Portal:Kedokteran hewan/Artikel pilihan

Halaman ini memuat artikel pilihan yang ditampilkan di halaman utama Portal kedokteran hewan. Saat ini, artikel tersebut dijadwalkan untuk berganti setiap bulan.

Jadwal sunting

Bulan Isi
Januari
 
Seorang penderita rabies yang sedang dirawat, 1958

Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit akibat infeksi virus rabies yang menimbulkan radang otak pada mamalia, termasuk manusia. Penyakit ini sangat mematikan dan bersifat zoonotik atau menular dari hewan ke manusia. Penularan terjadi saat partikel virus yang berada dalam air liur hewan terinfeksi—seperti anjing, kucing, monyet, kelelawar dan rakun—berhasil masuk ke dalam tubuh manusia atau hewan peka lainnya, misalnya melalui gigitan atau cakaran, atau saat air liur tersebut mengenai mata, mulut, hidung, atau kulit yang terluka. Jangka waktu antara paparan virus dan timbulnya gejala biasanya berkisar dari satu hingga tiga bulan, tetapi dapat bervariasi dari kurang dari satu minggu hingga lebih dari satu tahun, tergantung pada jarak yang harus ditempuh virus dari saraf tepi ke saraf pusat. Gejala awal dapat berupa demam dan kesemutan di lokasi paparan. Gejala ini diikuti oleh satu atau beberapa gejala-gejala berikut: mual, muntah, kejang-kejang, eksitasi yang tidak terkendali, ketakutan terhadap air (hidrofobia), ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh, kebingungan, dan kehilangan kesadaran. Begitu virus mencapai otak dan memicu gejala saraf, penderita rabies hampir selalu mengalami kematian, apa pun perawatan dan pengobatannya.

Secara epidemiologis, terdapat dua siklus rabies, yaitu rabies urban yang bersirkulasi di tengah masyarakat dengan hewan domestik sebagai reservoir utama dan rabies silvatik yang bersirkulasi di alam liar dengan satwa liar sebagai reservoir utama. Di negara-negara dengan rabies urban, lebih dari 99% kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing. Di Benua Amerika, gigitan kelelawar merupakan sumber infeksi rabies yang paling banyak dilaporkan, sedangkan gigitan anjing berkontribusi pada kurang dari 5% kasus. (Artikel selengkapnya...)

Februari
 
Vaksinasi pada babi

Vaksinasi hewan adalah vaksinasi atau pemberian vaksin pada hewan untuk membantu sistem imun hewan tersebut mengembangkan perlindungan terhadap penyakit infeksi. Vaksin hewan yang pertama kali dibuat adalah vaksin kolera unggas pada 1879 oleh Louis Pasteur. Saat ini, beragam vaksin telah diproduksi untuk mencegah berbagai penyakit, seperti vaksin rabies untuk anjing dan kucing, vaksin flu burung untuk unggas, dan vaksin antraks untuk sapi. (Artikel selengkapnya...)

Maret
 
Seorang dokter hewan sedang memeriksa kuda impor di instalasi karantina hewan dalam rangka Asian Games 2018.

Di Indonesia, praktik ilmu kedokteran hewan telah berlangsung dan berkembang selama ratusan tahun. Layanan dokter hewan serta pendidikannya telah dirintis sejak zaman penjajahan Belanda. Per tahun 2023, terdapat 12 universitas yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran hewan. Para dokter hewan memiliki Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) sebagai organisasi profesi.

Sebagian dokter hewan di Indonesia membuka layanan praktik secara mandiri maupun berkelompok. Sebagian lainnya bekerja untuk Pemerintah Indonesia, perusahaan swasta, atau organisasi nirlaba dengan memberikan jasa medisnya atau menjadi konsultan, peneliti, dan pengajar. Sebagian dokter hewan juga menjadi wiraswasta di bidang yang berkaitan dengan kesehatan hewan, misalnya usaha obat hewan, serta peternakan dan pengolahan pangan asal hewan. Semboyan dokter hewan Indonesia adalah manusya mriga satwa sewaka, yang artinya "mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan". (Artikel selengkapnya...)

April
 
Sianosis pada jengger ayam merupakan salah satu tanda klinis flu burung.

Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza, disingkat AI) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang telah beradaptasi untuk menginfeksi burung. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena membunuh ternak ayam dalam jumlah besar. Terkadang mamalia, termasuk manusia, dapat tertular flu burung. (Artikel selengkapnya...)

Mei
 
Siklus hidup cacing Taenia (penyebab taeniasis dan sistiserkosis) menunjukkan bahwa penyakit dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya

Zoonosis atau penyakit zoonotik adalah penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Zoonosis disebabkan oleh patogen seperti bakteri, virus, fungi, serta parasit seperti protozoa dan cacing. Sebuah penelitian pada tahun 2001 memperkirakan lebih dari 60% penyakit infeksi pada manusia tergolong zoonosis.

Di seluruh dunia, timbul kewaspadaan terhadap penyakit infeksi yang baru muncul (EID) serta penyakit infeksi yang muncul kembali; mayoritas penyakit-penyakit tersebut merupakan zoonosis. Beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia, berisiko tinggi memunculkan EID yang bersifat zoonotik dari hewan liar. (Artikel selengkapnya...)

Juni
 
Anatomi luar burung (topografi) :
1. Paruh     12. Anus
2. Kepala     13. Paha
3. Iris     14. Artikulasi Tibio-Tarsal
4. Pupil     15. Tarsus
5. Mantel     16. Kaki
6. Lesser Bulu     17. Tulang kering
7. Scapular     18. Perut
8. Bulu Atas     19. Panggul
9. Tertials     20. Dada
10. Pantat     21. Tenggorokan
11. Primari     22. Pial

Anatomi burung atau struktur fisik tubuh burung memperlihatkan banyak adaptasi, yang kebanyakan bertujuan untuk menunjang kemampuan terbang. Burung memiliki sistem kerangka yang ringan dan otot yang ringan tetapi kuat, dengan sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan yang mampu dalam tingkat metabolisme yang tinggi serta asupan oksigen yang memungkinkan burung untuk terbang. Perkembangan paruh telah membawa evolusi pada sistem pencernaan. Kekhususan anatomi tersebut telah menempatkan burung dalam klasifikasi ilmiah mereka dalam filum vertebrata. (Artikel selengkapnya...)

Juli
 
Leptospira perbesaran 200 kali lipat dengan mikroskop bidang gelap.

Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama penyakit Weil, demam ikterohemoragi, penyakit Swineherd, demam pesawah (ricefield fever), demam pemotong tebu (cane-cutter fever), demam lumpur, jaundis berdarah, penyakit Stuttgart, demam kanikola, penyakit kuning nonvirus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing

Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis. Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit. Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi. (Artikel selengkapnya...)

Agustus
 
Pendarahan pada ginjal merupakan salah satu perubahan histopatologis pada demam babi klasik.

Demam babi klasik (Inggris: classical swine fever) atau kolera babi (hog cholera) adalah penyakit menular pada babi yang disebabkan oleh Pestivirus C. Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi, kejang, pendarahan pada permukaan kulit serta organ dalam, dan sering kali berakhir dengan kematian.

Nama resmi penyakit ini di tingkat internasional menurut Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) adalah classical swine fever (CSF). Istilah CSF lebih sering digunakan di Eropa, sedangkan hog cholera digunakan di Amerika Serikat. Virus penyebab penyakit ini beberapa kali mengalami perubahan nama. Pada tahun 2000, nama hog cholera virus diubah menjadi classical swine fever virus dan pada tahun 2017 diubah lagi menjadi Pestivirus C. (Artikel selengkapnya...)

September Hari Rabies Sedunia (bahasa Inggris: World Rabies Day, sering disingkat WRD) adalah sebuah kampanye global yang diselenggarakan pada tanggal 28 September setiap tahun. Peringatan Hari Rabies Sedunia dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies.

Hari Rabies Sedunia mulai diselenggarakan pada tahun 2007. Secara umum, pelaksanaan WRD dilakukan dengan sosialiasi kepada masyarakat dan vaksinasi rabies terhadap hewan, terutama anjing. Tujuan yang ingin dicapai oleh kampanye ini adalah menjadikan dunia bebas dari penyakit rabies pada tahun 2030. (Artikel selengkapnya...)

Oktober
 
Anjing berumur tiga bulan yang menderita penyakit parvovirus. Diare dengan tinja yang encer (sebelah kanan) merupakan salah satu tanda penyakit ini.

Penyakit parvovirus anjing adalah penyakit menular pada anjing yang disebabkan oleh Canine parvovirus (disingkat CPV atau CPV-2). Penyakit ini bersifat mematikan, terutama pada anjing yang berusia kurang dari enam bulan. (Artikel selengkapnya...)

November
 
Struktur dari sebuah Henipavirus

Infeksi virus Nipah (NiV) adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus Nipah. Gejala dari infeksi nipah bervariasi mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga demam, batuk, sakit kepala, sesak napas, dan kebingungan. Jika gejala memburuk pasien akan mengalami koma selama satu sampai dua hari. Juga mengalami komplikasi seperti peradangan otak dan kejang setelah pemulihan.


Virus Nipah sejenis virus RNA dalam genus Henipavirus. Virus ini bisa menyebar antar-manusia yang satu dengan yang lainnya dan dari hewan ke manusia. Penyebaran virus ini biasanya berasal dari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Virus nipah biasanya bersumber dari kelelawar buah. Diagnosis virus ini berdasarkan pada gejala dan konfirmasi dari uji laboratorium. (Artikel selengkapnya...)

Desember
 
Peternakan intensif ayam potong, Amerika Serikat

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Hewan yang banyak diternakkan di antaranya sapi, ayam. kambing, domba, dan babi. Hasil peternakan di antaranya daging, susu, telur, dan bahan pakaian (seperti wol). Selain itu, kotoran hewan dapat menyuburkan tanah dan tenaga hewan dapat digunakan sebagai sarana transportasi dan untuk membajak tanah.

Hal-hal yang termasuk kegiatan beternak di antaranya pemberian makanan, pemuliaan atau pengembangbiakan untuk mencari sifat-sifat unggul, pemeliharaan, penjagaan kesahatan dan pemanfaatan hasil. Peternakan dapat dibedakan menjadi peternakan ekstensif atau intensif, dan terdapat juga peternakan semi intensif yang menggabungkan keduanya. Dalam peternakan ekstensif, hewan dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri, kadang di lahan yang luas, dan kadang dengan pengawasan agar tidak dimangsa. Dalam peternakan intensif, terutama peternakan pabrik yang umum di negara-negara maju, hewan dikandangkan dalam gedung berkepadatan tinggi, makanannya dibawa dari luar, dan hidupnya diatur agar memiliki produksi dan efisiensi tinggi. (Artikel selengkapnya...)