Stasiun Angke

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Angke (AK) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di antara perbatasan Kelurahan Jembatan Lima dan Angke, Tambora, Jakarta Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 m ini hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line saja.

Stasiun Angke
KAI Commuter
C08

Emplasemen Stasiun Angke, 2022.
Lokasi
Ketinggian+3 m
Operator
Letak
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur3 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananCommuter Line Cikarang
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka2 Januari 1899; 125 tahun lalu (1899-01-02)[3]
Elektrifikasi1987
Nama sebelumnyaAngkee
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Kampung Bandan
searah jarum jam
Commuter Line Cikarang
Full-racket
Cikarang—Kampung Bandan—Cikarang via Pasar Senen—Manggarai
Duri
berlawanan arah jarum jam
Terminus Commuter Line Cikarang
Half-racket
Angke—Cikarang via Manggarai
Duri
menuju Cikarang
Kampung Bandan
Terminus
Commuter Line Cikarang
Half-racket
Kampung Bandan—Cikarang via Manggarai
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanElektrik
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelum 23 Juli 2013, stasiun ini dilayani KRL Yellow Line (Ekonomi dan Commuter Line) dan perjalanan kereta api lokal yang menuju ke Stasiun Rangkasbitung maupun ke Stasiun Merak, diantaranya KA Langsam, Banten Ekspres, dan Patas Merak. Untuk mengatasi kepadatan penumpang kereta api lokal di stasiun Tanah Abang, setelah 23 Juli 2013 semua perjalanan KRL Commuter Line dan Ekonomi tidak berhenti dan melintas langsung. [4][5] Dengan dihapusnya layanan KA Lokal yang bersinggungan dengan Commuter Line Rangkasbitung dan Commuter Line Lingkar per tanggal 1 April 2017, stasiun ini kembali melayani KRL Commuter Line.

Sejarah

sunting

Stasiun ini diresmikan oleh Staatsspoorwegen (SS) pada 2 Januari 1899, bersamaan dengan pengoperasian jalur KA Batavia-Rangkasbitung.[6][7]

 
Peta rute Stasiun Batavia Zuid-Stasiun Angke melalui Jalan Pasar Asemka sebelum diputus.

Pada awalnya, jalur dari Stasiun Batavia Zuid yang menuju ke Angke via Jalan Pasar Asemka. Saat dibuat jalur baru dari Angke yang memutar melewati daerah Kota Intan dan Kampung Bandan, jalur dari Stasiun Batavia Zuid hingga Jalan Pasar Asemka ini pun diputus (hanya diputus saja). Kemudian, sempat didirikan sebuah stasiun di Jalan Pasar Asemka ini yang diberi nama Stasiun Pasar Pagi, stasiun ini digunakan sebagai titik pemberangkatan awal dari kereta api penumpang yang menuju ke Stasiun Tangerang.

Stasiun beserta jalur ini dibongkar pada suatu waktu, lalu bekas lokasinya sudah mejadi Pasar Asemka dan flyover Jalan Asemka Raya. Masih terdapat peninggalan dari jalur ini yang tersisa dan masih dapat dilihat, yaitu 2 buah bekas fondasi jembatan rel dari Kali Krukut yang terletak di bawah flyover Jalan Asemka Raya.

 
Sisa fondasi jembatan bekas jalur dari Stasiun Pasar Pagi (Asemka).
 
Sisa fondasi jembatan kedua bekas jalur dari Stasiun Pasar Pagi (Asemka).

Pada era 1970-an, emplasemen stasiun ini diperkirakan memiliki banyak jalur serta memiliki sebuah rel cabang. Kala itu, jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus yang digunakan untuk lalu-lalang kereta sedangkan jalur 1 dan 4 merupakan sepur belok. Diperkirakan pula terdapat 2 buah lokasi sepur simpan yang digunakan untuk tempat menyimpan atau stabling rangkaian gerbong barang. Sepur simpan yang pertama posisinya berada di sebelah jalur 4, dengan 2 buah jalur buntu atau sepur badug. Dan untuk sepur simpan yang kedua berada di pojok kiri emplasemen stasiun dari arah Stasiun Duri, dengan 3 buah rel buntu atau sepur badug. Stasiun ini juga memiliki 2 buah rel cabang, yang pertama mengarah ke sebuah gudang, dan yang kedua kemungkinan mengarah ke sebuah pabrik sabun dari arah Stasiun Kampung Bandan. Belum diketahui secara pasti kapan percabangan serta sepur simpan di emplasemen stasiun ini dibongkar, hingga sama sekali tidak ada bekas yang tersisa.

Pada tahun 1987, petak Manggarai-Kampung Bandan via Tanah Abang dielektrifikasi. Kala itu, jalur di stasiun ini yang dielektrifikasi pun hanya jalur 2 dan 3 saja. Sedangkan jalur 1 tidak dielektrifikasi dengan alasan untuk melestarikan bangunan kanopi stasiun, sedangkan jalur 4 tidak dielektrifikasi, karena jalur tersebut tidak digunakan untuk aktivitas naik dan turun penumpang.

Hingga akhir era 1990-an, stasiun ini menggunakan sebuah kanopi. Namun, kanopi ini hanya menampung jalur 1 saja. Kanopi ini pun kemudian dicopot dan dipindahkan ke Stasiun Parung Panjang.[8]

Saat ini stasiun ini hanya memiliki 3 jalur saja, dengan jalur 2 dan 3 sebagai sepur lurus, serta jalur 1 sebagai sepur belok. Bangunan stasiun ini juga berukuran besar, kerana lantai atas dari bangunan stasiun ini digunakan sebagai pasar dan pertokoan.

Bangunan dan tata letak

sunting

 

  C08  

P
Lantai peron
Jalur 3 ← (Duri)      Commuter Line Cikarang menuju Cikarang (via Manggarai)
Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri
Jalur 2      Commuter Line Cikarang menuju Kampung Bandan (Kampung Bandan) →
Jalur 1 ← (Duri)      Commuter Line Cikarang dari dan tujuan Cikarang/Bekasi/Tambun/Manggarai
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri/kanan
G Bangunan utama stasiun

Layanan kereta api

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
  Commuter Line Cikarang (half racket) Angke Cikarang
Bekasi
Tambun (sebagian jadwal)
Via Tanah AbangManggarai
  Commuter Line Cikarang (full racket) Cikarang
Bekasi
Tambun (sebagian jadwal)
Kampung Bandan Perjalanan searah jarum jam via Pasar Senen
Perjalanan berlawanan arah jarum jam via Manggarai

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber (2013-07-23). "Rencananya Stasiun Tanah Abang Khusus untuk KRL, Stasiun Angke Non-KRL". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-27. 
  5. ^ BeritaSatu.com. "Mulai Besok, KRL Commuter Tidak Berhenti di Stasiun Angke". beritasatu.com. Diakses tanggal 2024-05-27. 
  6. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  7. ^ "Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL". Studiegroep Zuid-West Pacific. Diakses tanggal 15 Oktober 2017. 
  8. ^ Ballegoijen, Michiel van. Spoorwegstations Op Java. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Duri
menuju Merak
Merak–Tanah Abang–Kampung Bandan
Kampung Bandan–Tanah Abang
Kampung Bandan
Sisi bawah
Terminus