Standard Chartered

perusahaan asal Britania Raya
(Dialihkan dari Standard Chartered Bank)

Standard Chartered plc adalah sebuah perusahaan jasa keuangan multinasional[3] yang berkantor pusat di London, Inggris. Perusahaan ini mengoperasikan lebih dari 1.200 kantor cabang dan gerai (termasuk anak usaha, asosiasi, dan joint venture) di lebih dari 70 negara dengan mempekerjakan sekitar 87.000 orang. Perusahaan ini adalah sebuah bank universal dengan bisnis di bidang perbankan konsumen, korporat, dan institusional, serta menyediakan jasa treasuri. Walaupun berkantor pusat di Britania Raya, perusahaan ini tidak menyediakan jasa perbankan ritel di Britania Raya, dan sekitar 90% laba perusahaan ini berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah.

Standard Chartered plc
Publik
Kode emiten
IndustriJasa keuangan
Pendahulu
Didirikan
  • Sebagai Chartered Bank of India, Australia, and China pada tanggal 29 Desember 1853; 170 tahun lalu (1853-12-29)
  • Sebagai Standard Chartered pada tanggal 18 November 1969; 54 tahun lalu (1969-11-18)
PendiriJames Wilson dengan sebuah piagam kerajaan (untuk Chartered Bank)
Kantor
pusat
,
Inggris, Britania Raya
Wilayah operasi
Seluruh dunia
Tokoh
kunci
JasaKartu kredit
Perbankan konsumen
Perbankan korporat
Perbankan investasi
Kredit pemilikan rumah
Perbankan privat
Manajemen kekayaan
PendapatanPenurunanUS$ 14,754 milyar (2020)[1]
Penurunan US$ 1,613 milyar (2020)[1]
Penurunan US$ 0,751 milyar (2020)[1]
Total asetKenaikanUS$ 789,050 milyar (2020)[1]
Total ekuitasKenaikanUS$ 45,886 milyar (2020)[1]
Karyawan
85.000 (2021)[2]
Situs webwww.sc.com

Standard Chartered melantai di London Stock Exchange dan merupakan salah satu komponen dari Indeks FTSE 100. Selain itu, perusahaan ini juga melantai di Hong Kong Stock Exchange, National Stock Exchange of India, OTC Markets Group Pink. Pemegang saham terbesar dari perusahaan ini adalah Temasek Holdings milik Pemerintah Singapura.[4][5][6] Perusahaan ini juga dianggap sebagai sebuah lembaga keuangan berdampak sistemik oleh Financial Stability Board.

José Viñals saat ini merupakan Chairman dari Standard Chartered.[7] Sementara Bill Winters saat ini menjabat sebagai CEO.[8]

Nama sunting

Nama Standard Chartered berasal dari nama dua bank yang bergabung untuk membentuk perusahaan ini pada tahun 1969, yakni The Chartered Bank of India, Australia and China dan Standard Bank of British South Africa.[9]

Sejarah sunting

 
Gedung Standard Chartered Bank di George Town, Penang, Malaysia. Dibuka pada tahun 1875, cabang ini merupakan cabang Standard Chartered tertua di Malaysia.
 
Kantor pusat Standard Chartered di London

Pendahulu sunting

Chartered Bank sunting

Chartered Bank memulai sejarahnya ketika Ratu Victoria memberi sebuah piagam kerajaan ke James Wilson pada tahun 1853. Chartered membuka cabang pertamanya di Mumbai, Kolkata, dan Shanghai pada tahun 1858, lalu di Hong Kong dan Singapura pada tahun 1859. Bank ini kemudian mulai menerbitkan uang kertas dari Dolar Hong Kong pada tahun 1862.[9]

Standard Bank sunting

Standard Bank adalah sebuah bank yang didirikan di Provinsi Cape, Afrika Selatan pada tahun 1862 oleh John Paterson.[10] Setelah mendirikan sejumlah kantor cabang, Standard menjadi yang terkemuka dalam mendanai pengembangan ladang berlian Kimberley mulai tahun 1867. Standard kemudian terus mengembangkan jaringannya ke Johannesburg saat emas ditemukan di sana pada tahun 1885. Separuh dari hasil ladang emas terbesar kedua di dunia tersebut pun dikirim melalui Standard Bank ke London. Standard kemudian berekspansi ke seantero Afrika, namun baru pada tahun 1883, bank ini resmi memakai nama Standard Bank of South Africa. Pada tahun 1962, bank ini mengubah namanya menjadi Standard Bank Ltd., dan bisnisnya di Afrika Selatan kemudian dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama Standard Bank of South Africa Ltd.[9]

1969 - 2000 sunting

 
Gedung Standard Chartered Bank di Hong Kong

Pada tahun 1969, Chartered Bank dan Standard Bank memutuskan untuk bergabung dan menyeimbangkan jaringan kantor cabangnya dengan berekspansi ke Eropa dan Amerika Serikat, sembari tetap berekspansi di Asia dan Afrika.[9]

Pada tahun 1986, Lloyds mengajukan tawaran pengambilalihan paksa untuk perusahaan ini.[11] Walaupun tawaran tersebut akhirnya gagal, Standard Chartered kemudian melakukan serangkaian perubahan, termasuk melakukan divestasi, terutama di Amerika Serikat dan Afrika Selatan. Union Bank dijual ke Bank of Tokyo dan United Bank of Arizona dijual ke Citicorp.[12]

Pada tahun 1986, sebuah konsorsium bisnis membeli 35% saham perusahaan ini untuk menangkis Lloyds. Salah satu anggota konsorsium tersebut adalah Khoo Teck Puat asal Singapura, yang membeli 5% saham perusahaan ini, dan kemudian meningkatkannya menjadi 13,4%.[13]

Pada tahun 1987, Standard Chartered menjual seluruh saham Standard Bank Group yang mereka pegang.[14]

Pada tahun 1992, sebuah skandal mengemuka ketika regulator perbankan menuntut sejumlah pegawai Standard Chartered di Mumbai atas tuduhan secara ilegal mengalihkan dana simpanan untuk digunakan berspekulasi di pasar saham. Denda dari regulator di India dan penyisihan kerugian merugikan bank hampir £350 juta, atau sepertiga dari modal perusahaan ini pada saat itu.[15]

Pada tahun 1994, Sunday Times memberitakan bahwa seorang pimpinan di divisi logam dari bank ini telah menyuap pejabat di Malaysia dan Filipina. Pada tanggal 18 Juli 1994, bank ini pun mengakui bahwa ada "perbedaan dalam klaim pengeluaran [yang] ... meliputi hadiah untuk orang di negara tertentu guna memfasilitasi bisnis, sebuah praktek yang berlawanan dengan aturan bank".[16]

Pada tahun 1994, Securities and Futures Commission Hong Kong menemukan bahwa bisnis perbankan investasi dari Standard Chartered di Asia telah secara ilegal membantu mendukung secara artifisial harga saham baru yang mereka jamin untuk enam perusahaan mulai bulan Juli 1991 hingga Maret 1993. Bank inipun mengakui tuduhan tersebut, lalu meminta maaf dan mereorganisasi unit kepialangannya. Komisi tersebut kemudian melarang bank ini untuk melakukan penjaminan emisi di Hong Kong selama sembilan bulan.[17]

Pada tahun 1997, Standard Chartered menjual divisi logamnya, yakni Mocatta Bullion dan Base Metals, ke Scotiabank asal Toronto dengan harga US$26 juta.[18]

Pasca dilarang melakukan penjaminan emisi selama sembilan bulan, bisnis perbankan investasi dari Standard Chartered di Asia tidak dapat pulih, sehingga pada tahun 2000, bisnis tersebut akhirnya ditutup.[19]

2000 - 2010 sunting

 
Kantor pusat Standard Chartered Singapore di Marina Bay Financial Centre, Singapura
 
Logo Standard Chartered dari tahun 2002 hingga 2021

Pada tahun 2000, Standard Chartered mengakuisisi Grindlays Bank milik ANZ, sehingga meningkatkan eksistensi bank ini di bisnis perbankan privat dan meningkatkan eksistensi bank ini di India dan Pakistan. Standard Chartered pun tetap mempertahankan bisnis perbankan privat dari Grindlays di London dan Luxembourg, serta anak usaha Grindlays di Jersey, yang mana semuanya diintegrasikan ke bisnis bank privat dari Standard Chartered. Semua bisnis tersebut kini melayani nasabah high-net-worth di Hong Kong, Dubai, dan Johannesburg dengan nama Standard Chartered Grindlays Offshore Financial Services.[20]

Setelah Standard Chartered (Hong Kong) dibentuk pada tanggal 1 Juli 2004, Dewan Legislatif Hong Kong pun mengamandemen Ordonansi Penerbitan Uang Kertas Resmi. Amandemen tersebut menggantikan Standard Chartered Bank dengan Standard Chartered Bank (Hong Kong) Ltd, sebagai salah satu bank penerbit uang di Hong Kong.[21] Pada tahun yang sama, Standard Chartered Bank dan Astra International (anak usaha Jardine Matheson) mengambil alih PermataBank, dan pada tahun 2006, keduanya meningkatkan kepemilikan sahamnya di PermataBank menjadi 89,01%. Dengan 276 kantor cabang dan 549 ATM di 55 kota di seantero Indonesia, PermataBank merupakan bank dengan jumlah kantor cabang terbanyak kedua di lingkungan Standard Chartered.[22]

Pada tanggal 15 April 2005, bank ini mengakuisisi Korea First Bank, setelah mengalahkan tawaran dari HSBC.[23] Nama dagang bank tersebut pun diubah menjadi SC First Bank. Pada bulan Oktober 2005, Standard Chartered mengintegrasikan kantor cabangnya di Bangkok dengan Standard Chartered Nakornthon Bank, dan mengubah namanya menjadi Standard Chartered Bank (Thailand).[24] Standard Chartered juga membentuk aliansi strategis dengan Fleming Family & Partners untuk mengembangkan bisnis manajemen kekayaan privatnya di Asia dan Timur Tengah, serta mengakuisisi sejumlah saham ACB Vietnam, Travelex, American Express Bank (Bangladesh), dan Bohai Bank (Tiongkok). Khoo Teck Puat kemudian meninggal pada tahun 2004, dan pada tanggal 28 Maret 2006, Temasek resmi membeli 11,55% saham perusahaan ini yang sebelumnya dipegang oleh Khoo Teck Puat.[4][5][6]

 
Standard Chartered Bank China di Guangzhou

Pada tanggal 9 Agustus 2006, Standard Chartered mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi 81% saham Union Bank of Pakistan dengan harga sekitar $511 juta. Akuisisi tersebut pun menjadi akuisisi pertama yang dilakukan oleh perusahaan asing atas sebuah bank di Pakistan. Standard Chartered Bank (Pakistan) kini merupakan bank terbesar keenam di Pakistan.[25]

Pada tanggal 22 Oktober 2006, Standard Chartered mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi lebih dari 51% saham Hsinchu International Bank yang didirikan pada tahun 1948 di Hsinchu, Taiwan.[26]

Pada tahun 2007, Standard Chartered membuka kantor pusat untuk bisnis perbankan privatnya di Singapura.[27]

2010 - sekarang sunting

Pada tanggal 12 Desember 2019, Standard Chartered Bank melepaskan sahamnya di PermataBank ke Bangkok Bank.[28]

Pada tanggal 17 April 2023, diumumkan bahwa Bank Danamon akan mengakuisisi Pinjaman Ritel Konvensional Standard Chartered Bank Indonesia. Nasabah yang terdampak adalah nasabah kartu kredit, kredit pemilikan rumah, kredit tanpa agunan, dan kredit kendaraan bermotor. Peralihan portofolio keempat hal tersebut dari Standard Chartered Bank Indonesia ke Bank Danamon telah selesai pada tanggal 9 Desember 2023, dan semua kartu kredit Standard Chartered berubah menjadi kartu kredit Danamon.[29]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e "Annual Results 2020" (PDF). Diakses tanggal 27 February 2021. 
  2. ^ "About us". Standard Chartered. Diakses tanggal 1 June 2021. 
  3. ^ Butler, Kirt Charles (2000). Multinational Finance. South-Western College. ISBN 978-0-324-00450-2. 
  4. ^ a b Lin, Liza (25 November 2008). "Temasek Raises Bet on Financial Stocks With StanChart". Bloomberg L.P. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  5. ^ a b "The Tan Sri Khoo Teck Puat Estate Agrees to Sell Shares in Standard Chartered to Temasek". prnewswire. 27 March 2006. Diakses tanggal 8 January 2012. 
  6. ^ a b "Standard Chartered stake sold". BBC. 28 March 2006. Diakses tanggal 8 January 2012. 
  7. ^ "We've appointed a new Chairman, Jose Vinals, to succeed Sir John Peace - Standard Chartered Bank". www.sc.com. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  8. ^ Kollewe, Julia (26 February 2015). "Bill Winters: banker not afraid to bare his chest takes reins at Standard Chartered". The Guardian. Diakses tanggal 26 February 2015. 
  9. ^ a b c d "Standard Chartered Bank History". Standardchartered.com. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  10. ^ Amphlett, George Thomas (1914). History of the Standard Bank of South Africa ltd., 1862-1913. Glasgow: Printed by R. Maclehose. hlm. 3. 
  11. ^ "Offer sweetened by Lloyds Bank". The New York Times. 28 June 1986. Diakses tanggal 2 May 2010. 
  12. ^ FRANTZ, DOUGLAS (1988-02-17). "Japanese to Pay $750 Million for Union Bank". Los Angeles Times. ISSN 0458-3035. Diakses tanggal 2014-10-20. 
  13. ^ "Tan Sri Khoo Teck Puat". The Telegraph. 2 March 2004. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  14. ^ "Historical overview" (PDF). Standard Bank. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 January 2012. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  15. ^ "India Blames 4 Big Banks in Scandal". New York Times. 22 December 1993. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  16. ^ "Sucheta Dalal :Standard Chartered tries to cover up its messy past but SEBI is in a slumber". suchetadalal.com. Diakses tanggal 21 March 2015. 
  17. ^ "Hong Kong Disciplines Standard Chartered PLC". New York Times. 29 June 1994. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  18. ^ "Scotiabank to Launch the ScotiaMocatta eStore in Canada - a New Full-Service Online Precious Metals Delivery Channel". Newswire. 29 September 2009. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  19. ^ Lee, Yoolim (3 November 2009). "Standard Chartered 79% Return Overtakes HSBC With Asian Rebound". Bloomberg L.P. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  20. ^ "Standard Chartered snaps up Grindlays". The Guardian. 28 April 2000. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  21. ^ "Cap 65 - Legal tender notes issue Ordinance" (PDF). Diakses tanggal 7 September 2012. 
  22. ^ "PermataBank in Brief". Permatabank.com. 14 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 February 2011. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  23. ^ "Standard Chartered buys Korea First Bank". Standardchartered.com. Diakses tanggal 16 August 2012. 
  24. ^ "Standard Chartered to Merge Its Branch with Local Subsidiary in Thailand". Highbeam.com. 29 April 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2012. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  25. ^ "Standard Chartered acquires Union Bank". Dawn. 6 September 2006. Diakses tanggal 26 March 2016. 
  26. ^ "Standard Chartered to buy Hsinchu". Ibtimes.com. 29 September 2006. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  27. ^ "Standard Chartered sets up private banking HQ in Singapore". Newsgd.com. Diakses tanggal 19 April 2011. 
  28. ^ Houtmand P Saragih (2019-12-12). "Lepas Saham Bank Permata, Ini Penjelasan Stanchart". CNBC Indonesia. Trans Media. Diakses tanggal 2023-12-10. 
  29. ^ Aprilia, Zefanya (2023-12-05). "Aset Rp1 T Milik Standard Chartered Pindah ke BDMN Pekan Ini". CNBC Indonesia. Trans Media. Diakses tanggal 2023-12-10. 

Pranala luar sunting