Ranald MacDonald (3 Februari 1824 – 24 Agustus 1894) adalah penutur asli bahasa Inggris yang pertama kali mengajarkan bahasa Inggris di Jepang. Salah seorang muridnya yang bernama Einosuke Moriyama menjadi penerjemah utama dalam perundingan antara Komodor Perry dan Keshogunan Tokugawa.

Ranald MacDonald
Ranald MacDonald, relief di monumen Ranald MacDonald, Nagasaki, Jepang.
Lahir(1824-02-03)3 Februari 1824
Fort Astoria, Columbia District, Britania Amerika Utara
Meninggal24 Agustus 1894(1894-08-24) (umur 70)
Washington, Amerika Serikat
MakamPemakaman Ranald McDonald, Ferry County, Washington, Amerika Serikat
48°56′51″N 118°45′43″W / 48.94750°N 118.76194°W / 48.94750; -118.76194
Nama lainDisebut dalam surat-surat ayahnya sebagai Toole atau Toole-Toole, kemungkinan dari bahasa Chinook untuk burung.
Dikenal atasTiba di Jepang sebelum kedatangan Komodor Perry, dan mengajarkan bahasa Inggris kepada penerjemah Jepang.
Orang tuaArchibald McDonald
Putri Raven/Putri Sunday
Jane Klyne McDonald (ibu tiri)
KerabatChief Comcomly

Masa kecil sunting

MacDonald dilahirkan di Fort Astoria, Pacific Northwest, Amerika Utara. Tanah kelahirannya kemudian disebut Columbia District atau Oregon Country yang merupakan teritori dalam persengketaan di bawah dominasi Hudson's Bay Company milik Britania dan Pacific Fur Company milik Amerika Serikat. Ia adalah seorang berdarah campuran (mestizo). Ayahnya adalah orang Skotlandia bernama Archibald McDonald yang bekerja untuk pedagang bulu binatang Hudson's Bay Company. Ibunya adalah wanita suku Indian Chinook bernama Raven, atau dijuluki Putri Sunday, anak perempuan dari Chief Comcomly, kepala suku Chinook dari Pegunungan Cascade dan Tanjung Disappointment.

Sewaktu masih kecil, ia bertemu tiga pelaut Jepang yang terdampar di Amerika. Salah seorang di antaranya adalah Otokichi. Sanak saudara MacDonald yang suku Indian mengatakan kepadanya bahwa leluhur suku Indian berasal dari Asia. Sejak itu pula ia menjadi tertarik dengan Jepang, dan menduga negeri itu sebagai tanah air saudara jauhnya.[1]

Ia disekolahkan di Red River Academy yang berada di Koloni Red River, bagian dari Britania Amerika Utara yang kemudian menjadi Manitoba, Kanada. Sesuai keinginan sang ayah, MacDonald mendapat pekerjaan tetap sebagai klerek bank.

Pelayaran ke Jepang sunting

Sebagai anak muda yang ingin bertualang, MacDonald tidak lama kemudian berhenti kerja dari bank, dan memutuskan ingin pergi ke Jepang. Ia bersikeras ingin berangkat walaupun tahu Jepang sedang menjalankan politik isolasi. Orang asing yang berani menjejakkan kaki di wilayah Jepang akan dihukum mati atau dipenjara. Pada tahun 1845, MacDonald bekerja sebagai pelaut di kapal pemburu paus Plymouth. Pada tahun 1848, kapten kapal Plymouth setuju untuk menurunkannya di tengah laut bersama sebuah perahu kecil di lepas pantai Hokkaido. Ia mendarat di Pulau Rishiri pada 1 Juli 1848, dan berpura-pura sebagai korban kapal karam. Ia ditangkap oleh orang Ainu yang menyerahkannya ke daimyo Matsumae. Selanjutnya, MacDonald dikirim ke Nagasaki untuk ditahan. Pada waktu itu, Nagasaki adalah satu-satunya pelabuhan di Jepang yang diizinkan melakukan perdagangan dengan negara asing, namun secara terbatas dengan kapal-kapal Belanda.

MacDonald tiba di Jepang pada masa Bakumatsu. Sebagai tekanan agar Jepang mengakhiri politik isolasi, kapal-kapal Amerika Serikat dan Inggris semakin banyak yang berlayar mendekati perairan Jepang. Di Jepang waktu itu, tidak ada orang Jepang yang sedikit banyak dapat berbicara bahasa Inggris. Oleh karena itu, Keshogunan Tokugawa mengutus 14 orang Jepang untuk belajar bahasa Inggris dari MacDonald. Keempat belas orang Jepang tersebut terdiri dari para samurai yang sebelumnya pernah belajar bahasa Belanda. Mereka juga pernah mencoba belajar bahasa Inggris dari orang yang bukan penutur asli, misalnya dari orang Belanda yang sedikit mengerti bahasa Inggris. Di antara 14 samurai yang menjadi murid MacDonald, Einosuke Moriyama adalah murid yang paling pintar.

MacDonald ditahan di Nagasaki selama 10 bulan. Selama dalam tahanan yang nyaman di sebuah kuil Buddha, ia belajar bahasa Jepang. Pada April 1849, MacDonald bersama 15 awak kapal korban kapal karam dipulangkan dengan menumpang kapal perang Amerika Serikat. Ia diserahkan kepada Kapten James Glynn, nakhoda kapal perang Amerika Serikat USS Preble yang dikirim untuk menjemput pelaut yang terdampar dari kapal pemburu paus Lagoda. Kapten Glynn di kemudian hari menyatakan bahwa Amerika Serikat harus menandatangani perjanjian dengan Jepang, "bila tidak dapat secara damai, maka melalui kekerasan."

Setiba di Amerika Utara, MacDonald mengirim surat pernyataan kepada Kongres Amerika Serikat. Pernyataan yang dibuatnya menjelaskan tentang masyarakat Jepang yang sangat diatur dan diawasi, dan sopan santun orang Jepang yang sangat tinggi." Ia kemudian melanjutkan kariernya sebagai pelaut.

Setelah berlayar ke pelosok dunia, MacDonald kembali ke Lower Canada (sekarang Quebec). Pada tahun 1858, ia pergi ke British Columbia yang baru didirikan sebagai koloni, dan mendirikan bisnis pengepakan di ladang emas Sungai Fraser sebelum pindah ke Cariboo pada tahun 1864. Ia juga ikut serta dalam Ekspedisi Eksplorasi Pulau Vancouver.

Walaupun murid-muridnya berperan penting dalam perundingan Jepang dengan Komodor Perry dan Lord Elgin, MacDonald sendiri tidak pernah mendapat pengakuan atas jerih payahnya. Kisah perjalanan dan petualangannya di Jepang baru diterbitkan pada 1923, sekitar 29 tahun setelah ia meninggal dunia. Ia meninggal sebagai orang miskin di negara bagian Washington, Amerika Serikat pada tahun 1894, ketika sedang mengunjungi keponakannya. Kalimat terakhir yang diucapkannya konon adalah "Sayonara, my dear, sayonara..."

Makam sunting

 
Monumen berbahasa Jepang di tempat kelahiran Ranald MacDonald di Astoria, Oregon.

Makam MacDonald berada di Pemakaman Ranald McDonald, Ferry County, Washington, Amerika Serikat. Pada batu nisannya tertulis:

Monumen untuk Ranald MacDonald juga didirikan di Rishiri, Nagasaki, dan tanah kelahirannya di bekas pos perdagangan bulu binatang Benteng Astoria, Astoria, Oregon.

Referensi sunting

  1. ^ Webber, Bert (1984). Wrecked Japanese Junks adrift in the North Pacific Ocean. Ye Galleon Press. ISBN 0-87770-220X Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 

Bacaan selanjutnya sunting

Pranala luar sunting