Raden Aria Adipati Prawiradiredja I
Raden Aria Adipati Prawiradireja I adalah bupati Cianjur ketujuh dan regent Cianjur keenam. Ia merupakan regent pertama Hindia Belanda setelah dibubarkannya VOC.
Raden Aria Adipati Prawiradireja I | |
---|---|
[[Bupati Cianjur]] 7 | |
Masa jabatan 1813–1833 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Cianjur |
Meninggal | Cianjur |
Profesi | Bangsawan |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan Awal
suntingNama asli R.A.A Prawiradireja I adalah Raden Wiradireja. Ia adalah keponakan Raden Adipati Wira Tanu Datar VI, yaitu anak dari adik wanitanya yang bernama Tanjungnagara. Sebelum diangkat regent Cianjur ia menjabat sebagai patih Cianjur.[1]
Pengangkatan Sebagai Regent
suntingPada tahun 1813 Aria Wiranagara putra pertama Raden Adipati Wira Tanu VI -terkenal dengan sebutan Aria Cikalong- yang ketika itu menjabat patih Cianjur, merasa bahwa dirinya tidak mungkin dapat menggantikan ayahnya menjadi regent Cianjur. Hal ini karena ia tidak disukai oleh Belanda karena sifatnya yang kejam dan pemarah. Ia kemudian mengundurkan diri sebagai patih Cianjur. Jabatan patih kemudian diteruskan oleh adik sepupunya (keponakan Wira Tanu Datar VI) yaitu Wiranagara.[1]
Tak lama setelah kejadian itu, Wira Tanu Datar VI sakit parah. Residen Priangan kemudian menyampaikan surat guna menanyakan siapakah yang akan menjadi penggantinya. Wira Tanu Datar VI kemudian mencalonkan dua orang, yaitu Patih Cianjur (Wiranagara) dan Regent Buitenzorg. Tiga bulan setelah itu Wira Tanu Datar VI meninggal. Sesepuh Cianjur ketika itu yaitu Raden H. Jayanagara, Raden Muhammad Husen (Penghulu Cianjur). Raden H. Natanagara, Raden Aria Wasitareja dan sekretaris yang bernama Prisje, mengadakan musyawarah yang keputusannya yaitu mengusulkan Raden Wiradireja yang ketika itu menjabat patih untuk diangkat sebagai regent Cianjur kepada Pemerintahan Batavia. Hal ini senada dengan Residen Macquoid yang juga mengusulkan patih Cianjur sebagai regent. Sedangkan regent Buitenzorg yaitu Wira Nata tidak disetujui oleh Residen.[1]
Ia diangkat sebagai regent pada tanggal 18 April 1813 dan dalam akta tanggal itu juga ia meminta gelar Tumenggung Wiradireja. Menurut akta 1 Maret 1816, ia dianugerahi gelar Adipati. Gelar resminya adalah Raden Aria Adipati.[1]
Regent Cianjur
suntingMasa pemerintahannya sebagai regent ada beberapa kejadian penting yang terjadi yaitu:
Bubarnya VOC
suntingSebenarnya bubarnya VOC terjadi sebelum masa pemerintahan Prawiradireja I, ketika Cianjur dibawah pemerintahan Wira Tanu Datar VI. Ini menjadikan Prawiradireja I sebagai regent pertama masa pemerintahan Hindia Belanda.[1]
Masa Raffles 1811-1816
suntingPada masa Prawiradeireja I terjadi perubahan kekuasaan di Hindia Belanda, yaitu dengan berkuasanya Inggris. Ketika itu Inggris mengutus Thomas Stanford Raffles sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda. Namun masa pemerintahan Raffles tidak lama karena Inggris kembali menyerahkan Hindia Belanda pada Kerajaan Belanda.[1]
Kepatihan Soekaboemi
suntingPada masa pemerintahannya, terjadi perubahan nama untuk Kepatihan Tjikole yang dibentuk oleh Bupati sebelumnya, menjadi Kepatihan Soekaboemi pada tanggal 13 Januari 1815. Kepatihan ini merupakan pendahulu dari Kabupaten Sukabumi saat ini.
Masa Tua dan Kematian
suntingPrawiradireja I memerintah selama 20 tahun. Ia tidak memerintah sampai akhir hayatnya, karena pada tahun 1833 ia turun tahta dan digantikan anaknya yaitu Raden Tumenggung Wiranagara. Setelah turun tahta ia tidak tinggal di pendopo tapi pindah ke dekat Mesjid Agung Cianjur. Setelah turun tahta ia disebut Dalem Sepuh. Prawiradireja meninggal pada tahun 1834[1]
Referensi
suntingDidahului oleh: R.A. Wira Tanu Datar VI |
Bupati Cianjur 1813 - 1833 |
Diteruskan oleh: R. Tumenggung Wiranagara |