Pesan dalam botol (message in a bottle) adalah cara berkomunikasi dengan memasukkan pesan tertulis di dalam wadah (biasanya botol gelas atau plastik) dan membuangnya ke laut atau samudra. Kalau-kalau saja ada orang yang memungut botol tersebut dan membaca pesan yang ada di dalamnya. Pesan tidak ditujukan kepada orang tertentu, arus laut diharapkan dapat membawa botol ke tempat yang jauh.

Imajinasi orang bisa melayang jauh bila menemukan botol apalagi yang berisi pesan di pantai. Orang yang terdampar di pulau yang jauh mungkin saja menulis pesan dan memasukkannya ke dalam botol untuk meminta pertolongan. Tapi orang iseng bisa juga menulis pesan di secarik kertas sekadar ingin mengetahui seberapa jauh botol akan dibawa arus dan gelombang. Ada juga orang yang ingin mencari teman baru di tempat yang jauh. Orang sebetulnya dilarang membuang botol di laut. Di hampir semua negara di dunia, membuang sampah ke laut merupakan tindakan yang dikenakan denda tinggi hingga hukuman kurungan. Ilmuwan oseanologi sering menggunakan pola perjalanan sampah yang dibawa arus laut untuk mempelajari arus laut.

Dalam bahasa Inggris, istilah "message in a bottle" mengacu pada pesan yang ditulis tetapi tidak ditujukan kepada orang tertentu atau siapa yang akan membacanya belum diketahui.

Sejarah sunting

 
Start (Hurtigruten, 2011)

Catatan tertulis menyebut filsuf Yunani kuno bernama Theophrastus sebagai penulis pesan dalam botol yang pertama sekitar tahun 310 SM. Dalam eksperimennya, Theophrastus ingin membuktikan bahwa Laut Tengah berasal dari aliran Samudera Atlantik.

Dalam perjalanan pulang ke Spanyol setelah menemukan dunia baru, kapal Christopher Columbus dilanda badai hebat. Takut dirinya bakal tidak selamat, Columbus memasukkan laporan penemuan dunia baru ke dalam tong kayu bekas minuman anggur dan membuangnya ke laut. Di dalam botol juga ditulis pesan agar penemunya menyerahkan laporan yang ditulis Columbus kepada Ratu Spanyol. Tong kayu yang disegel agar tidak bocor berhasil ditemukan sekitar 300 tahun kemudian.[butuh rujukan]

Pada abad ke-16, Angkatan Laut Inggris dan juga angkatan laut negara lain menggunakan pesan dalam botol untuk mengirimkan informasi ke pantai tentang posisi musuh. Di zaman Ratu Elizabeth I bahkan sampai ada jabatan "Pembuka gabus pesan dalam botol samudra" (Uncorker of Ocean Bottles). Orang biasa yang sembarangan membuka pesan dalam botol bisa dihukum mati.[1]

Di bulan Mei 2005, 88 orang imigran yang kapalnya karam berhasil diselamatkan di lepas pantai Kosta Rika. Para imigran sempat memasukkan pesan SOS di dalam botol dan mengikatkan botol tersebut di jaring kapal nelayan yang kebetulan lewat.[2]

Metode yang hampir serupa sunting

Balon gas sering dipakai untuk membawa pesan melalui udara. Balon gas bisa dilepaskan dari tempat mana saja di muka bumi dan bisa sampai ke seluruh tempat di muka bumi. Lagipula balon gas tidak seperti pesan dalam botol yang sudah dibuang orang ke laut, tetapi dibawa kembali ke pantai oleh ombak.

Badan antariksa Amerika Serikat NASA sudah beberapa kali meluncurkan "pesan dalam botol" antargalaksi. Plakat Pioneer yang berupa lembaran aluminium berlapis emas berukuran 6 x 9 inci disekrupkan ke bagian luar pesawat luar angkasa Pioneer 10 (diluncurkan 2 Maret 1972) dan Pioneer 11 (diluncurkan 5 April 1973). Pesan dalam plakat berupa gambar sosok sepasang manusia bumi dan lokasi tempat tinggalnya di dalam tata surya.

Di musim panas tahun 1977, NASA meluncurkan dua pesawat luar angkasa proyek Voyager. Masing-masing pesawat membawa piringan tembaga berlapis emas berukuran 12 inci yang dikenal sebagai Piringan emas Voyager. Piringan ini berisi rekaman suara dan gambar yang mewakili peradaban manusia dan kehidupan di bumi.

Dalam budaya populer sunting

"Message in a Bottle" adalah lagu populer pada tahun 1980-an dari The Police.

Referensi sunting

  1. ^ Kraske, Robert (1977). The twelve million dollar note: Strange but true tales of messages found in seagoing bottles. T. Nelson; 1st ed. hlm. pp. 55–56. ISBN 0-8407-6575-4. 
  2. ^ "Message in bottle saves drifting migrants". 2005-05-31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-07-29. Diakses tanggal 2006-05-27. 

Pranala luar sunting