Rumpun bahasa Luzon Utara

rumpun bahasa


Rumpun bahasa Luzon Utara (juga dikenal sebagai Cordillera) adalah sub-cabang Austronesia yang digolongkan dalam rumpun bahasa Filipina. Sebagian besar bahasa-bahasanya dituturkan di lereng pegunungan Cordillera Tengah di Luzon bagian utara, Filipina. Bahasa-bahasa yang paling banyak dituturkan adalah Iloko, Pangasinan, dan Ibanag.

Rumpun bahasa
Luzon Utara
Cordillera
PersebaranCordillera Tengah, Luzon bagian utara
Penggolongan bahasa
Kode bahasa
Glottolognort3238
Lokasi penuturan
Daerah penutur rumpun bahasa Luzon Utara berdasarkan Ethnologue (diarsir berwarna merah).
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Penggolongan sunting

Lawrence Reid (2018) membagi lebih dari tiga puluh bahasa Luzon Utara menjadi lima cabang: Luzon Timur Laut, Lembah Cagayan, Meso-Cordillera, Iloko, dan Arta.[1]

Sedangkan Glottolog menggolongkan dalam rumpun bahasa Luzon Utara sebagai berikut:

Rekonstruksi sunting

Proto-Luzon Utara
Reka ulang dariRumpun bahasa Luzon Utara
Leluhur
reka ulang
Reka ulang tingkat rendah
L • B • PW
 
Bantuan penggunaan templat ini


Fonologi sunting

Reid (2006) telah merekonstruksi sistem bunyi Proto-Luzon Utara sebagai berikut, dengan tekanan atau aksen fonemik:[4]

Vokal
Depan Madya Belakang
Tinggi *i *u
Rendah *a
Konsonan
Bilabial Alveolar Palatal Velar Glotal
Letup nirsuara *p *t *k
bersuara *b *d *j *g
Frikatif *s
Sengau *m *n
Lateral *l
Aproksiman *w *y

Fonem-fonem pada bahasa Proto-Luzon Utara tidak menunjukkan kemunculan yang baru dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia yang akan membedakannya dari bahasa Filipina lainnya. Namun ada dua inovasi fonologis yang menjadi ciri bahasa Luzon Utara:

  • Hilangnya akhiran *ʔ (< *q)
  • Metatesis dari bunyi *s dan *t, contohnya Proto-Luzon Utara *saŋit < Proto-Melayu-Polinesia *taŋis (berarti "tangis"), *Rasut < *Ratus (berarti "ratus").

Kosakata sunting

Inovasi leksikal yang hanya ditemukan dalam bahasa Luzon Utara meliputi: *dutdut (berarti "bulu" atau "rambut"), *kəməl (berarti "remas"), *lətəg (berarti "bengkak"), *yəgyəg (berarti "gempa"), *takdəg (berarti "berdiri"), *ʔubət (berarti "pantat/bokong"). Pergeseran semantik juga terjadi, seperti *ʔatəd (berarti "beri"; bandingkan *hatəd berarti "kawal" dalam Proto-Filipina) dan *laman (berarti "babi liar"; bandingkan *laman berarti "daging" dalam Proto-Filipina).[2]

Suku sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Reid, Lawrence A. 2018. "Modeling the linguistic situation in the Philippines." In Let's Talk about Trees, ed. by Ritsuko Kikusawa and Lawrence A. Reid. Osaka: Senri Ethnological Studies, Minpaku. DOI:10.15021/00009006
  2. ^ a b Robinson, Laura C. and Jason William Lobel (2013). "The Northeastern Luzon Subgroup of Philippine Languages." Oceanic Linguistics 52.1 (2013): 125-168.
  3. ^ Himes, Ronald S. 2005. The Meso-Cordilleran Group of Philippine Languages. In Hsiu-chuan Liao and Carl R. Galvez Rubino (eds.), Current Issues in Philippine Linguistics and Anthropology: Parangal kay Lawrence A. Reid, 81-92. Manila, Philippines: Linguistic Society of the Philippines and SIL Philippines.
  4. ^ Reid, Lawrence A. (2006). "On reconstructing the morphosyntax of Proto-Northern Luzon". Philippine Journal of Linguistics. 32 (1): 1–63.