Prasasti Kuburajo
Prasasti Kuburajo (juga disebut Prasasti Kuburajo I atau Prasasti Koeboer Radja) ditemukan di daerah Kuburajo 0°27′48″S 100°34′42″E / 0.463309°S 100.578461°E, Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada tahun 1877 dan didaftarkan oleh N.J. Krom dalam "Inventaris der Oudheden in de Padangsche Bovenlanden" (OV 1912:41). Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta, yang terdiri atas 16 baris tulisan. Prasasti ini merupakan salah satu dari sekian banyak prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman.
Penemuan
suntingSewaktu Kern pertama kali mempublikasikasikan penemuan prasasti ini pada tahun 1913,[1] maka Kern beranggapan bahwa prasasti itu berasal dari "Kubur Raja" sehingga disimpulkannya bahwa prasasti itu merupakan nisan (bahasa Belanda: grafsteen) Adityawarman. Kesalahan tersebut diperbaiki oleh F.D.K. Bosch dalam "Laporan Arkeologi 1930" hal. 150, yang membuat kesimpulan bahwa prasasti ini adalah prasasti di Kubu (bahasa Minangkabau, artinya benteng) Raja.[2]
Selain prasasti ini, di daerah ini masih terdapat lagi beberapa buah prasasti, di antaranya yang bergambar matahari atau teratai (lambang agama Buddha) yaitu Prasasti Kuburajo II.
Teks prasasti
suntingTulisan pada prasasti ini tidak terstruktur, dan banyak kejanggalan dalam tata bahasanya, teks terdiri dari kata-kata tunggal dan majemuk tanpa struktur kalimat yang lengkap. Mengenai arti dari kata-kata yang terpahat adalah berisi tentang syair pujian dari Adityawarman untuk menjelaskan kedudukan dan keutamaannya.
Berikut ini teks pada prasasti tersebut (artikel H. Kern belakangan ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kozok & Van Reijn) [3]
- Oṃ māṃla virāgara —
- Ādvayavarmma
- mputra Kaṇaka
- medinīndra — ǀ o ǀ
- śukṛtā ā vila
- bdhakusalaprasa —
- ǁ dhru ǁ maitrī karu
- ṇā ā mudīta u
- pekṣā ā ǁ yācakka
- jaṇakalpatarurupa
- mmadāna ǁ ā ǁ Ādi
- tyavarmma mbhūpa kulisa
- dharavaṅśa ǀ o ǀ pra
- tīkṣa avatāra
- śrīlokeśvara
- deva ǁ mai —
Penafsiran teks prasasti
suntingPrasasti Kuburajo ini dapat ditafsirkan sebagai berikut (alih bahasa perkiraan):
|
(Sapaan dalam agama Budha) |
- Catatan
- [ ] kata-kata penghalus
- ( ) tambahan
Warisan sejarah
suntingSebagai bagian dari warisan sejarah Indonesia, saat ini kondisi dari beberapa prasasti atau batu bersurat yang terdapat di kawasan Kuburajo ini, hampir tidak terawat atau tidak diurus dengan baik, bahkan pada prasasti ada yang dicoret oleh oknum yang tidak bertanggungjawab serta sampah yang berserakan di sekitar prasasti tersebut.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Kern, H., (1913), Grafsteenopschrift van Koeboer Radja, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlands-Indië 67, 401-404.
- ^ Bosch, F.D.K. (1930) “Verslag van een reis door Sumatra.” Oudheidkundige Verslag hal. 133-57.
- ^ Kozok, Uli, & Eric van Reijn. (2010) “Adityawarman: Three Incriptions of the Sumatran King of All Supreme Kings.” Indonesia and the Malay World 38, hal. 135-158.