Pertempuran Hokuetsu

Pertempuran Hokuetsu (北越戦争, Hokuetsu senso) adalah sebuah pertempuran dari Perang Boshin dari restorasi Meiji, yang terjadi pada 1868 di bagian barat laut Jepang, di wilayah Prefektur Niigata pada masa sekarang.

Latar belakang sunting

Perang Boshin dimulai pada 1868 antara para pasukan yang menginginkan restorasi otoritas politik untuk Kaisar dan pemerintahan keshogunan Tokugawa. Pemerintahan Meiji yang baru mengalahkan para pasukan Shōgun Tokugawa Yoshinobu (kebanyakan dari domain barar Satsuma dan Chōshū) pada Pertempuran Toba-Fushimi, dan setelah itu dibagi dalam tiga tentara yang ditempatkan pada ibu kota Shogun Edo. Tentara kekaisaran berpawai di pesisir Laut Japan yang dikomandani oleh Yamagata Aritomo dan Kuroda Kiyotaka.

Penjelasan sunting

Makino Tadakuni, daimyō Nagaoka, di Provinsi Echigo (sekarang prefektur Niigata) adalah pendukung keshogunan Tokugawa, dan menarik perwakilan untuk pemerintahan yang baru setelah kejatuhan Istana Edo ke tangan tentara kekaisaran. Dengan bantuan dua pengusaha Prusia (Edward dan Henry Schnell bersaudara) sebagai penasihat militer, ia mendapatkan dua alat tembak Gatling (hanya satu yang sampai ke Jepang pada waktu itu), 2,000 rifle Prancis, dan berbagai persenjataan yang lain.

Pada 4 Mei 1868, Nagaoka bergabung dengan Koalisi Utara melawan pemerintahan Kekaisaran. Tentara Kekaisaran berupaya untuk pemerbaharui pelabuhan Niigata untuk memfasilitasi suplai persenjataan dan pasukan dalam kampanye tersebut melawan Aizu dan Shōnai, dua pusat utama pemberontakan.

Dampak sunting

Pertempuran Hokuetsu mengakhiri resistensi terakhir dari pemerintahan Meiji yang baru di pesisir Laut Jepang Honshū, dan mengisolasi pusat resistensi yang tersisa: Aizu. Setelah upaya menghentikan perjuangan tentara kekaisaran gagal pada Pertempuran Bonari Pass, pertempuran penting berikutnya dalam Perang Boshin adalah Pertempuran Aizu.

Bacaan tambahan sunting

  • Adachi Yoshio 阿達義雄. Kaishō Suneru to Boshin Niigata kōbōsen 怪商スネルと戊辰新潟攻防戦. Niigata: Toyano Shuppan 鳥屋野出版, 1985.

Pranala luar sunting