Pharming dalam bioteknologi mengacu pada penggunaan rekayasa genetika untuk merakit hewan atau tumbuhan yang dapat menghasilkan bahan dasar pengobatan (farmasetika) tertentu dalam produk yang dihasilkannya, yang dalam kondisi biasa tidak memungkinkan. Pharming memiliki kemiripan dengan pangan fungsional; perbedaannya adalah pada fungsi produk tambahan yang dihasilkan.

Dalam pharming, produk yang dihasilkan oleh hewan ternak atau tumbuhan kemudian diproses untuk memperoleh farmasetika dalam bentuk murni, meskipun ada pula yang produknya dapat dikonsumsi langsung. Teknologi ini berpotensi untuk menghasilkan farmasetika atau vaksin dalam jumlah besar dan, tidak seperti penggunaan bakteri, tidak memerlukan bioreaktor.

Produk-produk pharming adalah protein rekombinan atau produk metabolismenya. Obat yang dibuat dari protein rekombinan dapat memiliki efisiensi lebih tinggi dan memiliki dampak sampingan yang lebih sedikit daripada molekul organik kecil karena tindaknya akan lebih spesifik ke sasaran penyebab penyakit dan tidak hanya menghilangkan gejalanya.