Retnodhoemilah merupakan surat kabar yang terbit di Yogyakarta pada akhir abad ke-18. Nama surat kabar ini agak unik dan menggelikan sebagai nama sebuah koran. Namun, surat kabar ini bukan surat kabar tentang perempuan.[1]

Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, Retnodhoemilah merupakan surat kabar yang menjadi sarana bagi para pendiri bangsa untuk menggalang kesatuan. Di sinilah mula-mula Wahidin Soediro Hoesodo, Dr Soetomo, dan Wignjohadjo duduk sebagai redaktur.[1][2]

Koran ini terbit dua kali seminggu, yakni pada hari Selasa dan Jumat kecuali pada hari raya. Di Hindia Belanda, harga langganan surat kabar ini setiap tahun adalah f5. Adapun harga langganan untuk Eropa dalam setengah tahun adalah f7.[1]

Surat kabar ini tak berumur panjang. Pada 1909, surat kabar ini berhenti terbit.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 23–25. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007. 
  2. ^ Okezone (2017-02-08). "Dr Wahidin Soedirohoesodo, Pelopor Jurnalistik di Masa Pergerakan : Okezone Nasional". Diakses tanggal 2021-09-05.