Rute Ampang dan Sri Petaling

jalur kereta api di Malaysia

Rute Ampang adalah salah satu dari dua jenis transit aliran ringan dalam jaringan Sistem Transit Rel Lembah Klang yang dikendalikan oleh Rapid Rail, di samping Rute Kelana Jaya.

Rute Ampang & Rute Sri Petaling
 3   4 
Rapid KL (brand)
CSR Zhuzhou Amy LRV bergerbong-6 di SP4 PWTC
Ikhtisar
Nama asliLRT Laluan Ampang & LRT Laluan Sri Petaling
JenisKereta cepat
SistemRapid KL - LRT KL System 1 (LRT1)
StatusBeroperasi
LokasiLembah Klang
TerminusAwal: Sentul Timur
Akhir: Putra Heights & Ampang
Stasiun36 & 2 stasiun cadangan
Layanani) Sentul Timur - Ampang
ii) Sentul Timur - Putra Heights
Penumpang harian164,956 (kuartal ke-3 2018)[1]
Penumpang59.46 juta (2017)[1]
Nomor lintas 3  &  4 
Situs webMy Rapid
Operasi
Dibuka16 Desember 1996; 27 tahun lalu (1996-12-16)
Perpanjangan terakhir30 Juni 2016; 7 tahun lalu (2016-06-30)
PemilikPrasarana Malaysia
OperatorRapid Rail
Karakteristik lintasLayang dan tapak
DepoDepo Ampang &
Depo Kuala Sungai Baru
RangkaianCSR Zhuzhou Articulated LRV
50 [2] six-car trainsets
Lebar: 265 m (869 ft)
Panjang: 840 m (2.760 ft)
Data teknis
Panjang lintas451 km (280 mi)
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) sepur standar
ElektrifikasiThird rail 750 V DC
Kecepatan operasiRata-rata: 60 km/h (37 mph)
Peta rute

Rute ini terdiri dari dua rute utama yaitu

  • Sentul Timur ke Ampang
  • Sentul Timur ke Sri Petaling

Sistem ini pernah diberi nama-nama yang berbeda sepanjang waktu perkhidmatannya. Mulai-mulanya dikenali sebagai STAR yaitu (Sistem Transit Aliran Ringan) STAR LRT atau STAR Line, nama sistem ini ditukar lagi pada tahun 2005 untuk merujuk kepada dua cabang sistem ini: Aliran Sri Petaling/Ampang. Pada bulan April 2007, seluruh sistem dinamakan kembali menjadi Rute Ampang sebagai satu aliran umum tanpa nama-nama resmi untuk kedua-dua cabang tersebut. Dengan pembukaan stasiun baru sampai ke Putra Heights, Rapid Rail telah mengganti modus operandi dengan memberi prioritas kepada Rute Sri Petaling sebagai rute utama dan menjadikan Rute Ampang sebagai rute perantara.[butuh rujukan]

Rute yang menghubungkan Kuala Lumpur sunting

Rute Ampang terdiri dari dua rute yang panjangnya sejumlah 27 kilometer yang dimulai di dua stasiun berbeda di daerah selatan, kemudian bertemu di sebuah stasiun perubahan dan berakhir di stasiun yang sama di utara. Rute Ampang-Sentul Timur dimulai di stasiun terminus Ampang, sedangkan rute Sri Petaling-Sentul Timur dimulai di stasiun Sri Petaling. Kedua-dua rute bertemu di stasiun perubahan Chan Sow Lin; rute yang bergabung ini kemudian menghala ke utara, lalu berhenti di Sentul Timur. Rute Ampang-Sultan Ismail merupakan fase yang pertama sistem ini untuk dibuka, pada 16 Desember 1996, diikuti oleh bagian kedua dari stasiun Chan Sow Lin ke stasiun Sri Petaling dimulai 11 Juli 1998, terutama untuk memudahkan perjalanan ke Kompleks Olahraga Negara ketika Olahraga Komanwel 1998 melalui stasiun Bukit Jalil. Fase terakhir di antara stasiun Sultan Ismail dan Sentul Timur dibuka pada 6 Desember 1998.

Rute di antara stasiun Plaza Rakyat ke stasiun Sentul Timur terletak pada jejambat, termasuklah bagian di antara stasiun Bandaraya ke stasiun Titiwangsa yang melalui sepanjang Sungai Gombak. Bagian Chan Sow Lin-Ampang pula kebanyakannya terletak di daratan, sedangkan bagian Chan Sow Lin-Plaza Rakyat dan bagian Sri Petaling-Chan Sow Lin menggunakan gabungan landasan-landasan di tanah dan di jejambat. Di sepanjang sistem ini tidak rute bawah tanah.

Sistem ini mencakup 25 stasiun kesemuanya: 11 di sepanjang rute Chan Sow Lin-Sentul Timur, tujuh di sepanjang rute Ampang-Chan Sow Lin dan tujuh di sepanjang rute Sri Petaling-Chan Sow Lin. Depoh servis dan depot tren utama untuk sistem ini terletak sebelum stasiun terminus Ampang dan di ujung rute yang menghala ke Ampang. Depoh tren sekunder terletak setelah stasiun Sri Petaling.

Tidak seperti rute-rute rel bertolok meter yang mengelilingi negara, rel Rute Ampang bertolok standar, menjadi sistem rel pertama di negara yang memakai tolok standar. Bagian di antara Ampang-Chan Sow Lin-Plaza Rakyat dan Chan Sow Lin-Salak Selatan pernah dijadikan sebagian jaringan Malayan Railways (cabang Ampang/Jalan Sultan) yang ditutup pada 1960-an (di antara stasiun Chan Sow Lin dan Plaza Rakyat) dan awal 1990-an (bagian rel yang tinggal).[butuh rujukan]

Stasiun-stasiun sunting

Rute Ampang sunting

Nomor Stasiun Nama Stasiun Jenis Peron Transit Stasiun/Catatan
 AG1  SP1  Sentul Timur Terminus (Sisi) Terminus utara.
 AG2  SP2  Sentul Sisi Bukan stasiun transit dengan  KC01  Sentul di rute KTM Seremban meski bernama sama.
 AG3  SP3  MR11  SSP13  Titiwangsa Sisi Pertukaran dengan  MR11  untuk jalur KL Monorail di samping  SSP13  untuk Rute Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya. (dibuka 2022)
 AG4  SP4  PWTC Sisi Terhubung dengan  KA04  Putra dengan jarak jalan kaki 600 meter.
 AG5  SP5  Sultan Ismail Sisi Terhubung dengan  MR9  Stasiun Monorel Medan Tuanku.
 AG6  SP6  Bandaraya Sisi Terhubung dengan  KA03  Bank Negara dengan jarak jalan kaki 250 meter.
 AG7  SP7  KJ13  Masjid Jamek Sisi Pertukaran dengan  KJ13  Rute Kelana Jaya.
 AG8  SP8  SBK17  Plaza Rakyat Sisi Pertukaran ke  SBK17  Merdeka untuk Rute Sungai Buloh–Kajang melalui jalur pejalan kaki berpendingin ruangan sepanjang 180 meter
 AG9  SP9  MR4  Hang Tuah Sisi Pertukaran dengan  MR4  KL Monorail.
 AG10  SP10  Pudu Sisi
 AG11  SP11  SSP20  Chan Sow Lin Tengah Bakal pertukaran  SSP20  dengan Rute Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya (dibuka 2022).
 AG12  Miharja Sisi
 AG13  SBK22  Maluri Sisi Pertukaran  SBK22  dengan Rute Sungai Buloh–Kajang.
 AG14  Pandan Jaya Sisi
 AG15  Pandan Indah Sisi
 AG16  Cempaka Sisi
 AG17  Cahaya Sisi
 AG18  Ampang Terminus (Tengah) Terminus timur di samping transit cadangan untuk MRT Jalur Lingkar.

Stasiun Chan Sow Lin adalah stasiun transit antara kedua-dua cabang ke Ampang dan Sri Petaling.

Rute Sri Petaling sunting

Nomor Stasiun Nama Stasiun Jenis Peron Transit Stasiun/Catatan
 AG1  SP1  Sentul Timur Terminus (Sisi) Terminus utara.
 AG2  SP2  Sentul Sisi Bukan stasiun transit dengan  KC01  Sentul di rute KTM Seremban meski bernama sama.
 AG3  SP3  MR11  SSP13  Titiwangsa Sisi Pertukaran dengan  MR11  untuk jalur KL Monorail di samping  SSP13  untuk Rute Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya. (dibuka 2022)
 AG4  SP4  PWTC Sisi Terhubung dengan  KA04  Putra dengan jarak jalan kaki 600 meter.
 AG5  SP5  Sultan Ismail Sisi Terhubung dengan  MR9  Stasiun Monorel Medan Tuanku.
 AG6  SP6  Bandaraya Sisi Terhubung dengan  KA03  Bank Negara dengan jarak jalan kaki 250 meter.
 AG7  SP7  KJ13  Masjid Jamek Sisi Pertukaran dengan  KJ13  Rute Kelana Jaya.
 AG8  SP8  SBK17  Plaza Rakyat Sisi Pertukaran ke  SBK17  Merdeka untuk Rute Sungai Buloh–Kajang melalui laluan pejalan kaki berpendingin hawa 180 meter
 AG9  SP9  MR4  Hang Tuah Sisi Pertukaran dengan  MR4  KL Monorail.
 AG10  SP10  Pudu Sisi
 AG11  SP11  SSP20  Chan Sow Lin Tengah Bakal pertukaran  SSP20  dengan Rute Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya (dibuka 2022).
 SP12  Cheras Sisi
 SP13  Salak Selatan Sisi Bukan stasiun transit dengan  KB03  Salak Selatan di rute KTM Seremban yang berjarak 500 m.
 SP14  Bandar Tun Razak Sisi
 SP15  KB04  KT02  Bandar Tasik Selatan Tengah Pertukaran dengan  KB04  Rute Seremban dan  KT02  KLIA Transit. Di sini merupakan lokasi Terminal Terintegrasi Selatan. Bus antar T410 ke  SBK26  Taman Connaught untuk Rute Sungai Buloh–Kajang.
 SP16  SSP25  Sungai Besi Sisi Bakal pertukaran  SSP25  dengan Rute Sungai Buloh–Serdang–Putrajaya (dibuka 2022).

Mungkin berhubung dengan cadangan  KB--  Maju KL Komuter

 SP17  Bukit Jalil Sisi Stasiun terhubung dengan Stadion Nasional Bukit Jalil.
 SP18  Sri Petaling Sisi Bekas terminus sebelum LRT dilanjutkan ke  SP22  Kinrara BK5 pada Oktober 2015.
 SP19  Awan Besar Tengah
 SP20  Muhibbah Sisi
 SP21  Alam Sutera Sisi
 SP22  Kinrara BK5 Sisi Bekas terminus sebelum LRT dilanjutkan ke  SP27  Bandar Puteri pada Mac 2016.
 SP23  RRI Sisi Stasiun akan datang di Bandar Kinrara (mungkin Kinrara BK3).
 SP24  IOI Puchong Jaya Sisi
 SP25  Pusat Bandar Puchong Sisi
 SP26  Taman Perindustrian Puchong Sisi
 SP27  Bandar Puteri Tengah Bekas terminus sebelum LRT dilanjutkan ke  SP31  Putra Heights pada Jun 2016. 
 SP28  Puchong Perdana Sisi
 SP29  Puchong Prima Sisi
 SP30  RRI Sisi Stasiun akan datang di Kampung Sri Aman.
 SP31  KJ37  Putra Heights Terminus (Tengah) Terminus utara untuk LRT Sri Petaling di samping Rute Kelana Jaya.

Pertukaran rentas platform dengan  KJ37  untuk LRT Kelana Jaya.

Kereta api baru enam gerbong CSR Zhuzhou digunakan untuk layanan di antara stasiun Sri Petaling dan Putra Heights sehingga 16 Juli 2016. Penumpang tidak harus mengganti platform semenjak layanan penuh dilancarkan pada 17 Juli 2016.[3][4] Dimulai 17 Juli 2016, stasiun Putra Heights akan menjadi stasiun terminal untuk layanan penuh antara Sentul Timur dan stasiun ini, yang menggunakan kereta baru bergerbong enam.

Transit sunting

Sejak peluncurannya, Rute Ampang pernah dicadangkan untuk mencakup bentuk-bentuk perhubungan dengan sistem rel lain di kawasan Lembah Klang. Ketika STAR Line dilancarkan pada tahun 1996, stasiun Bandaraya menjadi stasiun STAR pertama yang ditetapkan sebagai stasiun penyepaduan yang berhubung dengan stasiun Komuter Bank Negara, sebuah stasiun KTM Komuter yang terletak beratus-ratus meter jauhnya. Setelah lengkapnya bagian Sri Petaling-Chan Sow Lin, stasiun Kota Danau Selatan dibuka sebagai perubahan yang lebih terpadu antara aliran STAR dan KTM Komuter. Aliran ini kemudian mencakup perhubungan dengan layanan PUTRA LRT, ERL dan KL Monorail pada tahun-tahun berikutnya. Sistem ini kini memiliki sejumlah lima buah stasiun yang berhubung dengan sistem rel yang lain.

Rute Ampang adalah satu-satunya sistem rel dalam jaringan transit rel Kuala Lumpur yang tidak berhenti di dalam datu berdekatan KL Sentral.

Sejarah sunting

  • 13 November 1992 – Sistem Transit Aliran Ringan Sdn Bhd (STAR LRT) diperbadankan unruk melaksanakan proyek LRT pertama di Kuala Lumpur.
  • 22 Desember 1992 – Persetujuan waralaba antara pemerintah Malaysia dan STAR LRT ditandatangani untuk pembangunan, milikan dan operasi sistem LRT.
  • 30 Agustus 1994 – Kerja-kerja konstruksi proyek dimulakan secara resmi.
  • 16 Desember 1996 – Fase 1 antara stasiun-stasiun Ampang dan Sultan Ismail memulai operasinya.
  • 11 Juli 1998 – Rute cabang dari stasiun Chan Sow Lin ke stasiun Sri Petaling memulai operasinya. Cabang ini membentuk sebagian dari aliran Sentul Timur-Sri Petaling.
  • 6 Desember 1998 – Sambungan dari stasiun Sultan Ismail ke stasiun Sentul Timur dimulakan operasinya.
  • 1 September 2002 – Serikat Prasarana Negara Berhad (SPNB) mengakuisisi milikan dan operasi STAR LRT di bawah fase pertama langkah restrukturisasi kembali transportasi publik di Kuala Lumpur. SPNB menamakan kembali sistem ini sebagai STARline.
  • November 2004 – Operasi STARline diambil alih oleh RapidKL. Milikan aktiva-aktiva tetap dengan SPNB.
  • 19 Juli 2005 – RapidKL mengumumkan bahwa kedua-dua aliran STARline dinamakan kembali sebagai Aliran Ampang dan Sri Petaling. Segala papan tanda tersebut akan ditukar menjelang tahun 2006.
  • 28 Nowember 2011 – Karcis Aliran Ampang, Aliran Kelana Jaya dan KL Monorail diganti sepenuhnya dengan token perjalanan, memungkinkan penumpang berubah tren tanpa membeli karcis dua kali.
  • 21 Oktober 2014 – SPNB akan membeli 50 set tren enam gerbong baru atau kendaraan rel ringan (LRV) berharga RM990 juta dari serikat CSR ZELC dari Cina dan dijangka tiba ujung tahun 2014. Tren itu akan beroperasi secara berperingkat mulai Oktober 2015.
  • Desember 2014 − Layanan Aliran Ampang ke Kota Kinara kini beroperasi.

Kecelakaan sunting

  • 27 Oktober 2006 – Tren LRT enam gerbong yang tiba dari Ampang melampaui ujung rel jejambat di stasiun Sentul Timur, menyebabkan separuh depan gerbong pertama berayun-ayun di udara kira-kira 25m dari lantai tanah.
  • 25 September 2008 – Enam orang terluka ketika tren yang dinaiki mereka bertabrakan dengan sebuah lagi tren berhampiran stasiun Bukit Jalil. Dipercayai bahwa tren pertama tiba-tiba berhenti 200 meter dari stasiun sebelum dihentak oleh sebuah lagi trek atas landasan yang sama, menyebabkan layanan LRT tergendala sepanjang hari sehingga pulih pada hari keesokannya.[5]

Galeri sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b "Statistics for Rail Transport" (dalam bahasa Malay and English). Ministry of Transport, Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-07. Diakses tanggal 13 Desember 2018. 
  2. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-25. Diakses tanggal 2016-07-28. 
  3. ^ Prasarana Gets Green Light from SPAD for Commence Operations[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-01. Diakses tanggal 2017-03-18. 
  5. ^ Elizabeth Looi (2008-09-25). "Six injured in LRT accident". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-12. Diakses tanggal 2021-10-27. 

Pranala luar sunting