°35′13″S 111°35′23″E / 7.586824°S 111.589622°E / -7.586824; 111.589622
Ketinggian+63 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya melayani penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Musala Toilet Pos kesehatan 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pada awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Nganjuk dioperasikan per 30 April 2019[3] dan kemudian menuju Stasiun Geneng per 16 Oktober 2019,[4] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Madiun, jalur 2 dijadikan sepur lurus arah Kertosono, jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 1, dan jalur 4 ditambahkan tepat di sebelah timur laut bangunan lama stasiun sebagai sepur belok baru.

Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek Jalur Ganda Madiun-Jombang yang beroperasi pada 2019. Tepat di sisi barat daya bangunan lama stasiun terdapat perlintasan sebidang yang sebelumnya terletak di tengah emplasemen stasiun, seperti Stasiun Gedangan, Cilame, dan Lemahabang. Supaya rangkaian kereta yang berhenti di stasiun ini tidak menutupi perlintasan tersebut, maka emplasemen stasiun diperpanjang sekaligus digeser ke arah timur laut saat pembangunan jalur ganda. Pengoperasian stasiun dipindahkan ke bangunan baru berukuran lebih besar yang terletak di sisi tenggara jalur rel. Bangunan lama peninggalan Staatsspoorwegen masih tetap dipertahankan meskipun sudah tidak digunakan. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.

Berdasarkan Buku Djarak Singkat yang dikeluarkan oleh DKA pada tahun 1950, perhentian ini pernah ditetapkan sebagai "perhentian tidak dilayani". Namun, perhentian ini kemudian digolongkan sebagai "stasiun" berdasarkan Buku Jarak untuk Angkutan Barang Jawa dan Madura tahun 1982 oleh PJKA.[5][6]

Seiring dengan pengoperasian jalur ganda per tahun 2019, tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini dan hanya melayani penyusulan antarkereta api.

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Stevani, Louis Rika (2019-04-30). "Jalur ganda kereta api Nganjuk-Babadan resmi beroperasi". AntaraJatim. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  4. ^ Stevani, Louis Eka (2019-10-16). "Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun". AntaraNews. Diakses tanggal 2020-05-14. 
  5. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (1982). Buku Jarak untuk Angkutan Barang Jawa dan Madura. Bandung: Perusahaan Jawatan Kereta Api. 
  6. ^ Buku Djarak Singkat. Djawatan Kereta Api. 1950. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Madiun
ke arah Solo Balapan
Solo Balapan–Kertosono Caruban
ke arah Kertosono