Spermatogenesis

Pembelahan Sel

Spermatogenesis adalah proses di mana spermatozoa haploid berkembang dari sel nutfah di tubulus seminiferus testis. Proses ini dimulai dengan pembelahan mitosis sel punca yang terletak dekat dengan membran basal tubulus.[1] Sel-sel ini disebut sel punca spermatogonial. Pembelahan mitosis ini menghasilkan dua jenis sel. Sel tipe A mengisi kembali sel punca, dan sel tipe B berdiferensiasi menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer membelah secara meiotik (Meiosis I) menjadi dua spermatosit sekunder; setiap spermatosit sekunder membelah menjadi dua spermatid haploid yang sama melalui Meiosis II. Spermatid diubah menjadi spermatozoa (sperma) melalui proses spermiogenesis. Spermatid kemudian berkembang menjadi spermatozoa matang, yang juga dikenal sebagai sel sperma.[2] Dengan demikian, spermatosit primer menghasilkan dua sel, yaitu sel spermatosit sekunder, dan dua sel spermatosit sekunder yang kemudian membelah menghasilkan empat spermatozoa dan empat sel haploid.[3]

Spermatogenesis
Tubulus seminiferus dengan sperma yang matang. H&E stain.
Spermatozoid manusia dewasa
Pengidentifikasi
MeSHD013091
Daftar istilah anatomi

Penjelasan sunting

Spermatogenesis berasal dari kata sperma dan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat sperma matang.

Tahap sunting

Tipe Sel Kromosom Kromatid Proses pembelahan
Spermatogonium 46 2N Mitosis
Spermatosit primer 46 2N Meiosis
Spermatosit sekunder 23 N Meiosis
Spermatid 23 N Diferensiasi menjadi Sperma
Sperma 23 N -

Spermatogonium sunting

Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogonium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

Spermatosit primer sunting

Spermatosit primer merupakan pertumbuhan dari spermatogonium. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

Spermatosit sekunder sunting

Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan N kromatid.

Spermatid sunting

Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.

Spermatozoa sunting

Spermatozoa merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Spermatozoa terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap spermatozoa yang telah matang dan siap dikeluarkan.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ de Kretser, D. M.; Loveland, K. L.; Meinhardt, A.; Simorangkir, D.; Wreford, N. (1998-04-01). "Spermatogenesis". Human Reproduction (dalam bahasa Inggris). 13 (suppl_1): 1–8. doi:10.1093/humrep/13.suppl_1.1 . ISSN 0268-1161. PMID 9663765. 
  2. ^ Sharma S, Hanukoglu A, Hanukoglu I (2018). "Localization of epithelial sodium channel (ENaC) and CFTR in the germinal epithelium of the testis, Sertoli cells, and spermatozoa". Journal of Molecular Histology. 49 (2): 195–208. doi:10.1007/s10735-018-9759-2. PMID 29453757. 
  3. ^ "The Spermatozoön, in Gray's Anatomy". Diakses tanggal 2010-10-07.