Sekumpul, Martapura, Banjar

kelurahan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

Sekumpul adalah salah satu kelurahan di kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Sekumpul
Kantor lurah Sekumpul
Kantor kelurahan Sekumpul
Negara Indonesia
ProvinsiKalimantan Selatan
KabupatenBanjar
KecamatanMartapura
Kodepos
70619
Kode Kemendagri63.03.05.1059
Kode BPS6303050038
Luas4,00 km²
Jumlah penduduk13.722 jiwa (2022)
Kepadatan3.430,5 jiwa/km²

Sejarah sunting

Kelurahan Sekumpul merupakan pemekaran dari kelurahan induk, yaitu Jawa. Secara geografis, Sekumpul berlokasi di perempatan Jalan Ahmad Yani Km 38 samping Masjid Syi’aarush Shaalihiin, masuk sekitar 800 meter, lantas belok kanan (jika dari arah Banjarmasin), di sanalah Musala Ar-Raudhah Sekumpul berdiri megah.

Berbentuk kotak-kotak paduan semen dan keramik kombinasi hitam, putih, hijau, dan biru, menjadikan kubah serta menara musala ini sebagai model bangunan pertama di Kalsel. Sepintas, menara dan kubah musala ini mirip dengan masjid terbesar di Jawa Timur, Masjid Al Akbar, Surabaya.

Di samping musala, terdapat kediaman Guru Sekumpul yang diapit dua rumah berarsitektur sejenis yang ditempati ibu, saudara, dan keponakan beliau. Belakangan ini, rumah di samping kiri Guru direnovasi total.

Pada Agustus 2004, rampunglah rumah megah berlantai dua bergaya Spanyol dengan aksen Mediterania. Sungguh membuat kagum dan nyaman mata memandang. Rumah itu kini menjadi kediaman dua putra Guru, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali.

Angka 17 menjadi hitungan tersendiri dalam Kompleks Ar Raudhah atau biasa disebut dalam regol. Di samping musala berderet tujuh rumah dan di seberangnya juga tujuh unit rumah. Ditambah rumah Guru Sekumpul dan dua yang mengapit, jumlahnya klop dengan angka keramat: 17. Menariknya, rumah itu memiliki ciri khas yang relatif tidak berubah hingga detik ini yaitu beratap genteng hijau tua dan teras ukuran persegi panjang dengan atap cor beton bercat putih.

Di sekeliling kompleks musala, nyaris tidak ada lahan kosong. Ribuan rumah menyemut hingga menjadikan Sekumpul sebagai kawasan religi elite di Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi memancarkan kedamaian. Ini sangat berbeda jauh dengan kondisi pada tahun 1980-an. Kawasan itu dahulu hanya sebuah hutan belantara yang penuh semak belukar pohon karamunting. Hanya satu-dua rumah yang tampak. Barangkali tidak seorang pun menyangka kondisi itu berubah 180 derajat.

Sekitar tahun 1987, di sekitar kawasan tersebut, hanya ada satu-dua rumah yang berdiri. Sedangkan sisanya hanya hutan belantara dan lahan melompong bertebaran tanah merah.

Pada dekade 1980-an, pengajian masih digelar di Musala Darul Aman, Jalan Sasaran, Kelurahan Keraton, Martapura. Baru pada awal 1989, pengajian berpindah ke lokasi baru sekaligus menandai era baru dunia syiar Islam di Martapura.

Perubahan terjadi dalam penyebutan kawasan itu. Semula, sekitar hutan karamunting masyhur dengan sebutan Sungai Kacang. Ketika pengajian hijrah, Kiai Muhammad Zaini bin Abdul Ghani memopulerkan nama baru yaitu, Sekumpul.

Sejak pertengahan 1970-an, kawasan itu sebagian ada yang menamakan Sekumpul. Namun, panggilan tersebut tidak populer dan banyak orang yang justru tidak kenal serta masih menyebutnya Sungai Kacang. Lebih dari itu, hingga 1980-an, di ujung jalan yang bermuara di Jalan A Yani, terpampang plang nama Jalan Sungai Kacang. Ketika Guru pindah, terminologi Sekumpul mulai dikenal banyak orang.

Perubahan nama juga menjadi awal dari pergantian sapaan akrab ulama kelahiran 11 Februari 1942/27 Muharram 1361 H ini. Di tempat lama, panggilan sang kiai cenderung beragam. Ada yang menyapa Guru Zaini, Guru Izai, hingga Guru Keraton. Ketika hijrah ke Sungai Kacang itulah dia populer dengan nama baru yaitu, Guru Sekumpul.

Tak semua warga memberi sapaan senada. Ada yang masih memanggil dengan sebutan lama. Namun, bagi sebagian warga Martapura, terutama warga asli, sapaan Guru Izai terasa agak “kasar”. Oleh karena itu, mereka relatif memakai sapaan Guru Sekumpul atau Abah Guru. Konon, kini hanya warga bukan asli Martapura saja yang masih menggunakan sapaan semisal Guru Izai.

Penyebutan nama Guru Sekumpul ikut menghiasi pemberitaan koran lokal. Sebelumnya, jika tema Sekumpul dimuat di koran, nama yang ditulis pasti Guru Izai atau Guru Zaini. Namun, sejak akhir 1999, Kalimantan Post selalu menulis dengan sebutan Guru Sekumpul.

Alhasil, sejak saat itu setiap pemberitaan di Kalimantan Post, selalu ditulis dengan sebutan Guru Sekumpul. Tidak lagi Guru Zaini apalagi Guru Izai. Koran lain pun sebagian besar mulai menulis sapaan itu. Ini semua demi penghormatan, meski beliau sendiri tidak mempersoalkannya. Setidaknya, Kalimantan Post ikut andil memopulerkan penulisan nama baru dan berupaya menyamakan penyeragaman sebutan untuk pemberitaan media massa lokal lainnya.

Perkembangan kawasan Sekumpul juga diiringi meroketnya harga tanah. Dahulu, harga per meter persegi hanya berkisar puluhan ribu rupiah. Namun sekarang, harganya melonjak drastis menjadi puluhan juta rupiah per meter, bahkan itu pun lahannya nyaris tidak tersedia lagi. Harga tertinggi dipegang lahan di sekitar Kompleks Ar Raudhah. Banyak orang yang mendadak kaya dari bisnis jual beli tanah di sekitar Sekumpul.

Lahan kosong yang semula untuk tempat parkir di sekitar kompleks, banyak yang berganti menjadi hutan beton. Jika terus dibiarkan dan ditata seadanya, tidak mustahil rimbunnya hutan karamunting hanya tinggal kenangan. Rimbunnya belantara beton setidaknya turut menguatkan argumen bahwa Sekumpul mencatat inflasi tertinggi di Kabupaten Banjar.

Dalam Budaya Populer sunting

Populernya nama Sekumpul membawa berkah pula bagi pencari merek dagang. Tak heran banyak warung, toko, restoran atau kedai kaki lima bernama Sekumpul. Bahkan, PT Mandrapurna Aditama, menjadikan Sekumpul sebagai merek dagang untuk produk air mineral dalam kemasan. Konon, kejayaan air merek Sekumpul berhasil mengalahkan pesaingnya, semisal Aqua, Club ataupun Prof, setidaknya untuk kawasan Martapura dan sekitarnya. [1]

Geografi sunting

Batas wilayah sunting

Kelurahan Sekumpul berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:

Utara Kelurahan Jawa dan Tanjung Rema Darat
Timur Desa Indra Sari dan Kelurahan Tanjung Rema Darat
Selatan Kota Banjarbaru
Barat Kelurahan Sungai Paring

Referensi sunting