Sembilan bahan pokok

(Dialihkan dari Sembako)

Sembilan bahan pokok (sembako) adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat menurut keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 115/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998.[1] Kementerian Perdagangan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen yang mulai berlaku pada 16 Mei 2017. Daftar sembilan bahan pokok itu, yaitu beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan daging ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan bawang putih, gas elpiji dan minyak tanah, serta garam.[2]

Montase dari seluruh jenis kebutuhan pokok masyarakat yang termasuk dalam kategori sembako

Beras sunting

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa provinsi penghasil beras terbanyak di Indonesia, di antaranya di Jawa Timur dengan perolehan beras sepanjang Januari-April 2020 mencapai 4,20 juta ton, sedangkan gabah kering yang diproduksi mencapai 4,98 juta ton. Kedua yaitu, Jawa Tengah dengan jumlah produksi beras dari Januari-April 2020 sebesar 4,10 juta ton. Ketiga yaitu Jawa Barat, dengan jumlah produksi dari Januari-April 2020 sebesar 2,54 juta ton. Keempat yaitu Sulawesi Selatan, dengan jumlah produksi selama Januari-April 2020, sebesar 1.18 juta ton. Kelima yaitu Lampung, dengan jumlah produksi pada Januari-April 2020 mencapai sebesar 839.1 ribu ton. Keenam yaitu Sumatera Selatan, dengan jumlah produksi pada Januari-April 2021 sebesar 1.27 juta ton. Ketujuh yaitu Sumatera Utara dengan jumlah produksi pada Januari-April 2020 sebesar 847 ribu ton.[3]

Di bulan November 2021, harga beras pada tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 0,81% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Rata-rata harga gabah kering tingkat petani di bulan November mengalami kenaikan sebesar 0,91%, sedangkan di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 0,59%.[4] Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/PERMENTAN/PP.130/12/2017, beras dibedakan berdasarkan kelas mutu beras. Kelas mutu tersebut terdiri atas kelas medium dan premium.[5]

Kualitas Beras Rata-rata harga beras per kg di tingkat penggilingan menurut kualitas setiap bulan pada tahun 2021 (dalam rupiah)[6]
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Premium 9.780 9.772 9.607 9.550 9.627 9.537 9.402 9.499 9.456 9.449 9.539 9.673
Medium 9.405 9.386 9.154 8.979 8.910 8.907 8.887 8.916 8.962 9.011 9.072 9.128
Luar kualitas 9.036 9.146 8.742 8.675 8.710 8.695 8.481 8.689 8.589 8.631 8.711 8.889

Gula pasir sunting

Gula pasir merupakan salah satu bahan pokok, juga sebagai sumber kalori bagi tubuh manusia. Selain itu, gula pasir juga berfungsi sebagai pemanis baik untuk makanan atau minuman. Gula pasir juga merupakan komoditas pangan yang strategis kedua, setelah beras. Berdasarkan Pola Pangan Harapan, sebagai sumber kalori bagi masyarakat Indonesia gula pasir menempati urutan keempat setelah padi-padian, pangan hewani, serta minyak, dan lemak.[7]

Tahun Produksi gula pasir Indonesia[8]
2017 2,12 juta ton
2018 1,17 juta ton
2019 2,22 juta ton
2020 2,13 juta ton

Minyak goreng dan mentega sunting

Minyak goreng sunting

Minyak goreng adalah bahan pokok diberbagai negara, temasuk Indonesia. Namun, minyak goreng pertama kali digunakan oleh masyarakat Tiongkok. Dahulu, minyak goreng berasal dari lemak daging yang digunakan untuk memasak. Dagingnya berasal dari daging sapi, babi, dan domba.[9] Di Indonesia, jenis minyak goreng yang sering digunakan yaitu Minyak Goreng Sawit (Refined Bleached Deodourised Olein/RBDO), karena lokasi strategis Indonesia yang banyak menghasilkan sawit sehingga ideal dalam hal ketersediaan dan harga.[10]

Mentega sunting

Mentega merupakan salah satu jenis bahan pelengkap bagi bahan pokok masyarakat Indonesia. Mentega sudah ada sejak 8000 SM, yang dipercayai bahwa mentega berasal dari susu domba yang telah mengental. Susu domba tersebut dibawa oleh seorang gembala di Afrika. Susu domba yang mengental tersebut kini dinamakan mentega. Di pasaran, mentega dibuat dari susu sapi.[11]

Daging sunting

Daging sapi sunting

Daging sapi merupakan bahan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan daging di Indonesia terus mengalami peningkatan, di tahun 2020 kebutuhan daging sapi diperkirakan mencapai 600.000 ton. Beberapa provinsi di Indonesia menjadi produsen daging sapi untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Jawa Timur menjadi provinsi dengan produksi daging sapi terbesar di Indonesia, dengan total produksi 99.146 ton.[12]

Daging ayam sunting

Daging ayam ras pedaging di Indonesia mencapai 3,28 juta ton pada 2020. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah produksi terbesar sebanyak 838.149 ton.[13]

Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi[14]
No. Provinsi Tahun (dalam ton) Pertumbuhan (dalam %)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Aceh 6.107 6.429 7.410 9.405 9.687 3,00
2 Sumatera Utara 40.902 42.815 46.286 53.823 53.940 0,22
3 Sumatera Barat 20.063 20.438 28.533 30.888 31.479 1,91
4 Riau 45.308 47.575 54.095 59.368 60.556 2,00
5 Jambi 13.075 12.599 13.013 14.548 14.931 2,63
6 Sumatera Selatan 33.318 36.357 33.348 44.423 46.282 4,18
7 Bengkulu 1.579 4.735 4.376 4.380 5.694 30,00
8 Lampung 33.354 33.786 39.099 39.542 42.487 7,45
9 Kepulauan Bangka Belitung 14.838 15.657 13.034 16.642 18.639 12,00
10 Kepulauan Riau 8.586 8.726 18.116 15.329 15.335 0,04
11 DKI Jakarta 129.315 138.088 - 269.794 275.190 2,00
12 Jawa Barat 530.423 719.820 823.863 668.088 786.446 17,72
13 Jawa Tengah 158.673 187.965 204.432 225.049 225.560 0,23
14 Daerah Istimewa Yogyakarta 35.536 34.627 34.274 29.983 31.258 4,25
15 Jawa Timur 203.139 219.833 270.882 348.775 357.495 2,50
16 Banten 73.488 87.217 108.228 119.512 131.164 9,75
17 Bali 10.454 9.866 8.673 12.018 12.516 4,15
18 Nusa Tenggara Barat 8.257 6.835 37.810 45.504 46.955 3,19
19 Nusa Tenggara Timur 2.387 4.298 5.541 5.771 6.485 12,36
20 Kalimantan Barat 44.436 40.778 48.723 53.396 54.944 2,90
21 Kalimantan Tengah 11.487 12.278 18.366 32.336 33.381 3,23
22 Kalimantan Selatan 60.952 72.553 76.534 83.414 83.412 0,00
23 Kalimantan Timur 53.860 56.532 61.669 62.045 65.369 5,36
24 Kalimantan Utara 6.623 4.249 3.000 3.833 3.971 3,60
25 Sulawesi Utara 7.195 7.310 7.467 7.937 8.002 0,81
26 Sulawesi Tengah 7.613 8.854 10.778 10.293 11.276 9,55
27 Sulawesi Selatan 53.664 48.862 51.813 58.230 63.916 9,77
28 Sulawesi Tenggara 3.601 3.337 3.694 4.085 4.332 6,05
29 Gorontalo 2.658 3.900 3.938 4.052 4.053 0,02
30 Sulawesi Barat 1.718 1.429 1.756 2.384 2.409 1,05
31 Maluku 67 65 68 204 205 0,27
32 Maluku Utara 421 531 373 452 538 18,86
33 Papua Barat 1.599 1.300 1.337 1.063 1.115 4,90
34 Papua 3.610 5.856 6.264 6.008 5.961 -0,78
Indonesia 1.628.307 1.905.497 2.046.794 2.342.577 2.514.982 7,36

Telur ayam sunting

Blitar merupakan daerah penghasil telur ayam terbanyak di Indonesia. Secara historis, kabupaten Blitar sudah menjadi sentra telur sejak tahun 1970. Sekitar 30% pasokan telur nasional berasal dari Blitar.[15] Hingga akhir tahun 2020, jumlah produksi telur ayam mencapai 5,15 juta ton, sedangkan jumlah kebutuhan masyarakat sekitar 4,9 juta ton. Hal tersebut mengakibatkan surplus sebesar 241,4 ribu ton. Namun, harga telur di akhir tahun 2020 mengalamai kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp24.000 per kg. Hal tersebut sesuai dengan Harga Ecer Tertinggi (HET) yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 tahun 2020.[16] Di awal tahun 2021, harga telur ayam mengalami penurunan menjadi Rp16.000 per kg. Harga tersebut mengakibatkan kerugian bagi para peternak, karena tidak sesuai dengan Harga Ecer Tertinggi yang ditentukan oleh pemerintah. Hal tersebut terjadi karena kebijakan pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar akibat pandemi.[17]

Susu sunting

Susu merupakan salah satu bahan pokok dalam pembuatan produk makanan, minuman, keju, mentega, yogurt, dll. Indonesia memiliki peluang yang bagus dalam pengelolaan industri pengolahan susu, juga sebanding dengan populasi penduduk yang banyak. Namun, produksi susu di Indonesia masih rendah. Jumlah peternak susu di Indonesia sekitar 118,75 ribu peternak. Sedangkan jumlah produksi sapi perah secara nasional belum mengalami peningkatan, bertahan di angka 8-12 liter per hari, dengan skala pemeliharaan 2-3 ekor induk.[18] Negara dengan jumlah produksi susu terbesar di dunia yaitu Selandia Baru, dengan total 95% produk susunya tergantung pada pasar ekspor dan perdagangan susu menyumbang 20% dari total perdagangan.[19] Di Indonesia, penghasil susu terbesar berada di Jawa Timur. Pada tahun 2021, Jawa Timur berhasil memproduksi susu sebesar 558.758 ton. Posisi kedua, yaitu Jawa Tengah dengan jumlah produksi susu sebesar 283.361 ton, dan posisi ketiga yaitu Jawa Barat dengan produksi susu 102.509 ton.[20]

Proyeksi konsumsi susu sapi di Indonesia, 2015–2020[21]
Tahun Permintaan (ton) Pertumbuhan (%) Jumlah penduduk (Orang) Ketersediaan susu (kg/kap/thn)
Pakan Tercecer Bahan makanan Total
2015 81.000 46.000 679.000 806.000 - 255.462 2,66
2016 97.318 52.520 822.781 972.619 20,67 258.705 3,20
2017 101.364 53.730 858.144 1.013.238 4,18 261.891 3,30
2018 105.530 54.889 894.564 1.054.983 4,12 265.015 3,40
2019 109.816 55.997 932.312 1.098.125 4,09 267.974 3,50
2020 114.223 57.054 971.116 1.142.393 4,03 271.066 3,60
Pertumbuhan (%/tahun) 7,42 1,19 6,47

Bawang sunting

Bawang merah sunting

Brebes merupakan daerah pemasok bawang merah terbesar di Indonesia. Lebih dari 39,5% produksi bawah merah nasional dihasilkan di Brebes.[22] Bawang merah yang berasal dari Brebes berhasil diekspor ke Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Data Kemeterian Pertanian luas area panen bawang merah di Brebes mencapai 29.000 - 32.000 hektar (ha). Produksi bawang merah di Brebes mencapai 273.000 ton/tahun.[23] Posisi kedua yaitu Jawa Timur, dengan memasok jumlah bawang merah nasional sebesar 23%. Posisi ketiga yaitu Jawa Barat dengan memasok jumlah bawang merah nasional sebesar 12%.[22]

Pada bulan Februari 2021 harga bawang merah mengalami penurunan sebesar 0,74%. Apabila melihat data, harga bawang merah dari waktu ke waktu memang tidak stabil. Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien keragaman (KK) harga bulanan dari bulan Februari 2020 sampai dengan Februari 2021 yang cukup tinggi yaitu sebesar 19,76%.[24]

Perkembangan harga bawang merah dalam negeri[24]
2018 Harga (Rp) 2019 Harga (Rp) 2020 Harga (Rp)
Februari 25000 Februari 29000 Februari 40000
Maret 28000 Maret 34000 Maret 38000
April 38000 April 40000 April 44000
Mei 37000 Mei 36000 Mei 54000
Juni 36000 Juni 38000 Juni 53000
Juli 30000 Juli 34000 Juli 37000
Agustus 26000 Agustus 27000 Agustus 31000
September 24000 September 24000 September 30000
Oktober 22000 Oktober 25000 Oktober 33000
November 30000 November 30000 November 36000
Desember 33000 Desember 34000 Desember 35000

Bawang putih sunting

Bawang putih adalah tanaman hortikultura yang berperan memberikan citra rasa dalam makanan sebagai bumbu masak. Selain itu bawang putih juga bisa dijadikan obat-obatan, seperti sebagai pencegahan penyakit tekanan darah tinggi, sakit kepala, hingga bisa menurunkan kadar kolesterol.[25] Di tahun 2018, Jawa Tengah menjadi penghasil terbanyak bawang putih di Indonesia, dengan jumlah produksi sebanyak 19.547 ton. Daerah-daerah penghasil bawang putih itu di antaranya Kabupaten Temanggung, Karanganyar, dan Tegal.[26]

Jumlah produksi bawang putih[27]
Tahun Jumlah produksi (ton)
2008 12.339
2009 15.419
2010 12.295
2011 14.749
2012 17.630

Gas (LPG) dan minyak tanah sunting

LPG atau Liquefied Petroleum Gas merupakan bahan bakar yang mudah didapatkan untuk kebutuhan rumah tangga, industri, dan transportasi. Kandungan yang ada di dalam LPG yaitu propana (C3H8) dan butana (C4H10) atau kombinasi dari keduanya. Pembakaran LPG berdampak terhadap emisi dan efek rumah kaca yang rendah.[28] Produksi LPG di Indonesia cenderung stagnan, sedangkan kebutuhannya terus meningkat. Oleh karena itu impor terus dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengadaan gas LPG. Impor LPG mencapai lebih dari 70% terhadap kebutuhan dalam negeri. Selain impor yang tinggi, subsidi untuk LPG juga sangat besar yakni mencapai Rp70 triliun per tahun.[29]

Konsumsi LPG di Indonesia[30]
Tahun Konsumsi (ton) Produksi (ton) Impor (ton)
2012 5.079.000,00 2.558.437,10 2.490.562,90
2013 5.607.430,46 3.223.687,77 2.383.742,69
2014 6.093.138,45 3.714.012,39 2.379.126,06
2015 6.376.989,66 4.069.582,31 2.307.407,34
2016 6.677.333,00 4.428.899,35 2.248.433,65

Secara nasional, pada tahun 2017 pemerintah telah melaksanakan program pengalihan minyak tanah ke LPG. Program tersebut didukung dengan pemberian paket LPG tabung 3 kg yang terdiri dari tabung LPG 3 kg beserta katup/valve termasuk isi perdana dan kompor gas satu tungku beserta assesorisnya secara gratis kepada masyarakat.[31]

Garam sunting

Garam adalah komoditas yang strategis dan potensial, dengan kondisi Indonesia yang memiliki panjang pantai 81.000 km atau memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada.[32] Salah satu daerah yang memiliki potensi untuk mengolah garam yaitu Madura, dengan luas lahan 15.000 hektar lahan garam. Namun, tetap produksi garam masih belum maksimal.[33] Berdasarkan data, dalam pemenuhan kebutuhan garam nasional sudah terpenuhi, namun untuk kebutuhan industri masih perlu diimpor.[34]

Data impor garam (dalam kg)[34]
Australia 1.489.582,0 1.753.934,2 2.296.681,3 2.603.186,0 1.869.684,2
India 333.731,2 380.505,4 251.590,1 227.925,6 719.550,4
Tiongkok1 37.404,1 4.630,1 269,2 899,7 568,0
Selandia Baru 2.248,0 2.926,1 2.669,5 3.806,8 4.052,4
Singapura 30,4 91,2 121,5 239,0 229,3
Jerman 237,0 369,9 300,1 236,0 243,0
Denmark 343,0 367,5 486,8 816,7 496,2
Lainnya 473,6 918,6 704,7 1.967,6 573,8
Jumlah 1.864.049,3 2.143.743,0 2.552.823,2 2.839.077,4 2.595.397,3

Referensi sunting

  1. ^ Latif, Abdul (2015). "DAMPAK FLUKTUASI HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP SUPLAI SEMBILAN BAHAN POKOK DI PASAR TRADISIONAL". Adoc Pub. hlm. 94. 
  2. ^ Destrianita (2017). "Pemerintah Terbitkan Harga Acuan Sembilan Bahan Pokok". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-01-29. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Pratiwi, Hanna (2021). "Deretan Provinsi Penghasil Beras Terbesar di Indonesia". rri.co.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-29. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  4. ^ Kusumawardhani, Amanda (2021). Wahyudi, Nyoman Ary, ed. "BPS Sebut Harga Beras Mulai Naik". Bisnis.com. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  5. ^ Kemeterian Pertanian (2017). "PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMENTAN/PP.130/8/2017 TENTANG KELAS MUTU BERAS" (PDF). BKP Pertanian. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-02-19. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  6. ^ Badan Pusat Statistik (2021). "Rata-Rata Harga Beras Bulanan di Tingkat Penggilingan Menurut Kualitas (Rupiah/Kg) 2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  7. ^ Tety, Ermi; Rifai, Ahmad; Satriana, Eka Dewi (2013). "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI GULA PASIR DI INDONESIA" (PDF). Repository Universitas Riau. hlm. 183. 
  8. ^ Dihni, Vika Azkiya (2021). "Produksi Gula Pasir Indonesia Turun 4,52% pada 2020". Katadata. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  9. ^ Mubarok, Muhammad Ansor (2021). "Mengenal Sejarah Minyak Goreng: Bahan Pokok Masyarakat Indonesia Selain Beras". zerolim.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29. 
  10. ^ Kementerian Perdagangan (2021). "Profil Komoditas: Minyak Goreng" (PDF). Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-29. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  11. ^ "Mengenal Beda 'Butter' Mentega dan Margarin". CNN Indonesia. 2021. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  12. ^ Ratriani, Virdita Rizki (2020). Ratriani, Virdita, ed. "10 Provinsi dengan produksi daging sapi terbesar di Indonesia". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  13. ^ Pahlevi, Reza (2021). "Produksi Daging Ayam Pedaging di Jawa Barat Terbesar di Indonesia". Katadata. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  14. ^ Kementerian Pertanian (2019). "Produksi Daging Ayam Ras Pedaging Menurut Provinsi". Kementerian Pertanian. hlm. 1. 
  15. ^ Laraspati, Angga (2021). "Jadi Penghasil Telur Ayam Nasional, Blitar Dapat Ragam Fasilitas Ini". detikcom. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  16. ^ Jannah, Selfie Miftahul (2021). "Menyelisik Penyebab Harga Telur Ayam Melonjak Pesat Saat Nataru". tirto.id. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  17. ^ Liputan6.com (2021). Gideon, Arthur, ed. "Anjlok Parah, Harga Telur Ayam Sentuh Rp 16 Ribu per Kg". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  18. ^ Sanny, Lim (2011). "Analisis Industri Pengolahan Susu di Indonesia". Binus Business Review (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 81. doi:10.21512/bbr.v2i1.1112. ISSN 2476-9053. 
  19. ^ Nugroho, Bambang Ali (2010). "PASAR SUSU DUNIA DAN POSISI INDONESIA". Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) (dalam bahasa Inggris). 20 (1): 66. ISSN 2443-0765. 
  20. ^ Ulumuddin, Ihya (2022). "Hasilkan 558.758 Ton, Provinsi Jatim Kembali Jadi Sentra Susu Sapi Terbesar di Indonesia". iNews.ID. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  21. ^ Agustina, Titin (2016). "OUTLOOK KOMODITAS PERTANIAN SUBSEKTOR PETERNAKAN SUSU" (PDF). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. hlm. 27. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-14. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  22. ^ a b Parwadi, Soekam (2021). "Bawang Merah – Tidak Hanya – B | PASKOMNAS". www.paskomnas.com. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  23. ^ Indarto (2019). "Ekspor Bawang Merah Tembus Enam Negara". Tabloid Sinar Tani (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-30. 
  24. ^ a b Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri (2021). "Analaisis Perkembangan Harga Bahan Pangan Pokok Di Pasar Domestik dan Internasional (Februari 2021)" (PDF). Badan Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri. hlm. 111-112. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-30. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  25. ^ Falo, Marsianus; Kune, Simon Juan; Hutapea, Adeline Norawati; Kapitan, Origenes Boy (2016). "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Strategi Pengembangan Usahatani Bawang Putih di Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara". AGRIMOR. 1 (04): 84. doi:10.32938/ag.v1i04.113. ISSN 2502-1710. 
  26. ^ Ardiansyah, Fitrah (2020). "Fakta-fakta Bawang Putih, Dijuluki Berlian Putih Sampai Ketergantungan Impor Indonesia terhadap Tiongkok - Pikiran-Rakyat.com - Halaman 4". www.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  27. ^ Meleriansyah; Iskandar, Sutarmo; Kurniawan, Rahmat (2014). "ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR DAN PRODUKSI BAWANG PUTIH DI INDONESIA". Jurnal UM Palembang. hlm. 96. 
  28. ^ Kurniaty, Ika; Hermansyah, Heri (2016). "POTENSI PEMANFAATAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) SEBAGAI BAHAN BAKAR BAGI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR". Prosiding Semnastek: 2. ISSN 2460-8416. 
  29. ^ Umah, Anisatul (2020). "Konsumsi Meroket, Tapi Kenapa Produksi LPG RI Gak Naik-naik?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  30. ^ Hidayati, Juliza; Panama, Jeffrey (2019-12-19). "Tinjauan Permintaan Gas Global dan Distribusi LPG di Indonesia: Studi Pustaka". Talenta Conference Series: Energy and Engineering (EE) (dalam bahasa Inggris). 2 (3): 389. doi:10.32734/ee.v2i3.757. ISSN 2654-704X. 
  31. ^ Hasibuan, Abdurrozzaq (2018). "KAJIAN KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS ELPIJI DI PROVINSI SUMATERA UTARA". OSF. hlm. 2. 
  32. ^ Izzaty; Permana, Sony Hendra (2011). "KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PRODUKSI GARAM NASIONAL". Jurnal DPR. hlm. 658. 
  33. ^ Zubaidah, Neneng (2018). "Lahan Garam Terbesar Indonesia Ada di Madura". Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-30. Diakses tanggal 2022-01-30. 
  34. ^ a b Al Amien, Dhaneswara; Adrienne, Farah (2020). "Tantangan dan Potensi Garam Nasional" (PDF). PPI Brief. hlm. 4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-30. Diakses tanggal 2022-01-30.