Seondeok dari Silla

Seondeok (Hangul: 선덕, Sôndôk) adalah ratu Silla, dari tahun 632 hingga 647 (selama 14–15 tahun).[1] Ia adalah penguasa ke-27 Silla, dan ratu pertama Silla.

Seondeok dari Silla
Hangul
선덕여왕, also 선덕왕
Hanja
善德女王, also 善德王
Alih AksaraSeondeok yeowang, also Seondeok wang
McCune–ReischauerSŏndŏk yŏwang, also Sŏndŏk wang


Kehidupan awal sunting

Catatan mengenai Ratu Seondeok ditulis dalam Samguk Sagi dan Samguk Yusa.

Sebelum naik tahta menjadi ratu, Seondeok dikenal sebagai Puteri Deokman (덕만/德曼). Ia merupakan putri ketiga Raja Jinpyeong. Anak laki-laki yang lahir dari Cheonmyeong, sang kakak, akhirnya menjadi Raja Muyeol. Saudara perempuan Seondeok yang lainnya, Putri Seonhwa, menikah dengan Mu dari Baekje dan menjadi ibu Raja Uija. Keberadaan Seonhwa menjadi suatu kontroversi karena penemuan bukti sejarah yang menunjukkan bahwa ibu Raja Uija adalah Ratu Sataek, dan bukan Seonhwa seperti yang disebutkan di dalam catatan sejarah.

Karena ia tidak memiliki keturunan laki-laki, Jinpyeong memilih Seondeok sebagai pewarisnya. Tindakan itu bukan tidak biasa, karena para wanita pada periode tersebut telah memiliki beberapa tingkat pengaruh sebagai penasehat-penasehat, permaisuri, dan wali raja. Di seluruh kerajaan, wanita sebagai kepala keluarga sejak garis matrilineal ada bersisian dengan garis patrilineal. Model Konfusius yang menempatkan wanita di dalam posisi kurang penting di dalam keluarga, tidak memiliki dampak yang besar di Korea sampai pertengahan periode Joseon pada abad ke-15. Selama kerajaan Silla, status wanita cukup tinggi, tetapi masih terdapat larangan di dalam perbuatan dan tindakan. Wanita di diskualifikasikan dari kegiatan yang dianggap tidak pantas bagi wanita.

Latar belakang sunting

Di awal abad ke-7, Semenanjung Korea berada dalam suasana kacau. Di bawah kepemimpinan Jendral Ulji Mundeok, Kerajaan Goguryeo menumpas pasukan Dinasti Sui pada tahun 612. Di sebelah selatan, Baekje dan Silla saling berperang untuk menguasai semenanjung. Raja Jinpyeong dari Silla telah berkuasa lebih dari 50 tahun sampai ia wafat tahun 632. Ia tidak mempunyai putra penerus. Putri sulung bernama Deokman, naik sebagai pemimpin bergelar Ratu Seondeok. Sebelum Deokman, semua pemimpin berasal dari klan Park. Seondeok merupakan anggota klan Kim.

Pemerintahan sunting

Pada tahun 632, Seondeok menjadi pemimpin tunggal di Silla, dan memimpin sampai tahun 647. Ia merupakan yang pertama dari ketiga pemimpin wanita di kerajaan (dua yang lainnya adalah: Jindeok dari Silla dan Jinseong dari Silla), dan kemudian dengan cepat digantikan oleh keponakannya Jindeok, yang memerintah sampai tahun 654.

Zaman berkuasanya Seondeok merupakan masa yang sangat kacau, banyak terjadi pemberontakan dalam negeri dan perang dengan Baekje. Namun, sepanjang 14 tahun sebagai ratu, ia mampu mengatur negerinya. Ia menjaga kesatuan negara dan meningkatkan hubungan dengan Tiongkok, antara lain dengan mengirimkan para pelajar ke sana. Seondeok mendukung Buddhisme dan pembangunan kuil-kuil Buddha.

Ramalan Ratu Seondeok sunting

Berdasarkan tulisan buku sejarah Samguk Yusa, Ratu Seondeok punya kemampuan meramal. Beberapa di antaranya dinamakan "Ramalan Ratu Seondeok". Suatu ketika pada musim dingin tahun 632, terdengar suara segerombolan katak yang menimbulkan kebisingan di Kolam Eokmun. Kejadian ini dianggap Seondeok sebagai peringatan akan datangnya serbuan Baekje terhadap Silla. Walau menurut pengamatan militer tidak ada tanda-tanda penyerangan, Seondeok mengirim pasukan ke sebelah barat ibu kota dan menemukan bahwa pasukan musuh telah bersembunyi di daerah itu untuk menyiapkan penyerangan. Pasukan Silla langsung menyerbu dan membunuh jenderal Baekje. Ramalan ratu ternyata benar dan menyelamatkan ibu kota dari serangan Baekje. Ramalan lain yang terkenal berisi tentang prediksi tanggal, waktu, bulan dan tahun kematiannya sendiri. Menurut Samguk Yusa prediksi ini menjadi kenyataan.

Akhir pemerintahan sunting

Di akhir masa pemerintahannya, tiga negara yang bermusuhan di Semenanjung Korea berusaha keras untuk menjalin hubugan baik dengan Dinasti Tang di Tiongkok demi mencari keuntungan masing-masing. Sikap Silla yang lebih mencari persahabatan dengan Tiongkok akhirnya menguntungkan negara mereka sebab Ratu Seondeok telah bernegosiasi dengan Raja Goguryeo untuk mengadakan perjanjian damai walau dalam waktu yang tidak lama. Sementara itu hubungan dengan Baekje terus memburuk, perang masih berlangsung hingga cukup lama.

Pada tahun-tahun akhir, terjadi beberapa pemberontakan dalam negeri. Namun berkat kecakapan Jenderal Kim Yu-sin, semua dapat dipadamkan. Setelah negara damai, seperti yang sudah ia ramalkan, ia meninggal dunia pada hari dan waktu yang telah ia ramalkan sebelumnya. Tahta diteruskan oleh Jindeok. Ia dimakamkan di kaki Gunung Nam.

Peninggalan dan jasa-jasa sunting

  • Cheomseongdae, "Menara Pengawasan Bintang," dianggap sebagai observatorium pertama di Timur Jauh. Menara tersebut masih berdiri di ibu kota Silla kuno di Gyeongju, Korea Selatan.
  • Hwangnyeongsa, kuil Buddha yang dilengkapi pagoda kayu sembilan tingkat. Kuil ini musnah semasa serbuan Mongol ke Korea pada abad ke-13.
  • Mazhab Seon diperkenalkan ke Korea.

Keluarga sunting

  • Ayah: Raja Jinpyeong (眞平王 진평왕)
  • Ibu: Permaisuri Maya dari klan Kim (摩耶夫人金氏 마야부인김씨)
  • Saudara Perempuan:
  1. Puteri Cheonmyeong (天明公主 천명공주)[2]
  2. Puteri Seonhwa
  • Saudara Ipar:
  1. Kim Yong-chun (金龍春 김용춘), Suami Puteri Cheonmyeong, Pungwolju ke-13.
  2. Jang Seo-dong (璋暑童 장서동), Suami Puteri Seonhwa (di duga; lihat penjelasan di atas), kemudian Raja Mu dari Baekje (武王 무왕).
  • Keponakan laki-laki dan perempuan:
  1. Kim Chun-chu (金春秋 김춘추), Putra Pertama Puteri Cheonmyeong dan Kim Yong-chun, Pungwolju ke-18, kemudian Raja (Taejong) Muyeol (太宗武烈王 태종무열왕).
  2. Kim Yeon-chung (金蓮忠 김연충), Putra kedua Puteri Cheonmyeong dan Kim Yong-chun.
  3. Raja Uija (義慈王 의자왕), Putra tunggal Puteri Seonhwa (di duga; lihat penjelasan di atas).
  1. Kim Yong-chun (金龍春 김용춘), suami Puteri Cheonmyeong, Pungwolju ke-13.
  2. Heumban (欽飯 흠반) - salah satu kerabat Ratu Seondeok.
  3. Eulje (乙祭 을제) - memerintah sebagai pengganti Ratu Seondeok pada saat perang.

Silsilah sunting

 
Silsilah Ratu Seondeok

Referensi sunting

  1. ^ (Inggris) Il-yeon: Samguk Yusa: Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Korea, diterjemahkan oleh Tae-Hung Ha dan Grafton K. Mintz. Jilid Satu, halaman 57. Silk Pagoda (2006). ISBN 1-59654-348-5.
  2. ^ Later became the Empress Dowager Munjeong (文貞太后 문정태후) on his son's rule.
  3. ^ Brother of King Jinpyeong.

Lihat Pula sunting

Didahului oleh:
Raja Jinpyeong
Raja Silla
632–647
Diteruskan oleh:
Ratu Jindeok